NovelToon NovelToon
Di Dua Hati

Di Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Tiga tahun menikah, Zalea belum kunjung memiliki keturunan. Sang mertua yang kurang bersahabat dengannya semakin memperlihatkan wajah ketidaksukaan terhadap Lea.

"Nikahi saja Karmila, Zain. Kamu punya alasan kuat untuk menikah lagi. Karena istrimu itu tidak bisa memberikan keturunan buat keluarga kita."

Dunia Lea seketika hancur saat mendengar ungkapan sang mertua. Namun, seberkas cahaya langsung muncul. Tapi sayang, takdir seolah sedang mempermainkannya. Saat dia mendapatkan kabar bahagia, kabar buruk malah menyusul dibelakangnya. Kabar buruk datang sebelum ia bisa membagikan kabar bahagia yang dia punya dengan siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 7

Bergetar tubuh Zain mendengarkan ucapan Leah barusan. Kalut sekali pikirannya sekarang. Tanpa pikir panjang, dia langsung meraih tubuh Leah, lalu ia jatuhkan ke atas ranjang.

Panik, Leah menjerit sambil berusaha melepaskan diri. Usahanya itu berhasil. Dia dorong tubuh Zain hingga terjatuh. Wanita itu bisa sangat kuat saat dirinya dipenuhi dengan emosi. Begitulah Leah saat ini. Setelah berhasil mendorong Zain, dia langsung meraih gunting yang ada di dalam laci nalasnya.

"Menjauh dari diriku, Mas! Atau kamu akan melihat aku bersimbah darah malam ini."

Membulat mata Zain melihat kegigihan Leah untuk tidak ia sentuh. Zain sadar sekarang, betapa istrinya merasa kalau dirinya sangat menjijikan, sampai-sampai, sang istri rela mengorbankan diri hanya demi menjauhkan diri darinya.

"Leah."

Bergetar bibir Zain memanggil nama sang istri. Sungguh, dunianya kini terasa sangat hancur. Air mata yang sempat terhenti kini turun kembali.

"Apa aku sangat menjijikan sampai kamu melupakan kalau bunuh diri itu haram, Leah."

"Tolong, mas. Lepaskan aku dan biarkan aku pergi."

"Tidak akan, Leah. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dengan alasan apapun. Jika kamu tidak ingin aku sentuh, aku bersedia menjauh. Tapi tidak dengan melepaskan dirimu. Karena bagaimanapun, aku lebih baik tidak menyentuh kamu dari pada tidak melihat kamu walau hanya dari kejauhan. Asal kamu tahu, aku tidak akan pernah bisa hidup tanpa kamu, Leah. Kau adalah napas dalam hidupku."

Belum sempat Leah menjawab apa yang Zain katakan. Zain malah langsung berucap lagi.

"Bi Inah!"

"Ya, Den."

"Pindahkan barang-barang ku ke kamar sebelah. Setelahnya, atur kembali barang-barang istriku yang ada di dalam koper ke tempat semula."

"Baik, den."

Membulat mata Leah.

"Apa? Tidak! Aku tidak ingin tinggal di rumah ini lagi, Mas. Aku akan pergi dari rumah ini, malam ini juga."

"Kamu tidak akan pergi, Leah. Selangkah pun tidak akan aku izinkan meninggalkan rumah ini."

Tatapan tajam Leah berikan.

"Kamu egois, mas. Kamu sangat egois. Dan bahkan, sekarang kamu kejam."

"Biarkan, Leah. Biarkan. Mau apapun yang kamu pikirkan tentang aku, aku tidak akan peduli. Yang penting, aku akan membuat kamu kembali ke sisiku cepat atau lambat. Aku akan carikan bukti kalau aku tidak salah."

Zain lalu meninggalkan kamar tersebut sambil membawakan sebagian barang-barangnya yang si bibi keluarkan dari lemari. Si bibi juga mengikuti majikannya dari belakang. Sementara itu, Leah pun terlihat sedang pasrah sekarang. Namun, wajah pasrah nya langsung berubah saat mendengar ucapan Zain.

"Kunci pintunya, bik!"

"Apa? Mas Zain."

"Maaf, Leah. Aku tahu siapa kamu. Aku tahu bagaimana kerasnya pendirian mu jika sudah mengambil keputusan. Makanya, aku berjaga-jaga dengan mengunci pintu kamar ini agar kamu tidak melarikan diri dari aku."

Tidak bisa berkata-kata lagi Leah sekarang. Hanya tatapan tajam yang menusuk saja ia perlihatkan. Karena memang, apa yang Zain katakan itu benar adanya. Dia memang berniat untuk melarikan diri meski Zain tidak merestui kepergiannya.

Pintu dikunci oleh bibi seperti yang Zain katakan. Saat Zain baru juga mau membuka pintu kamar samping, suara lantang sang mama membuat langkahnya terhenti. Zain menoleh dengan malas. Terlihat olehnya sekarang wajah kesal yang penuh dengan amarah tergambar dengan jelas di wajah mamanya.

"Zain! Apa-apaan kamu, ha?"

"Ada apa, Ma?"

Zain malah bertanya dengan nada santai seolah tidak ada satu masalah pun yang terjadi sebelumnya. Hal tersebut tentu saja membuat hati sang mama bertambah kesal. Tatapan nyalang sang mama berikan sebagai petunjuk atas apa yang sedang hatinya rasakan saat ini.

"Zain! Kamu! Ya Tuhan. Bagaimana aku bisa punya anak seperti kamu, Zain, ha?"

"Maaf, Ma. Aku perlu istirahat sekarang. Jika ada yang mau mama bicarakan, bicarakan besok saja."

"Apa? Kamu! Zain! Ulah yang kamu buat barusan itu sungguh sudah mengoyak wajah mama. Bagaimana mungkin kamu bisa dengan santai minta mama bicara dengan kamu besok saja, hah?"

Mendengar penuturan sang mama, Zain langsung memberikan tatapan lekat ke wajah mamanya. Pria yang tidak pernah berkata-kata kasar pada mamanya itu terlihat sedang sangat berbeda saat ini. Dia yang biasanya selalu berwajah teduh, kini terlihat sedikit sangar yang cukup menakutkan hati.

"Apa yang terjadi malam ini, aku yakin mama lah orang yang paling tahu, Ma. Jadi, jangan pertanyakan apa yang sudah terjadi. Karena aku tidak punya jawaban selain tidak akan mendengarkan apapun yang mama inginkan dari aku."

"A-- apa? Zain! Kamu ... aku ini mama kamu, Zain. Kenapa kamu bisa bicara seperti itu padaku, hah!"

"Karena mama sudah sangat keterlaluan, Ma. Demi ambisi mama, mama rela mengorbankan anak mama sendiri. Hatiku hancur, Ma. Hancur tak tersisa."

Selesai berucap, Zain langsung beranjak. Ia tutup pintu kamar tanpa menghiraukan sang mama yang masih ada di depan pintu. Sungguh, luka hatinya terlalu dalam dan sangat lebar. Karenanya, dia terpaksa mengabaikan sopan santunnya terhadap sang mama.

Di balik pintu kamar, Zain menangis tanpa suara. Memang benar apa yang dia katakan, hatinya hancur tak tersisa. Begitu sulit untuk ia telan kenyataan yang sedang ada di depan mata. Bayangan wajah Leah terus saja bermain di pikirannya. Menyiksa Zain dengan perasaan bersalah yang terlalu besar.

"Ya Allah. Hu hu hu."

"Leah. Maafkan aku."

Kaca yang pecah memang tak akan pernah bisa diperbaiki bagaimanapun caranya. Namum, Zain juga sadar jika ini semua adalah takdir dari yang maha kuasa. Tidak akan ada satu hal pun yang terjadi di atas muka bumi tanpa persetujuan dari sang pencipta. Bahkan, sehelai daun jatuh saja sudah Allah kehendaki jatuh barulah ia terjatuh.

Walau begitu, takdir buruk itu bukanlah sebuah takdir jika manusia itu sendiri yang menginginkannya. Karena hidup ini punya pilihan. Berperang dengan hawa nafsu adalah hal yang tidak akan pernah bisa dihindari dalam hidup anak manusia. Tergantung kuat atau tidaknya kita berjuang. Jika memilih menyerah, maka kita akan terhanyut dalam balutan dosa yang dibungkus dengan sangat baik oleh si penggoda, musuh yang nyata para anak manusia.

Namun, hal itu sangat jauh berbeda dari kisah Zain. Dirinya tidak sedikitpun mengerti apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Mila. Kesadarannya entah menghilang ke mana sampai dia bisa berada di kamar hotel bersama perempuan tersebut.

Lagi-lagi, Zain tergugu karena rasa penyesalan yang menghantui hatinya saat ini. Zain merasa kalau dirinya pantas untuk dibenci oleh sang istri. Tapi hatinya sangat tidak ingin dibenci oleh Leah. Karena dirinya sudah melabuhkan cinta untuk manusia hanya pada Leah.

Kata orang bijak. Jika terlalu mencintai makhluk melebihi cinta pada sang pencipta, maka sang pencipta akan memberikan teguran untuk hambanya tersebut. Dia akan di berikan rasa kecewa, terluka, dan lain sebagainya sebagai tanda peringatan untuk hambanya itu.

1
Liswati Angelina
katakan leah supaya mereka tau siapa ayahnya, dan mungkin zain akan segera sembuh
Rahma Inayah
jujur aja leah pasti ank2 akn mengerti dan paham
.semoga suatu saat klian bs bersatu kmebli menjdi kel yg sakinah
Azzahra Asyilla
semoga Zain masih bisa sembuh
Noey Aprilia
Hhhmmmm....
Leah skrng jd pnya 3 bayi y....mskpn yg 1 sih kalem,yg 2 pst mnja bgt....apalgi bayi gd....wkwkwk.....
Mngkn lbh baik leah jjur sm ank2,mskpn zain skrng ga baik2 aja...tp kl ktmu anknya,spa tau cpt smbuh....
Nur Adam
lnjut
Yuli Ana
ngomong aja leah... pertemukn mereka. siapa tau zain cpt sembuh...
trus bilang ke si kembar selama ini mereka gk bisa ktemu sma papa karena oapa lgi sakit parah. gtu. biar mereka gk salah paham. atau marah2 merasa dibohongi dn gk diakui...
Azzahra Asyilla: setuju
Azzahra Asyilla: setuju
total 2 replies
Yuli Ana
si kembar gk sibuk nanyain mamanya th...
Yuli Ana: 🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
Liswati Angelina
nyesek terus dari kemarin thoooorrrrr
Yuli Ana
mewek terus thor kalau yg diceritain zain... mencintai sampai gila ini mah...🤭🤭🤭 semangat zain... pasti sembuh.. obatnya udh datang kok. apa lagi kalau ketemu si kembar pasti cepat sembuh... ayo leah pertemukan mereka
Rahma Inayah
dgn blk nya kmbl leah semoga bs mbuat kesembuhan zayn apalagi klu dia tau ank2 nya tumbh dgn sehat dan tampan ..
Noey Aprilia
Mga zain bsa smbuh sprti smula....
ksian bgt kl trs ky gt,cma raganya yg hdp tp jiwanya mati....tp leah udh kmbli,apalgi ada ank2 jg.....pst zain cpt sdar lg....smngttt....
sella surya amanda
lanjut
Azzahra Asyilla
😭😭😭😭dah lagi hujan terus aku nangis ,,d ajak ngomong anakku aku gak bisa jawab,,lagi nangis sesenggukan
Yuli Ana
gimana kabar zain ya... 🥰🥰
Noey Aprilia
Naahhh.....ni kya'ny jdoh jg.....
kn kk'ny udh nkah sm yoga,tnngal dita nih yg blm....spa tau jdoh sm rafa.....
Fitri Yani
up LG Thor
sella surya amanda
lanjut
Ayu Song
mengandung bawang pokoknya jdi ikut terbawa suasana
Rahma Inayah
lanjut thor
Nur Adam
lnjt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!