Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Ada urusan penting yang harus saya bicarakan dengan dia" kata Dena.
Haikal menganggukkan kepalanya paham
"Mari saya antar ke ruangan tuan Kevin." ucap Haikal.
Dena dan Sora melangkahkan kakinya mengikuti Haikal yang membawanya ke ruangan Kevin yang berada di lantai atas.
Mereka menaiki lift untuk menuju ke lantai tersebut.
Ting
Pintu lift terbuka, mereka melangkahkan kakinya menuju ke ruangan Kevin.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" terdengar suara teriakan dari dalam ruangan.
Ceklek.....
Setelah mendapat izin, Haikal pun perlahan membuka pintu ruangan tersebut.
"Ada apa Kal?" tanya Kevin yang terlihat duduk di kursi kebesarannya.
"Ada mertua dan adik ipar anda tuan" jawab Haikal setengah mengejek, membuat Kevin mendengus kesal.
"Suruh mereka masuk" ucap Kevin seraya beranjak dari kursinya, dia melangkahkan kakinya ke arah sofa, dia duduk di sana menyambut kedatangan Dena dan Sora.
Sebelumnya Kevin sudah memprediksi, cepat atau lambat mereka akan menemuinya.
"Selamat siang nak Kevin" sapa Dena selayaknya seorang mertua yang menyapa anak menantunya.
"Silahkan duduk, ada apa mencariku" ucap Axel yang tidak suka basa basi, apalagi meladeni drama ibu dan anak itu.
"Mama kesini ingin meminta nak Kevin untuk bertanggung jawab dengan kepada Sora" ucap Dena seraya menyerahkan bukti kehamilan putrinya kepada Kevin.
Kevin tersenyum sinis melihat semua bukti yang di bawa Dena kepadanya.
"Kenapa kalian meminta pertanggung jawaban dariku? memangnya apa yang aku perbuat" tanya Kevin santai seraya menyilangkan kedua kakinya.
"Karena nak Axel lah yang sudah meniduri Sora" jawab Dena dengan penuh keyakinan.
Sora dari tadi hanya diam saja mengikuti mamanya. Sebab, dia takut melihat wajah Kevin yang dominan.
"Apa anda yakin anak yang ada di kandungan putrimu itu anakku? dari tadi putrimu hanya diam saja tak mengatakan apapun" sindir Kevin sambil melirik ke arah Sora yang terus menunduk.
"Sora yakin ini anak kak Kevin. Aku ingat saat malam ulang tahunku itu kita menghabiskan malam bersama di hotek itu" ucap Sora yang mulai angkat bicara.
"Bukankah orang tuamu tahu, kalau aku pulang bersama Aurora" ucap Kevin dengan senyum menyeringai di bibirnya.
Deg
"Sial, aku lupa. Setelah pertengakaran itu Kevin dan Aurora pulang bersama. Terus siapa laki-laki yang sudah bermalam dengan Sora?" tanya Dena dalam hati.
Dena dan Sora terdiam, Sora tidak tahu tentang pertengkaran Aurora dan keluarganya. pasalnya saat itu dirinya sudah tidak ada di ruangan itu.
"Pulanglah, aku tak ingin istriku terbangun karena kedatangan kalian" usir Kevin.
Baru saja Kevin mengucapkan kelimat itu. ternyata Aurora sudah lebih dulu bangun, dan menghampirinya
Kevin kesal dengan kedatangan mereka yang sudah membuat istirahat istrinya terganggu. Aurora sedang dalam program kehamilan, Kevin harus menjaga waktu istirahatnya supaya programnya tidak gagal.
"Sayang ada apa" tanya Aurora sambil duduk di sebelah suaminya.
"Kenapa bangun hmm" tanya Kevi. dengan suara yang berubah lembut, berbeda saat dia mengobrol dengan Dena dan Sora.
"Aku mencarimu, ternyata kamu di sini" jawab Aurora manja sambil menguap, dan menyandarkan kepalanya di bahu Kevin.
Dia mengalihkan pandangannya melihat kearah Dena dan Sora.
"Ada apa kalian menemui suamiku" tanya Aurora sambil memeluk lengan suaminya posesif.
"Mama kesini ingin meminta suami mu bertanggung jawab atas bayi yang di kandung Sora" ucap Dena tidak punya malu.
Aurora mengeryitkan dahinya mendengar penuturan tersebut, dia menoleh melihat wajah suaminya. Kapan suaminya itu menghamili Sora, sementara sang suami selalu bersamanya pikir Aurora.
"Kapan kamu menghamilinya sayang" tanya Aurora polos sambil memicingkan matanya menatap Kevin.
Tuk..
Kevin menjitak kening istrinya, karena merasa kesal mendengar pertanyaan wanita itu.
"Sssshhhh....." ringis Aurora sambil mengusap dahinya.
"Makanya kalau nanya itu yang benar. Aku kan setiap menit, setiap jam, selalu bersam kamu" ucap Kevin sambil mengusap kening istrinya.
"Aku kan cuma nanya, siapa tahu waktu aku tidur kamu pergi menemui dia" ucap Aurora sambil memanyunkan bibirnya.
"Enak saja, apa kamu tidak merasakan pelukanku sepanjang malam" greget Kevin.
Aurora hanya tertawa kecil, tentu saja sepanjang malam dia merasakan kehangatan pelukan suaminya.
Mereka terus bermesraan, tanpa memperdulikan dua manusia ular yang sedang memperhatikannya.
Dena dan Sora jengah melihat keromantisan mereka, lebih tepatnya Sora merasa iri melihat perlakuan Kevin kepada kakaknya yang terlihat tulus dan menyayanginya.
"Kejadian itu terjadi ketika di acara ulang tahunku kak, waktu itu kak Kevin tidak sadar dan membawaku masuk kedalam salah satu kamar yang berada di hotel itu" ungkap Sora.
Aurora semakin bingung dengan apa yang di ucapkan Sora, Kevin tidak pergi meninggalkanya, dia menenangkan dirinya dan menemaninya tidur.
Apa suaminya itu kembar, pikir Aurora.
"Kamu punya kembaran sayang" tanya Aurora bingung.
"Kamu makin ngarang aja baby, mana ada aku punya kembaran, aku ini anak tunggal" seru Kevin.
"Terus siapa dong yang ada di kamar bersama Sora, kan kamu malam itu bersamaku" bingung Aurora.
Kevin diam aja mengendikkan bahunya acuh.
"Apa kalian punya bukti kalau Kevin yang bersama mu waktu itu? Jika itu benar maka aku sendiri yang akan menyuruh dia menikahimu" ucap Aurora.
Dena dan Sora saling tatap, pasalnya mereka berdua tidak mempunyai bukti apa-apa.
"Tanpa bukti pun mama yakin kalau Kevin lah yang saat itu bermalam dengan Sora" kekeuh Dena.
"Pergilah, kalian membuatku muak" usir Kevin yang sudah jengah melihat kedua manusia yang tak tahu diri itu.
"Ok, mama akan pulang tapi besok mama akan kembali dan membawa buktinya" ucap Dena penuh keyakinan.
"Hmmmm" gumam Kevin seraya menduselkan wajahnya ke leher jenjang istrinya.
Dena dan Sora pun akhirnya keluar dari ruangan Axel dengan perasaan jengkel, karena tidak berhasil membuat Kevin bertanggung jawab.
Axel sudah berkomitmen pada dirinya sendiri setelah membuka hatinya untuk Aurora, ia janji tidak akan menyentuh perempuan lain selain istrinya.
"Kehidupan kak Aurora terlihat bahagia, sangat jauh dari kata menderita sperti apa yang mama prediksi dulu. Tuan Kevin yang katanya kejam terlihat tulus menyayangi kak Rora" ucap Sora sambil melangkah keluar dari kantor Kevin.
"Anak sial itu memang selalu beruntung" kesal Dena, yang masih memikirkan cara untuk membuat Kevin menikahi putrinya.
"Terus bagaimana dengan kandungan ku ma" rengek Sora ketika sudah di dalam mobil.
"Apa kamu tidak ingat siapa yang sudah menidurimu sayang" tanya Dena memicingkan matanya.
"Tidak ma, kamar itu sangat gelap aku tidak dapat melihat orang yang sudah menyentuhku. Pagi hari saat aku bangun, orang itu sudah pergi meninggalkan ku di kamar itu" terang Sora.
"Sepertinya memang bukan Kevin, karena waktu itu mama melihat jelas kalau Kevin pulang dengan istrinya" ucap Dena seraya menerawang jauh mengingat kejadian waktu itu.
Wajah Sora terlihat pias mendengar ucapan mamanya, dia takut semua keluarganya akan kecewa padanya, terlebih Jordan kekasihnya. Jika dia mengetahui siapa yang menghamilinya, pasti pria itu akan pergi meninggalkannya.
"Sora tidak mau tahu, ini semua ide mama. jadi mama yang harus memikirkan masalah ini" tekan Sora.
"Kenapa harus mama, kamu saja yang bodoh" seru Dena tidak terima di salahkan anaknya. Padahal memang semua atas ide darinya.
dena tahu diri sedikit kenapa sih😤😤😤😤
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..