NovelToon NovelToon
Mystic Guard : Hari Kebangkitan Ibu Iblis Jahanam

Mystic Guard : Hari Kebangkitan Ibu Iblis Jahanam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Sebuah desa terpencil di Jawa Tengah berubah menjadi ladang teror setelah tambang batu bara ilegal tanpa sengaja membebaskan roh jahat yang telah tersegel berabad-abad. Nyai Rante Mayit, seorang dukun kelam yang dulu dibunuh karena praktik korban bayi, bangkit kembali sebagai makhluk setengah manusia, setengah iblis. Dengan kekuatan untuk mengendalikan roh-roh terperangkap, ia menebar kutukan dan mengancam menyatukan dunia manusia dengan alam arwah dalam kekacauan abadi.

Dikirim untuk menghentikan bencana supranatural ini, Mystic Guard—tim pahlawan dengan keterikatan mistis—harus menghadapi bukan hanya teror makhluk gaib dan jiwa-jiwa gentayangan, tetapi juga dosa masa lalu mereka sendiri. Dalam kegelapan tambang, batas antara kenyataan dan dunia gaib makin kabur.

Pertarungan mereka bukan sekadar soal menang atau kalah—melainkan soal siapa yang sanggup menghadapi dirinya sendiri… sebelum semuanya terlambat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan The Chemist

Bau belerang dan daun basah menyelusup dari ventilasi AC ketika roda van hitam itu menyentuh jalan berbatu. Kabut menggantung rendah di antara pohon damar dan pinus, seperti nafas makhluk tua yang belum puas memangsa.

Yama Mendrofa memperlambat kendaraan. Van hitam bertuliskan “Biohazard Maintenance – Lab Keliling Zona Hijau” di sampingnya tampak tak mencurigakan dari luar. Padahal isinya... sangat beracun.

Dari dasbor, ia menyalakan sistem pembaca unsur tanah. Data mineral naik drastis sejak kilometer terakhir. Terlalu banyak besi organik, terlalu banyak jejak zat-zat aneh.

> “Tanah ini busuk dari dalam. Seperti ada yang meracuni akarnya,” gumamnya.

Ia melirik koper pendingin logam di kursi belakang—berisi serum biru kehijauan yang mendesis halus.

Satu notifikasi muncul di helm data-tempelnya.

> Anomali energi: spektrum gaib detek—Δ500.

Subjek tidak diketahui. Level bahaya: menengah ke tinggi.

Yama mengetuk helmnya. Fokus. Ia bukan dukun. Bukan juga pengusir setan. Tapi setelah proyek mutasi tubuhnya gagal total dan membuatnya setengah makhluk sintetis, ia tahu satu hal: kalau ilmu pasti tak bisa menjelaskan sesuatu... maka racun bisa jadi jawabannya.

Di luar, gerbang kayu tua dengan ukiran retak menyambutnya.

"Selamat Datang di Gunung Jati – Tanah Leluhur, Jangan Lupa Siapa Dirimu."

Yama menyeringai tipis. Ia belum pernah ke desa ini. Tapi beberapa laporan desa mati di Jawa Barat punya pola sama. Ritual lama. Kematian ibu hamil. Dan yang terbaru: kabar seorang perempuan muda melihat... mayat hidup.

Van-nya terus melaju perlahan.

Tiba-tiba, suara bisikan muncul dari speaker belakang.

> “Anak dosa datang membawa racun... racun untuk ibu...”

Yama menoleh cepat. Tidak ada siapa pun. Sensor dalam mobil menunjukkan kosong. Tapi hawa dalam kabin menebal. Ia mengaktifkan pelindung gas mikro dari sabuknya, dan meraih satu jarum logam dari holder.

Tak jauh di depan, ada rumah kayu tua dengan lampu temaram.

Ia memarkir van, mengambil satu tas ransel logam, lalu turun. Sepatunya menyentuh tanah basah desa yang tidak tercatat di peta modern.

Ia tidak tahu siapa yang menunggu di dalam.

Ia tidak tahu siapa yang masih hidup, atau sudah berubah jadi tanah merah.

Tapi dia tahu satu hal.

> “Kalau Ibu itu benar-benar bangkit...” katanya sambil menyalakan pelacak kimia di pergelangan tangannya.

“…aku ingin lihat seberapa jauh dia bisa melawan hasil racikan neraka.”

Dan Yama Mendrofa—The Chemist—melangkah masuk ke jantung malam, tanpa tahu bahwa ini bukan sekadar soal racun dan reaksi.

Ini soal darah. Warisan. Dan dendam dari dunia lain.

Langkah Yama berat saat ia terus menyusuri jalan setapak kecil di antara ilalang tinggi. Kabut makin tebal, membungkus desa dalam selimut putih pucat. Udara dingin tak masuk akal untuk ketinggian serendah ini.

Di depan, rumah-rumah panggung berdiri bisu. Sebagian kosong. Sebagian hancur. Beberapa jendela terbuka sedikit… seperti ada mata yang mengintip dari dalam, tapi tak pernah benar-benar tampak.

Detektor unsur biokimia di pergelangan tangannya mulai memunculkan anomali lagi.

> “Tingkat sulfur naik. Ini bukan kandungan tanah... ini pembusukan biologis.”

Langkahnya berhenti. Suara kerincing lonceng kecil terdengar dari arah belakang.

Dia berbalik. Tidak ada siapa pun.

Langkah lagi. Krik krik... suara jangkrik terpotong, seolah ada sesuatu yang menghentikannya dengan paksa.

Lalu... suara anak kecil tertawa, cepat dan singkat. Tepat di telinganya.

“Hihihihi—”

Yama refleks memutar badan, senjata injeksi kimia di tangan. Tapi tidak ada siapa pun. Hanya bayangan pohon pisang dan tali jemuran yang melambai tertiup angin dingin.

> “Ini bukan halusinasi,” katanya, lebih ke dirinya sendiri. “Ini stimulasi gaib—langsung ke korteks pendengaran.”

Tiba-tiba, suhu di sekelilingnya menurun drastis. Napasnya mulai terlihat seperti kabut.

Lalu...

BUK!

Sesuatu menabrak sisi kanan tubuhnya. Berat. Dingin. Secepat kilat.

Yama jatuh menghantam tanah, bahunya tergores. Ia bangkit—dan melihat... seorang wanita berambut panjang menyamping, berpakaian seperti mayat pengantin. Berdiri diam, wajahnya tidak terlihat, rambutnya menutupi.

Dia menunjuk ke arahnya.

Pelan.

Lambat.

Lalu dia BERLARI dengan suara mendesis.

“RAHHHHHHHHH!!!”

Wajahnya berubah jadi tengkorak basah penuh belatung, membuka mulutnya hingga rahangnya retak—

Yama langsung melempar tabung gas ringan bercampur senyawa perak.

BOOM! Ledakan kecil bercahaya hijau meledak di hadapan sosok itu. Makhluk itu menghilang dalam kabut seperti bayangan terbakar.

> “Oke,” Yama bernafas cepat. “Kamu bukan sulur tanaman, kamu bukan zombie biologis. Kamu...”

“...makhluk astral. Menarik.”

Dia bangkit perlahan, menyeka darah dari pelipisnya.

Dari kejauhan, rumah Uwa Dargo mulai terlihat samar-samar—satu dari sedikit rumah yang masih berpenghuni.

Tapi bayangan di sekitar rumah itu tidak pas.

Pohon-pohon terlalu diam.

Jendela terlalu gelap.

Dan dari dalam tanah, suara seperti rintihan muncul. Panjang. Berat. Seolah desa ini belum selesai memuntahkan apa yang pernah ditelannya.

> “Aku datang bukan untuk menyembuhkan.”

“Aku datang untuk melihat seberapa busuk rahasia kalian.”

Yama menggenggam kuat tas logamnya, melanjutkan langkah ke rumah yang seharusnya memberi jawaban—dan mungkin, membuka pintu ke neraka yang sesungguhnya.

1
Vergenha Cardoso
Penjelasan tentang tokohnya berulang ulang kayak ngebaca satu bab doang
Saepudin Nurahim: Terima kasih kak support nya 🙏
total 1 replies
EsTehPanas SENJA
ayo ningsih! kamu ga sendirian ✊🏻
EsTehPanas SENJA
ayo ningsih! bangkit! mas mu udah jadi korban kayanya ...😳 jangan sia siakan dia ning! ✊🏻
EsTehPanas SENJA
kenapa namanya berbau bau J. ada taki ada yama 😳🤭
EsTehPanas SENJA
the vault ini macam x files fbi gitu? atau Men in Black 🤭😁
Saepudin Nurahim: The Vaul itu Organisasi Rahasia yang di bawah pemerintah, kalau mau lebih tau tentang the vault, kakak bisa baca di novel The Closer, sama Agent Liana. masih satu Universe. nyambung
total 1 replies
EsTehPanas SENJA
wwwih setan AKAP ehh lintas Pulau malah ini 😱😳
Saepudin Nurahim: makasih sudah mampir kak 🙏
total 1 replies
awesome moment
awal baca yg horor n
Saepudin Nurahim: terimakasih support nya kak
total 1 replies
Ahmat Zabur
campuran mitologi dan super hero di kemas rapi,, serasa masuk kedalam alur cerita nya,, salam merinding buat penulis
Ahmat Zabur
ngeri yaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!