Benih CEO Impoten

Benih CEO Impoten

01:terjebak

Awal.

"sebisa mungkin aku harus kabur dari sini."

Bella terus berlari walau tubuhnya sempoyongan karena pengaruh obat yang di masukan kedalam minuman yang ia minum.

"Jangan sampai lepas! kejar dia, aku sudah menghabiskan uang banyak hanya untuk menikahinya."

Bentak seseorang terhadap para anak buahnya. Mereka terus mencari keberadaan bella.

Bella masuk ke sebuah ruangan yang gelap, hanya remang remang yang bisa ia lihat. Bersembunyi agar para anak buah itu tidak menemukannya.

"sst... Kemana perempuan itu, cepat sekali larinya." umpat seorang bodyguard yang berada tepat di depan pintu ruangan yang Bella masuki. Sebisa mungkin Bella menahan suara agar tidak terdengar.

"Mungkin ke arah sana." seorang bodyguard lagi menujuk lurus.

Tanpa fikir panjang, mereka berlari kearah yang di tunjuk.

"fyuh.... Beruntung mereka tak membuka pintu ini." gumam Bella mengelus dada.

Bella akhirnya bisa bernafas lega, dia bisa lolos dari kejaran para bodyguard yang mencarinya.

"tapi, ruangan apa ini, gelap sekali."

"ah aku gak bisa melihat dengan jelas lagi, mana tubuhku sangat panas." Bella merasakan sekujur tubuhnya sangat panas, kepala pusing, mungkin karena efek obat yang ia minum tadi.

Ia buka dua kancing kemeja hingga menampilkan belahan dadanya.

Bella bangkit, meraba setiap dinding berusaha untk mencari stop kontak lampu di ruangan itu.

Namun tiba tiba tangan Bella di cekal oleh seseorang yang berperawakan besar juga tinggi.

"Mau apa kamu ke ruanganku?" Bisik seorang lelaki dengan nada seraknya.

"M-maaf, aku tidak tahu jika ada orang di sini."

Bella berusaha melepaskan cengkraman pria itu.

"Diam!"

pria itu mengukung Bella dengan tubuhnya, Bella tak bisa lagi memberontak.

"Aku di bius obat perangsang, tolong kamu bantu aku."

"Kamu ingin aku mengobatimu?" pria itu mengelus pipi mulus Bella, membuat Bella semakin terangsang.

"Ah,,,, tolong aku." Bella semakin kepanasan, ia tidak tahan lagi, apalagi saat pria itu membuainya. Bella langsung memulai ci*man dengan pria itu.

"aku juga terangsang obat, kita kerjasama malam ini." pria itu menghentikan ci*man nya, menggendong Bella ke atas ranjang besar, melanjutkan aktivitas panas mereka dengan penuh gairah.

Ada sepasang mata di ambang pintu sedang memandangi mereka dengan wajah penuh kekesalan juga amarah yang meletup letup.

"seharusnya aku yang berada bersama Ricard, kenapa malah ada perempuan lain yang duluan masuk." kesal seorang perempuan itu mengepalkan tangannya. Dia langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

******

Bella adalah perempuan karier berusia dua puluh empat tahun. Dia adalah anak pertama dari keluarga Mahendra, yakni anak dari istri pertamanya yang sudah meninggal dunia saat Bella berusia lima tahun. Mahendra menikah dengan Dina dan memilki anak perempuan yang umurnya sama dengan Bella, hasil dari perselingkuhan yang bertahun tahun.

Keluarga Bella cukup berada, namun karena kekejaman Dina (ibu tiri) dan juga Fani (adik tiri) membuat Bella tak pernah merasakan kebahagiaan. Ia selalu di siksa dan di caci, hanya karena orang orang tahu Bella anak haram, padahal berbanding balik dari fakta.

Seperti hari ini, Bella di paksa harus menikah dengan pak tua kaya karena mahar sebesar tiga ratus juta. Walaupun Bella bersikeras menolak, ibu tirinya tetap saja memaksa.

"Aku mohon buk, ampuni aku. Aku tidak mau menikah dengan pria tua." Bella memohon agar ibunya berbelas kasihan padanya.

"Keputusanku ini sudah bulat, kamu harus nikah dengan tuan Romi. Uang nya sudah di transfer ke rekening ibu." ucap Dina dengan nada tinggi.

"Tapi buk..."

"Tidak ada tapi tapian. Kamu itu seharusnya beruntung bisa menikah dengan tuan Romi, dia itu orang kaya meski sudah tua, kamu gak perlu susah payah bekerja di luar. Cukup menggoyangkan pantat mu di ranjang dan sering seringlah transfer uang padaku."

"kenapa bukan Fani aja yang menikah dengan tuan Romi, kenapa harus aku!"

"Fani itu berbeda dengan mu, dia itu anak ku yang cantik juga pintar, mana mungkin aku menikahkan nya dengan pak tua bangka."

"Ibu sungguh jahat!"

"Iya, aku memang jahat, karena aku selalu ingin buat mu hancur, hahaha." Tawa Dina menggema di ruangan itu, menertawakan nasib Bella yang selalu hancur di tangannya.

" Dina, mana perempuan yang kau janjikan kemarin?" seorang pria yang sudah berumur yakni tuan Romi datang dengan para anak buah di belakangnya.

"Ah iya, ini dia" Dina menunjuk pada Bella.

"Cantik, aku menyukainya." Tuan Romi mengelus dagu Bella namun ia tepis.

"Cantik, kamu jangan galak begitu, aku ini suami mu loh."

"Aku tidak sudi menikah dengan mu!" bentak Bella pada Romi.

"Tuan Romi tak perlu khawatir, seteleh kau menikahi nya pasti dia akan patuh padamu." ucap Dina.

"oke, tapi malam ini aku ingin membawanya dulu ke hotel, untuk bersenang senang." Senyum licik mengembang di bibir tuan Romi.

"Terserah tuan, Bella kan sudah hampir milik tuan." Dina mengiyakan.

Kini Bella di seret ke mobil, di paksa untuk ikut pada tuan Romi, air matanya terus membanjiri pipinya. Bella tak bisa berbuat apa apa, keputus asaan telah memenuhi jiwanya. Dia pasrah dengan keadaan.

Sesampainya di hotel.....

"cepat masuk!"

Bella di paksa masuk ke dalam hotel di hempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

"Kalian berjaga di luar" titahnya pada para anak buah.

"baik tuan"

Tuan Romi menuangkan jus pada gelas, ia memasukan bubuk perangsang pada gelas itu. Memaksa Bella untuk meminum nya. Alhasil, membuat Bella hampir tak sadar.

Romi mulai menyentuh tubuh Bella, di belainya tubuh Bella.

"Panas sayang, sini biar aku bantu membukanya."

"Tidak,aku tidak mau di sentuh oleh si tua bangka, aku harus cari cara untuk kabur." gumam Bella dalam hati.

Romi hampir membuka dan melucuti pakaian Bella, beruntung dia masih memiliki kesadaran.

Dugh.......

Bella menendang alat tempur Romi, membuat ia kesakitan, dengan kesempatan ini Bella berusaha untuk kabur beruntung pintu hotel tidak di kunci.

"loh nona mau kemana?" tanya salah satu bodyguard yang berjaga di depan pintu.

"saya mau keluar dulu beli alat pengaman." jawab Bella dengan tubuh sempoyongan.

"Biar saya yang belikan." tawar salah satu bodyguard lagi.

"Tidak perlu, aku fikir pasti kalian akan malu membeli ini." segera Bella menolak.

"oke, kalau begitu nona jangan terlalu lama, nanti tuan tidak tahan menunggu." canda bodyguard itu dan di susul oleh tawaan teman nya.

Bella sekuat tenaga berlari menjauhi mereka, walau kepala nya sudah sangat pusing juga tubuh sudah kepanasan.

"kalian sedang apa! Kenapa tidak mengejar wanita sialan itu!" Bentak Romi pada para anak buahnya itu.

"Kami kira nona sedang membeli sesuatu tuan." mereka menunduk.

"Gak becus kalian,cepat kejar dia!"

"Baik tuan." Segera para bodyguard itu mengejar Bella.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!