NovelToon NovelToon
HarBy Kelabu

HarBy Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Murid Genius / MLBB / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Persahabatan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Amil Ma'nawi

"Payungmu hilang, langit pun menghujanimu dengan deras, serta angin yang berhembus juga kencang, yang membuat dirimu basah dan kedinginan"

"Ternyata tidak berhenti sampai disitu saja, hujan yang deras serta angin yang berhembus kencang ikut menenggelamkan dirimu dalam banjir yang menerjang"

"Sampai pada akhirnya kamu menghilang dan yang aku temukan hanyalah luka yang mendalam"

~Erika Aura Yoana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amil Ma'nawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantai

Setelah selesai shalat subuh, Erika mengajak Haura untuk pergi ke pinggir pantai. Tujuannya untuk melihat sunrise di pagi hari ini. Meskipun cuaca di pagi ini sangat dingin, tapi tidak membuat mereka membatalkan niatnya.

Ini adalah pertama kalinya Haura datang ke pantai, tapi yang ia takutkan ini adalah pertama dan terakhir kalinya datang ke tempat ini. Jadi Haura akan membuat hari ini terasa begitu indah baginya dan Erika.

"Lihat-lihat, Hau. Indah banget" Erika menunjuk ke arah langit timur yang berwarna jingga. Dia begitu ke girangan melihatnya, Haura juga ikut senang melihatnya. Setelah itu,  mereka berdua mengambil beberapa foto candid.

Erika bahagia ketika melihat Haura yang tersenyum lebar, saat merasakan ombak yang mengenai kakinya. Dengan cepat, Erika pun segera mengabadikannya.

"Erika, Haura sini makan dulu nak" Erika dan Haura melihat ke arah Ami yang baru saja memanggilnya. "Yuk Hau, kita makan dulu" Erika menggenggam tangan Haura dan membawanya kembali kedalam villa. Saat sudah berada di meja makan, Haura masih nampak kebingungan untuk mengambil lauk yang ada di meja makan.

Masalahnya, semua makanan yang tersedia adalah makanan yang dokter larang untuk Haura konsumsi. Namun ada satu menu yang bisa Haura makan. Jadi dia hanya mengambil satu menu itu.

"Haura, kok makannya cuma sama itu doang? Ini kan masih banyak, mau tante ambilin?" Ya, apa yang Haura lakukan menimbulkan pertanyaan dari Ami.

"Haura, gak terlalu suka makanan tinggi lemak tante. Jadi Haura makannya sama ini aja"

"Atau mau tante pesenin yang lain, pesenin aja ya?"

"Eh, gak perlu tante, udah gak papa Haura sama ini aja" Haura merasa tidak enak saat di tawari untuk memesan makanan lain. Tapi untungnya, Erika langsung bangkit dan memesankan sesuatu untuk Haura.

Dia kembali dengan satu piring nugget di tangannya. Dan meletakkannya di dekat Haura. "Ni, aku tau makanan kesukaan kamu" Haura tersenyum malu pada Erika. "Udah makan, habisin ya"

"Haura jadi ngerepotin"

"Ck, sst udah makan aja" akhirnya mereka pun menikmati makan pagi ini, sebelum mereka menghabiskan waktunya di pinggir pantai.

Setelah selesai dengan acara makan-makan nya, mereka pun akhirnya pergi untuk menghabiskan waktunya di pinggir pantai. Yang paling bersemangat adalah Erika dan Haura. Haura dan Erika tampak berlari lari dan saling mengejar satu sama lain.

Saling membalas siram menyiram satu sama lain. Gelak tawa terdengar dari keduanya, Erika dan Haura tampak bahagia. "Basah Er, ni Haura balas" Haura menyiram Erika dengan air laut.

"Yah, awas kamu Hau. Sini! Haha,,," Setelah berlari mengejar satu sama lain. Kini keduanya tampak duduk di atas pasir. Mereka merasa sangat lelah, karena apa yang sudah mereka lakukan.

"Kayaknya ini pertama dan terakhir kalinya deh, Haura datang kesini"

"Kenapa begitu? Kita bisa kok setiap bulan datang kesini, atau kalo mau seminggu sekali juga bisa" Haura pun tertawa kecil. "Pokoknya, suatu saat nanti, kalo Erika kangen banget sama Haura, Erika datang aja kesini. Karena, disini itu Haura akan muncul meski hanya dalam bayangan Erika aja"

Wajah Erika mulai berubah, karena tidak suka mendengar pembicaraan Haura. Entah apa yang terjadi dengannya, sedari malam, pembicaraan Haura selalu mengarah pada kematian, dan itulah yang membuat Erika tidak suka.

"Hau, bentar lagi kita lulus loh. Udah ada rencana, mau kuliah dimana?" Erika berusaha mengganti topik pembicaraannya, berharap pembicaraan mereka tidak mengarah ke hal yang negatif lagi.

"Belum ada rencana, tapi kalo Haura panjang umur, pengennya di universitas kedokteran" Setelah mendengar jawaban dari Haura, Erika langsung bangkit dari duduknya. "Ada apa Er?"

Haura juga ikut berdiri di samping Erika. "Bisa gak si Hau? Kamu tu kalo ngobrol, ngobrol aja. Gak usah sangkut pautin sama umur segala, seakan umur kamu tu gak lama lagi tau gak? Aku gak suka"  Tangan Erika mengepal dan matanya mulai berkaca-kaca.

Distulah Haura mulai merasa bersalah pada Erika, karena mungkin pembicaraannya yang membuat Erika marah sampai seperti itu. "Erika, Haura minta maaf. Maaf kalo Haura udah bikin Erika marah" Akhirnya Erika menatap Haura dengan berderai air mata.

"Dari semalam loh, kamu bicaranya gitu terus. Kenapa ai?"

"Iya, Haura minta maaf. Haura gak akan bicara kayak gitu lagi" Kemudian, Erika meninggalkan Haura sendiri disana. Haura hanya menatap kepergian Erika yang semakin menjauh. Kemudian Haura menatap laut yang berada di hadapannya.

Perasaannya campur aduk, dia ingin menangis tapi tidak ingin juga. Jadi Haura hanya melamun saja saat itu. "Jika kehidupan dalam lait itu indah, aku ingin ombak membawaku dan menenggelamkanku dalam keindahan itu"

Sedangkan Erika, dia mengintip dari jendela kamarnya. Ia melihat Haura yang sedang berjongkok, entah apa yang sedang Haura lakukan tapi itu membuat Erika penasaran dengan apa yang sedang Haura lakukan.

"Haura, kamu itu baik. Semakin jauh aku mengenalmu, semakin kamu menunjukkan sikap baik kamu. Hhe, hal yang paling aku syukuri dalam hidup aku itu, adalah punya sahabat kayak kamu. Kadang dia lucu, kadang juga suka bikin aku marah kayak gini.

Aku mau kita sama-sama terus, bahkan kalo udah nikah nanti, aku mau persahabatan kita maaih terjalin, gak kebayang deh, kalo kita nanti ketemuan sambil di temenin suami dan anak-anak kita main bareng"

Sedari tadi, Haura ternyata bermain kelomang yang terbawa ombak. Kenapa ia tidak ingin menyusul Erika? Karena Haura tidak ingin membuat Erika semakin marah, karena kehadirannya. Jadi Haura membiarkan Erika yang sedang marah padanya.

Tiba-tiba saja, saat Haura sedang asyik bermain. Ombak besar menerjangnya, Haura pun bangkit dan langsung berlari. "Haura!" Haura melihat ke arah Erika yang baru saja memanggilnya. Terlihat Erika yang sudah menaiki jetski. "Sini naik!" Hayra tersenyum dan berlari menghampiri Erika.

"Pake dulu pelampungnya" Erika memberikan satu pelampung yang ada di tangannya. Haura segera memakai dan segera menaiki jetskinya. Erika pun menancap gasnya dan jetskinya melaju. Sesekali Erika membuat jetskinya melaju kencang, sampai menghasilkan gelak tawa dari keduanya.

"Haha,,, pelan-pelan Er. Haura gak kuat, hhhha"

"Tenang aja, aman kok selagi Erika yang bawa, hhhe"  Erika kembali mempercepat laju jetskinya.

Bersambung...

Waduhhh maaf ya kalo ceritanya masih berantakan... Soalnya masih belajar,,, huaaa:(

Bersambung...

1
Mukmini Salasiyanti
Balqis????
Mukmini Salasiyanti
gpp acak acakan, thor..
yg penting bersatu kan?

wkwkwk
Mukmini Salasiyanti
Erika ni cowok ato cewek ya??!
Mukmini Salasiyanti
memperbaiki punggung??
mksdnya, thor????
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
salken, Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!