perpisahan kedua orang tuanya itu,membuat seorang gadis bernama Adira Amna (21) sulit untuk menjalin sebuah hubungan serius dengan laki-laki.
hingga dengan tiba-tiba, Amna dilamar oleh seorang pria yang baru dikenal nya selama beberapa minggu! lalu,apakah Amna akan menerima lamaran dari pria tersebut?
penasaran sama kelanjutan ceritanya? yuk baca👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adira amna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
kringggg kringggg
Alarm di ponsel Amna berdering, menunjukan pukul 4 subuh. Dan ini adalah hari Senin, hari dimana semua para pekerja, disibukan kembali oleh aktifitas mereka, termasuk Amna.
"Ya ampun. kenapa udah hari Senin lagi aja sih, cepet banget perasaan!!" gerutu Amna, yang segera beranjak ke kamar mandi.
Seperti biasa, Setelah mandi Amna mengambil air wudhu, untuk melakukan kewajiban nya. Setelah selesai solat, Amna segera bersiap, untuk berangkat ke tempat kerja nya. Membawa tas dan juga ponsel ditangan nya, Amna pun menuruni anak tangga dengan pelan. Setiap hari Senin, memang Amna akan berangkat lebih pagi dari hari lain nya.
Toktok
Amna mengetuk, pintu kamar sang ayah untuk berpamitan. "ayah!!"
"Gak, sarapan dulu kak?" tanya ayah, ketika pintu sudah terbuka.
"Nanti aja yah, beli nasi kuning dijalan!" ucap Amna, sambil menyalami tangan sang ayah.
Amna melajukan motor nya dengan santai. tidak terlalu terburu-buru, karna waktu juga masih cukup pagi. Amna menghentikan motor nya, ditukang nasi kuning yang ada dipinggir jalan. setelah menerima pesanan nya, Amna pun kembali melajukan motor nya menuju ke tempat kerja. Saat sedang memarkirkan motor nya, Amna dikejutkan oleh Anisa yang menepuk bahu nya tiba-tiba.
"Ya ampun Anisa, kaget banget gue. Semprul!" gerutu Amna, yang masih memegangi dadanya.
"hehe!! sorry na, abis lu ga sadar gue udah berdiri di lobby, malah main lewat aja!" Anisa memajukan bibir nya. "ayo ah masuk!" lanjutnya lagi.
Mereka pun berjalan, menuju office untuk melakukan absen. "Sarah belum Dateng nis?" tanya Amna saat mereka hendak brifing.
"Telat dia kaya nya, mungkin kecapean abis bantuin sodara nya hajatan!" ujar Anisa, dan tak lama mereka melihat Sarah, memasuki office dengan napas yang ngos-ngosan.
Setelah brifing selesai, mereka pun langsung mengerjakan tugas masing-masing. Hingga jam istirahat tiba, ketiga nya memutuskan untuk makan siang, di warteg dekat kantor. Disaat mereka sedang asyik mengobrol, ponsel Amna yang tergelatak diatas meja berdering, menampilkan nama 'mas radit' dilayar nya. Amna pamit, pada kedua sahabat nya itu untuk mengangkat telpon sebentar. Setelah panggilan berakhir, amna pun kembali ke mejanya untuk melanjutkan makan.
"Itu, tadi yang telpon, mas Radit yang waktu itu nyerempet lu, na?" tanya Sarah, karna penasaran kenapa laki-laki itu jadi sering menghubungi Amna belakangan ini.
"Sorry ya guys, gue belum sempat cerita ke kalian!!" Amna menunjukan wajah menyesal, pada kedua teman nya itu.
"Kenapa sih na!?" Anisa bertanya, dengan alis yang sudah naik sebelah.
Amna bingung, harus menjelaskan dari mana dulu pada kedua teman nya itu. "Gue bakal jelasin, tapi kalian janji ya, gak akan heboh?". Dan kedua teman nya itu, hanya menganggukkan kepala saja.
Amna menjelaskan secara detail, tentang Radit yang sudah melamar nya, Dan Amna pun sudah menerima lamaran tersebut. Dan respon kedua nya itu sesuai dengan apa yang Amna bayangkan. Yaitu berteriak! hingga membuat semua orang, yang sedang berada disitu menoleh ke arah mereka.
"Na, lu bercanda sama kita? Lu gila apa gimana , terima lamaran dari laki-laki yang baru lu kenal." gerutu Sarah, sementara Anisa hanya diam, bingung mau ngomong apa.
"Sar, gue punya alesan kenapa gue pilih mas Radit!!" Amna tau, keputusan yang ia ambil terkesan seperti mau main-main. Tapi Amna punya alesan, kenapa ia memilih Radit.
"Apa, Karna dia baik? Na lu baru kenal dia, lu gak tau gimana sifat aslinya!" Sarah menggelengkan kepalanya, gak habis fikir sama Amna.
"Sar makasih karna lu udah khawatir sama gue. tapi ini pilihan gue sar, jadi tolong lu percaya ya sama gue!" Amna memegang tangan Sarah, mencoba meyakinkan teman nya itu.
"Tapi inget na, kalau dia sampai nyakitin lu, dia bakal Abis ditangan kita" ujar Sarah dengan nada tegas. Akhirnya mereka pun berpelukan, tanpa sadar kalau mereka kini menjadi pusat perhatian orang-orang.
Setelah jam istirahat usai, Ketiga nya pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Hingga tak kerasa, jam sudah menunjukan pukul 5 sore, Dan Amna pun segera menuju ke 'kopi time'.
****
"Assalamualaikum!!" ucap Amna ketika memasuki rumahnya.
Lampu lantai bawah sudah gelap semua, Dan Amna pun langsung menaiki tangga untuk ke kamar nya. Saat sampai di anak tangga terakhir, Amna melihat ayah dan kedua adiknya sedang menonton tv. Amna pun langsung menghampiri ayah dan mencium punggung tangan nya.
"Udah makan kak?" tanya Ayah, sambil mengusap kepala Amna.
"Udah yah, makan di kafe tadi!" jawab Amna, sambil melepas kerudung dan jaket yang ia kenakan.
"Dikulkas ada kue tuh na!" ujar Yaya, yang matanya masih melihat kearah layar tv.
Dan Amna pun hanya menganggukkan kepala nya, lalu Amna beranjak dari duduk nya dan memasuki kamar. Seperti biasa, Amna akan langsung mandi sehabis pulang bekerja.
Setelah mandi, Amna kembali bergabung bersama Ayah dan kedua adiknya. Yaya sedang memijat bahu ayah, tetapi mata anak itu tetap fokus pada layar di depan nya itu. Ponsel Amna berdering dan nama Radit lah yang tertera dilayar nya
📞 assalamualaikum de, udah sampe dirumah kan?
📞 waalaikumsalam mas, udah ini juga baru selesai mandi.
Radit memang selalu mengirimi Amna pesan, dan terkadang juga menelpon nya. Seperti sebelum Amna pulang dari 'kopi time' tadi, Radit menelpon dan menanyakan keberadaan nya. saat amna menjawab masih berada di kafe, Radit langsung bilang akan menjemputnya. Tetapi Amna menolak karna ia membawa motor, kalau Radit menjemput nya bagaimana dengan motor nya itu.
📞 mulai besok mas yang antar jemput aja ya sayang. Mas khawatir kalau Ade pulang malem sendirian.
📞 mas.. Amna kan udah biasa, mas juga kan belum jadi suami Amna, masa udah amna repotin terus hehehe.
📞 besok kita nikah kalau gitu.
Setelah panggilan berakhir, Amna memikirkan ucapan Radit tadi yang mengajak nya menikah. Radit bilang, Minggu ini ia akan mengajak Tante Erna dan keluarga nya silaturahmi ke rumah Amna, Amna pun hanya mengiyakan saja karna ia pikir itu hanya gurauan Radit karna ia menolak untuk diantar jemput.
***
"Kak, nanti motor gue pake ya!" ujar Altaf, saat Amna selesai mandi.
"Yaudah, nanti gue naik ojek aja berangkat nya!" Amna mengiyakan, karna biasa nya di hari Jumat, Altaf mengikuti kegiatan bakti sosial bareng teman-teman nya. Dan tempat nya selalu berbeda-beda.
"Gue anter aja tap?" ucap Yaya, yang sedang menaiki tangga membawa plastik berisi lontong sayur dan mangkok.
"Jauh kak, lagian gue mau bareng temen nanti!!" jawab Altaf, sambil mengambil alih mangkok dari tangan Yaya.
"Yaudah kalau gitu, lu aja na yang gue anterin!" Yaya melihat ke arah Amna, yang sedang membuka bungkus lontong sayurnya.
"gak usah lah, lu kan harus bantuin bude Salma diwarung. Gue naik ojek aja nanti!!" Yaya mendengus, karna ditolak untuk yang kedua kalinya.
Amna berangkat pukul 05.40 pagi, Dengan menggunakan ojek online. Saat sudah sampai di lobby kantor, Amna melihat Sarah sudah berdiri disana sambil memainkan ponsel nya.
"Woy, berdiri aja lu udah kaya satpam!" sapa Amna, dan itu berhasil membuat Sarah terlonjak kaget.
Sarah memicingkan mata nya. "Bocah semprul... Ngagetin orang aja lu!"
"Biasa nya kan, lu sama Anisa yang suka ngagetin gue. Sekarang gantian hehe!" Amna pun langsung merangkul Sarah, dan mengajak nya untuk ke office.
Tak lama, mereka melihat Anisa datang dengan wajah yang pucat. Amna dan Sarah pun, langsung menghampiri teman nya itu.
"Muka lu pucat banget nis, lu sakit?" tanya Sarah khawatir.
"Gue hamil..!" Jawab Anisa sambil tersenyum lebar. Dan Anisa pun semakin melebarkan bibir nya, karna melihat kedua teman nya itu terkejut.
"Alhamdulillah!!!" seru Amna dan Sarah kompak.
Amna dan Sarah, mengucapkan selamat atas kehamilan Anisa. Dan Sarah pun langsung memberi kan nasihat, kepada Anisa karna dia sudah berpengalaman lebih dulu. Anisa pun mendengarkan dengan baik nasihat itu.
"Gue sebenarnya disuruh Risen sama laki gue" ujar Anisa, saat mereka habis solat di mushola kantor.
"Ya bagus kalau Risen nis, lu jadi bisa fokus sama kehamilan lu!" Saat Amna menimpali ucapan Anisa, ponsel yang ada disaku nya berdering.
📞 Waalaikumsalam mas, iya tadi udah makan siang sama sarah sama Anisa juga.
📞 Hah... Ko mendadak mas? Iya mas Amna tunggu besok dirumah.
Setelah panggilan berakhir, Amna langsung terbengong atas ucapan Radit tadi. Gimana gak kaget, tadi ditelpon Radit mengatakan bahwa sore ini om dan Tante nya sampai di jakarta, Dan mereka akan bersilaturahmi ke rumah Amna besok.
"Ada apa sih na? Bikin penasaran aja lu!" tanya Sarah yang bingung melihat Amna tiba-tiba bengong.'udah kaya orang kesambet aja'.
"Besok, mas Radit mau kerumah sama Tante nya!" jawab Amna, melihat kedua teman nya itu bergantian. "Gue harus gimana dong?" lanjut nya lagi dengan muka yang seperti ingin menangis.
"Lu mau dilamar secara resmi, gitu maksud nya?" tanya Anisa yang menatap lekat wajah Amna. Dan amna pun hanya mampu menganggukkan kepala nya saja.
Sarah dan Anisa saling lirik, dan tiba-tiba mereka langsung memeluk Amna. "uhh selamat besti, akhirnya lu bakalan nikah juga kaya kita" mereka berseru dengan tawa bahagia.
"Perlu ditemenin gak nih besok? Tanya Anisa dengan alis yang naik turun. Amna pun menganggukkan kepala, sambil menunjukan deretan giginya.
*
*
*
*
*
paket lengkap banget si Radit Radit itu Tuhan