NovelToon NovelToon
Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Beda Usia / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: AppleRyu

Ryu dan Ringa pernah berjanji untuk menikah di masa depan. Namun, hubungan mereka terhalang karena dianggap tabu oleh orangtua Ringa?

Ryu yang selalu mencintai apel dan Ringa yang selalu mencintai apa yang dicintai Ryu.

Perjalanan kisah cinta mereka menembus ruang dan waktu, untuk menggapai keinginan mereka berdua demi mewujudkan mimpi yang pernah mereka bangun bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AppleRyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Kebohongan

Keluar dari rumah sakit, perasaanku campur aduk. Aku merasa seakan baru terbangun dari mimpi buruk, namun kenyataan yang menantiku tidak lebih baik. Langkahku terasa berat saat aku melangkah keluar, ingin segera menemui Hana. Aku tahu, aku harus meminta maaf dan memperbaiki semuanya. Namun, usaha pertama untuk menemuinya gagal total. Hana tidak mau menemuiku. Dia menghindar, dan pesanku tidak pernah dibalas.

Sementara itu, Ringa harus kembali ke Surabaya. Sebelum dia pergi, dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, senyum pahit menghiasi wajahnya. "Ryu, aku harus kembali ke sekolah. Tapi aku akan selalu mengingatmu." Dia memberikan ciuman manis di pipiku, ciuman yang terasa seperti perpisahan yang lebih dalam. Aku hanya bisa mengangguk, terlalu banyak emosi yang terjebak di tenggorokanku untuk berkata apa-apa.

Berhari-hari, aku mencoba menemui Hana. Setiap kali, usahaku sia-sia. Hana menghilang begitu saja, tanpa jejak. Ketika aku akhirnya mendapatkan kabar dari teman-temannya, aku tahu dia telah pergi keluar kota dan pindah ke universitas lain tanpa memberi tahu aku. Rasanya seperti dunia runtuh di sekitarku. Semua yang telah aku bangun, semua impian kami bersama, hancur dalam sekejap mata.

Tiga bulan berlalu dengan rasa depresi akut yang menggelayuti hari-hariku. Setiap pagi, aku bangun dengan perasaan hampa. Aku tidak lagi merasakan kegembiraan dalam apapun. Pekerjaan di kebun apel yang biasanya menenangkan, kini hanya terasa seperti beban. Teman-teman dan keluargaku mencoba menghibur, tapi tidak ada yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Hana dan Ringa.

Lalu suatu hari, teleponku berdering. Nomor yang sudah sangat kukenal. "Hana?" suaraku bergetar saat menjawab.

"Ryu, aku ingin kamu tahu bahwa aku dilamar oleh seorang dokter bernama Rudi. Tapi aku belum menerima tawaran itu," suaranya tenang, tapi aku bisa merasakan ketegangan di baliknya.

"Hana, tolong jangan menikah dengan dia. Beri kita satu kesempatan lagi. Aku tidak bisa tanpamu," kataku dengan putus asa.

Hana terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku mau kembali, Ryu. Tapi hanya jika kamu tidak lagi ada hubungan dengan Ringa."

Janji itu terasa seperti tusukan di dada. Tapi aku tidak punya pilihan lain. "Aku janji, Hana. Aku tidak akan menghubungi atau bertemu Ringa lagi. Tolong, kembali padaku."

Dengan itu, Hana setuju untuk kembali ke kota tempat aku tinggal. Dia setuju untuk mencoba membangun kembali hubungan kami, mencoba merajut kembali yang telah robek.

Namun, meski Hana kembali, bayangan Ringa tetap menghantui pikiranku. Setiap kali aku melihat Hana, aku tidak bisa mengusir rasa bersalah yang menggerogoti hatiku. Malam-malamku diisi dengan mimpi tentang Ringa, tentang senyum manisnya, tentang ciuman terakhir di pipiku sebelum dia pergi.

Waktu berlalu, dan meski Hana dan aku mencoba yang terbaik untuk memperbaiki hubungan kami, ada sesuatu yang tidak bisa kembali seperti semula. Aku terjebak dalam perangkap perasaan yang tak berkesudahan, merasakan cinta untuk Hana tetapi juga kerinduan yang tak terobati untuk Ringa.

Suatu malam, setelah hari yang panjang di kebun, aku duduk sendirian di bawah pohon apel. Angin sepoi-sepoi menyentuh wajahku, mengingatkanku pada hari-hari lalu yang penuh kebahagiaan dan kesedihan. Aku tahu bahwa meski aku telah berjanji pada Hana, hatiku masih terikat pada Ringa. Perasaan ini tidak bisa aku hapus begitu saja.

Saat itu, Hana datang menghampiriku. Dia duduk di sampingku, meraih tanganku. "Ryu, aku tahu kamu masih memikirkan Ringa. Aku bisa merasakannya. Aku hanya ingin kita jujur satu sama lain."

Aku menelan ludah, merasakan beban berat di dadaku. Bagaimana aku bisa jujur padanya tanpa menghancurkan hatinya? Dalam sekejap, aku memutuskan untuk berbohong demi kebahagiaannya. "Tidak, Hana. Aku sudah tidak memikirkan Ringa lagi. Kamu satu-satunya yang ada di pikiranku sekarang."

Hana menatapku dengan mata penuh harap dan senyum tipis yang muncul di wajahnya membuat hatiku terasa perih. "Benarkah, Ryu? Aku benar-benar ingin percaya padamu."

Aku mengangguk, mencoba menahan rasa bersalah yang menggerogoti hatiku. "Ya, Hana. Aku sudah berjanji padamu, dan aku akan menepatinya."

Hari-hari berlalu dengan kebohongan kecil yang terus kuucapkan untuk menjaga kebahagiaan Hana. Setiap kali dia bertanya tentang perasaanku, aku selalu menjawab dengan keyakinan palsu. "Aku baik-baik saja, Hana. Aku tidak lagi memikirkan masa lalu."

Ketika kami bekerja di kebun, aku berusaha untuk terlihat bahagia dan fokus. Hana tampak lega melihat usahaku, dan dia sering tersenyum padaku dengan penuh cinta. Namun, setiap senyuman yang dia berikan membuatku semakin merasa bersalah. Aku tahu bahwa kebahagiaannya dibangun di atas pondasi kebohongan yang rapuh.

Suatu malam, ketika kami duduk di teras rumah, Hana memandangku dengan mata yang penuh kasih. "Ryu, aku senang melihatmu seperti ini. Aku merasa kita semakin dekat setiap hari."

Aku memaksakan senyum dan meraih tangannya. "Aku juga merasa begitu, Hana. Aku senang kita bisa melalui semua ini bersama."

Namun, di dalam hatiku, rasa bersalah semakin menguat. Setiap malam, saat aku sendirian di kamar, pikiran tentang Ringa kembali menghantuiku. Aku merindukan senyumnya, tawanya, dan kenangan indah yang kami bagi bersama. Tapi aku tahu bahwa mengungkapkan perasaan ini pada Hana hanya akan menyakitinya lebih dalam.

Pada suatu hari, ketika kami sedang merapikan kebun, Hana menghampiriku dengan senyum lebar. "Ryu, aku mendapat kabar baik! Perusahaan Fruit Local telah menerima proposal penelitian kita tentang kebun buah ini. Kita bisa mulai mengembangkan lebih banyak jenis buah dengan sponsor dari mereka."

Aku tersenyum, berusaha menunjukkan antusiasme yang tidak sepenuhnya aku rasakan. "Itu kabar yang luar biasa, Hana! Aku senang mendengarnya."

Namun, meski bibirku tersenyum, hatiku terasa hampa. Kebohongan yang terus-menerus ini semakin berat untuk dipikul. Setiap kali Hana berbicara tentang masa depan kami, aku hanya bisa merespons dengan kata-kata palsu. "Aku tidak sabar melihat apa yang akan kita capai bersama, Hana."

Hana tampak bahagia, tapi aku tahu bahwa kebahagiaan itu berharga mahal. Setiap kali aku berbohong, aku merasakan jarak yang semakin besar antara diriku dan kebenaran. Aku ingin sekali jujur padanya, tetapi aku takut akan konsekuensinya. Aku takut kehilangan satu-satunya orang yang kini menjadi tumpuan hidupku.

Sore itu, saat Hana tidur di sampingku, di tengah gubuk kebun buah kami, aku merenung dalam kesunyian. Kebohongan yang terus kuucapkan mungkin bisa membuat Hana bahagia untuk sementara, tapi aku tahu bahwa kebenaran suatu saat akan terungkap. Dan ketika itu terjadi, semua kebohongan ini mungkin akan menghancurkan segalanya.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa mempertahankan kebohongan ini. Namun, untuk saat ini, aku hanya bisa berharap bahwa usahaku untuk menjaga kebahagiaan Hana tidak akan berakhir dengan kehancuran yang lebih besar. Aku memejamkan mata, berharap bahwa suatu hari nanti, aku akan menemukan cara untuk menghadapi kebenaran tanpa menyakiti orang-orang yang kucintai.

1
ᴋɪᷡɴᷟɢ
Cerita ini kompleks, jujur unexpect banget ternyata Inggit ada hubungannya dengan bapaknya Ringa. Dunia memang sesempit itu, gue penasaran bgt sama lanjutannya, buat Author walaupun ceritanya sepi, sampai disini gue akuin ini cerita bener-bener masterpiece, gue gak nyangka dan diluar nalar banget.. bikin cliffhanger yang bagus di setiap episodenya, gila author nya diluar nalar cooook
Mitsuha
Itu kebun apelnya Abang Ryu sama Ringa, maen ngomong kita aja
Mitsuha
Novelnya bagus bangeeeet🫶🏻🫶🏻🫶🏻
流大伊佐山豊
Cepet banget, update thooor update
流大伊佐山豊
Laura idup lagi?
流大伊佐山豊
Apel
流大伊佐山豊
Gila sih, apasih lawak woy lawak.. meninggal? tiba2 bangeeeeeeeeeet
流大伊佐山豊
Hana b*b*
流大伊佐山豊
Ryu nih masih naif, apakah dia akan jadi Xu Zhu?
流大伊佐山豊
Anzaaaaaay Ryu dan Ringa ga siiii 😂😂
流大伊佐山豊
Ryu dan Hana ga sih 😂
流大伊佐山豊
Lah emang bener kata si Hana, Ryu ini bener-bener gak bisa lepas dari Ringa.. tapi Hana juga ya elah Hana Hana
流大伊佐山豊
Stress nih cewe
流大伊佐山豊
Kocak banget Hana, astagaaa
流大伊佐山豊
Niat banget si Laura
流大伊佐山豊
Laura.. Beautiful name
流大伊佐山豊
Asli keluarganya Ringa kelewatan
ona
hana redflag banget woy /Right Bah!/
ona
eh hana bjir banget /Panic/
流大伊佐山豊
Orangtuanya Ringa kolot ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!