Berpisah Karena Mandul

Sore hari Beauty berencana keluar dari kost Betty ke minimarket yang ada di seberang jalan untuk membeli keperluan sehari-harinya.

Beruntung sisa uang belanja dari Cleo yang selama ini ia sisihkan cukup untuknya bertahan hidup selama belum mendapatkan pekerjaan.

Namun Beauty harus mencari pekerjaan untuk meneruskan hidupnya. Belum rencananya untuk melanjutkan kuliah kembali membutuhkan biaya yang tak sedikit.

"Bee! mau kemana?" tanya Betty saat ia baru pulang kerja.

Kebetulan mereka bertemu di depan kost mereka.

"Mau ke minimarket yang ada disana Bet, kenapa mau nitip?" tanya balik Beauty.

"Nggak! aku cuma takut kamu ngilang lagi Bee. Entar aku minta tolong siapa lagi?" ucap Betty yang teringat saat Beauty menghilang kemarin membuatnya kelimpungan mencari sahabatnya itu.

Wanita bergaya tomboi itu sampai melapor kepada polisi karena saking terlalu khawatirnya kepada Beauty yang baru tinggal dikota beberapa hari. Apalagi temannya Beauty itu sangat cantik.

Namun karena belum ada 24 jam waktu menghilangnya Beauty, laporannya ditolak mentah-mentah oleh Polisi. Terpaksa Betty mencari Beauty keliling kawasan menggunakan motor maticnya sampai bensinnya habis.

Tapi Betty bersyukur ternyata temannya itu baik-baik saja meski ia shock setelah mendengar cerita Beauty saat wanita itu terjebak bersama pria cabul nan mesum.

"Kamu nggak usah khawatir Bet, aku cuma sebentar kok."

"Ya sudah hati-hati ya Bee, jangan bikin aku khawatir lagi," pesan Betty.

Beauty pun hanya membalas dengan ancungan jempolnya saja.

Kini Beauty berjalan keluar gerbang dan berniat untuk menyebrang jalan yang sedikit ramai. Tanpa ia sadari sebuah mobil berwarna putih tengah memperhatikannya dari jarak yang hampir dekat. Lebih tepatnya orang yang berada dalam mobil itu.

"Agus, kamu kasih surat ini kepada wanita yang sedang menyebrang itu. Katakan saja ini dari suaminya Cleo," titah seorang wanita kepada orang suruhannya.

"Baik, nyonya."

Wanita itu menyeringai puas melihat orang suruhannya berjalan kearah Beauty.

Aku nggak sabar untuk menjadi nyonya Sinatrya setelah ini Beauty, dengan surat itu kamu bukan siapa-siapanya mas Cleo lagi.

Lalu mobil berwarna putih itu meninggalkan tempat itu.

Di depan minimarket tiba-tiba Beauty di cegat oleh seorang pria. Lalu tanpa basa basi pria itu menyerahkan sepucuk surat. Dan mengatakan sesuai apa yang diperintahkan wanita dalam mobil tadi.

"Apa? Surat pengadilan? Jadi mas Cleo ingin menceraikan aku?" lirih Beauty.

Ada perasaan senang dan sakit yang bertubrukan di hatinya. Ia senang keinginannya untuk berpisah dikabulkan oleh pria yang sebentar lagi menjadi mantan suaminya itu.

Namun di sisi lain hatinya juga sakit, mengingat suaminya itu sempat berkata tak akan menceraikannya. Tapi kenyataan kini suaminya itu malah melayangkan gugutan cerai kepadanya.

Tanpa Beauty tahu. Sebenarnya surat itu Tere yang membuatnya tanpa diketahui suaminya Cleo. Dan selama ini diam-diam Tere juga mengutus orang untuk mencari keberadaan Beauty. Oleh sebab itu dengan mudah ia bisa menemukan keberadaan Beauty.

Setelah selesai membaca isi keseluruhan surat itu, ia putuskan melipat kembali surat itu dan memasukannya ke dalam saku celananya. Dan melanjutkan keperluannya kembali.

Tak lama setelah itu Beauty keluar dari minimarket itu sambil meneteng beberapa kantong belanjaan di kedua tangannya.

Namun sungguh s*al, orang suruhan suaminya yang bernama Beny sudah menunggunya di depan mini market itu. Jantung Beauty berdetak tak beraturan.

"Nyonya, saya diutus tuan untuk menjemput nyonya Beauty pulang. Jadi saya mohon kerjasamanya nyonya," ucap Beny dengan tenang.

Apa-apaan mas Cleo ini? baru saja ia mengirimiku surat gugatan cerai kini ia malah menyuruh Beny untuk menjemputku pulang. Sebenarnya apa mau mas Cleo itu?

"Maafkan aku Ben, katakan pada mas Cleo. Aku tak ingin kembali ke rumah itu. Katakan saja aku sudah mempunyai kekasih disini," kata Beauty beralasan.

"Tapi tuan menyuruh nyonya pulang segera, jadi ikuti saja kemauan tuan Cleo nyonya. Atau saya akan bertindak memaksa," ancam Beny.

Beny pun mulai melangkah dan hendak meraih pergelangan tangan Beauty, namun wanita itu mengancam dengan sorot mata tajam.

"Lakukan saja kalau kamu berani Beny! aku akan berteriak agar orang-orang menuduhmu ingin menculikku!"

Ancaman Beauty sukses membuat pria itu terdiam dan mengurungkan niatnya.

"Lalu saya harus mengatakan apa ke tuan Cleo nyonya?"

"Katakan saja seperti apa yang aku katakan tadi, aku sudah memiliki kekasih disini. Jadi jangan mencari-cariku kembali!" tegas Beauty.

"Baik nyonya."

Beny pun langsung meninggalkan area tempat itu karena begitu banyak pasang mata sudah memperhatikannya.

Tak jauh dari tempat Beauty berdiri seorang juru parkir menghampirinya. Dan menanyakan keadaan wanita yang masih berdiri mematung itu.

"Neng..neng tidak apa-apa?"

"Oh..maaf, saya tidak apa-apa pak." balas Beauty dengan tenang meski hatinya kini tengah bertanya-tanya.

"Jangan melamun di jalan neng nanti takut kena jambret mana si neng ini cantik," ujar si juru parkir mengingatkan.

"Terima kasih sudah mengingatkan saya pak, saya permisi dulu."

Beauty pun berjalan agak tergesa-gesa. Setelah bertemu dengan Beny orang yang menjadi suruhan suaminya tadi, membuat Beauty merasa was-was. Takut tiba-tiba saja Cleo muncul di hadapannya dan memaksanya untuk kembali pulang ke rumah mertuanya itu.

Karena sampai kapanpun ia enggan kembali ke rumah itu. Tempat dimana ia merasakan luka batin yang teramat sakit dihatinya.

Sampainya ia di kosan Betty, Beauty langsung menghampiri temannya yang tengah duduk sambil menonton televisi.

"Bett, aku harus pergi!"

"Pergi? pergi kemana Bee? Memangnya ada apa Bee coba ceritakan padaku?" tanya Betty yang langsung melompat untuk berdiri saat memdengar Beauty ingin pergi.

"Mas Cleo sudah menemukanku, aku harus pergi dari sini. Pasti mas Cleo sudah tahu juga kalau aku ngekost disini. Karena baru saja aku bertemu dengan orang suruhannya. Tolong aku Bet, aku harus pergi." ucap Beauty dengan panik.

"Oke, oke sepertinya temanku punya kosan yang kamarnya kosong. Kamu siap-siap aja aku akan mengabari temanku dulu."

"Baiklah, terima kasih Bett sudah__"

Ucapan Beauty terpotong kala tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu ingin keluar dari rongga mulutnya.

Hmmp!

Hmmp!

Dengan cepat ia berlari kearah toilet dan memuntahkan cairan yang sedari tadi memaksa keluar dari tubuhnya.

"Bee...kamu kenapa Bee??" tanya Betty yang panik mendapati temannya berlari ke arah toilet.

Beauty menyeka sisa-sisa cairan itu dengan tisu di tangannya. Tiba-tiba kepalanya teras pening dan keringat dingin membanjiri pelipisnya.

"Aku nggak papa Bett, kayaknya cuma masuk angin biasa."

"Oh...yaudah, kamu minum obatku dulu buat ngilangin mualnya. Nih minum aja," ucap Betty sambil menyerahkan obat cair pereda masuk angin itu.

Setelah meminum obat pemberian Betty membuat mual yang Beauty rasakan sedikit reda. Dan Beauty memutuskan mengemasi barang-barangnya untuk segera pergi dari tempat itu.

Namun ia mengingat surat gugatan cerai yang di berikan Cleo melalui orang suruhannya tadi. Beauty hanya tak mengerti. Kenapa suaminya itu menginginkannya kembali disaat pria itu sudah melayangkan gugatan cerai kepadanya?

Wanita berlesung pipi itu hanya memandang nanar kertas yang sebentar lagi akan mengubah statusnya. Ada perasaan senang dan ada perasaan sakit di dalam dirinya.