perjalanan seorang anak yatim menggapai cita cita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Rumah kak Bu'i di gang Apollo belakang Bioskop Raya, rumahnya tingkat dua,Hadi di beri kamar di lantai dua yang kosong karena lantai bawah kamarnya hanya ada dua dan sudah penuh semua
" Ayo makan dulu" Panggil bik lusi, Istri kak Mu'i saat Hadi sedang rebahan meluruskan pinggangnya karena seharian dia duduk saja memperbaiki televisi
" Ya bi" Sahut Hadi sambil bergegas turun dari tempat tidur
" eh rame juga" gumam Hadi saat turun melihat meja makan ada 6 orang ,
" Hadi sini kenalin" seru kak Mu'i
" Ini, Riri anak pertama kakak," ucap kak Mui mengenalkan anak nya yang berusia 12 tahun, bertubuh bongsor seperti anak yang sudah SMP
" ini , Kirana" kata kak Mu'i lagi mengenalkan anak wanitanya yang berusia 11 tahun, tetapi berbeda dengan Riri yang bertubuh bongsor Kirana sedikit kurus tetapi lebih tinggi
" Ini Ayunda sama Merry, mereka keponakan dari Muara Dua" lanjut kak Mu'i mengenalkan dua keponakannya, Ayunda kelas dua di SMK pelayaran, sedangkan Kirana masih kelas satu di SMA 1 Pahoman.
" Hai, salam kenal aku Hadi" ucap Hadi mengenalkan dirinya
" salam kenal kak" ucap Merry sambil tersemyum sedangkan Ayunda hanya menganggukan kepala saja
dua kakak beradik itu terlihat jelas perbedaan sifatnya. Merry sedikit genit sedangkan Ayunda pendiam dan terlihat anggun, keduanya sangat cantik dan menawan.
" Ferr, beli bir sama figur sana kita minum dikit, jangan lupa beli kacang nya" kak Mu'i menyuruh Ferry membeli minuman.
" Siap mang" jawab Ferry bersemangat.
Ferry membeli 4 botol bir hitam dan 4 botol figur mereka minum bertiga dengan santai, tepat tengah malam, mereka baru berhenti, itu juga karena minumannya sudah habis.
" Aduuuh, kepala gw sakit banget" Fery yang baru berdiri terhuyung dan terduduk kembali sambil memegangi kepalanya
" Sakit kepala kenapa?" dengan polosnya Hadi bertanya, tak meyadari kalau mereka lagi mabuk oplosan Bir dan Figur.
" Ga tau, tadi ga apa apa" sahut Hadi
" Minum bodrek sana" saran kak Mu'i setengah menggumam karena sudah mabuk dan ngantuk
" ya nanti aku cari di kotak obat" jawab Hadi, dengan terhuyung huyung ia berjalan ke kotak obat setelah mencari di kotak obat ia menemukan juga obat sakit kepala.
" ini minum?" Hadi memberikan pil Bodrek yang di ambilnya.
Ferry langsung meminum obat itu tanpa ragu
namun beberapa menit kemudian Ferry menjerit dan bergulingan
" Aduuuh, sakit " teriaknya kesakitan
" Eh kenapa lagi?" tanya Hadi heran, teriakan Ferry teryata sangat keras membangunkan seisi rumah
" Ferry kenapa?!" tanya bik Lusi cemas melihat keponakannya bergulingan sambil memegang kepala
" Kepala Ferry kaya di tusuk tusuk ratusan jarum bi" Ferry menjawab sambil menahan sakit
Bi Lusi melihat ke arah meja
" Kamu abis minum minuman keras di campur Bodrek!? tanyanya melihat bekas minuman keras dan sisa pil Bodrek, " Ayunda, Merry. kalian buat Air Asem " ucapnya kemudian pada Merry dan Ayunda untuk membuat minuman meredakan mabuk
" Ya bi" jawab mereka serempak dan langsung membuatkan air asem untuk meredakan pengaruh alkohol dan bodrek yang memang tak boleh di gunakan berbarengan
" Ferry langsung meminum Air Asem yang di bawa oleh Ayunda dan air asem ternyata benar benar manjur, selang beberapa menit Ferry sudah tak merasakan sakit lagi di kepalanya.
" dah tiduk lah la petang( sudah sana tidur sudah larut malam" ucap Bi Lusi dengan bahasa semendo-nya
" Au, bi( iya bi) " jawab Ferry sambil masuk ke kamarnya
Hadi juga naik kembali ke lantai dua, namun ia tak bisa tidur, ia duduk di balkon lantai atas, menatap atap atap rumah tetangga kak Mu'i .
tap
tap
tap
dari lantai bawah terdengar suara langkah, hadi menengok siapa yang naik ke lantai dua
" Ayunda, kenapa ga Tidur?" tanya Hadi saat mengetahui siapa yang naik
" ga bisa tidur kak, biasanya duduk sebentar di sini nanti kalau udah masuk baru ke kamar lagi" sahut Ayunda menunduk
" OO, begitu, ayo sini, aku juga ga bisa tidur " Hadi mengajak Ayunda duduk di sampingnya.
dengan malu malu Ayunda duduk, awalnya kaku tetapi lama kelamaan Ayunda bisa berbicara lancar , Hadi yang biasa bergaul mampu mencairkan suasana dengan sedikit cerita lucu yang ia tahu membuat Ayunda tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Saat azan subuh berkumandang, Ayunda sudah mulai menguap, matanya juga sudah sayu, tapi malah menambah kecantikannya
" sana istiahat sepertinya kamu sudah mulai ngantuk" ucap Hadi menyarankan
" He he he, iya kak, aku istirahat dulu yah" ucapnya, hadi mengangguk, ia juga masuk ke kamarnya yang tak ada pintu.
Pagi harinya, mereka semua kesiangan, termasuk Ayunda
" Kau ini bange' la minum figur kau minum pula Bodrek, nak mati kau ( kamu ini bodoh, sudah minum figur malah minum Bodrek mau mati kamu)!" Suara bi Lusi terdengar keras memarahi Fery di meja makan,
" Idak lah bi, mang Mu'i yang nyaranin minum obat " Sahut Fery menunduk tak berani menatap muka bi Lusi.
" Ai, sudem lah, makan lah kudai kage anter bibi ke pasar (Ya sudah makan dulu, nanti anter bibi ke pasar)" Bi Lusi menghela napas kesal dan meneruskan masaknya.
Jam sepuluh mereka baru berangkat ke bengkel, Ferry berboncengan dengan Hadi sedangkan kak Mu'i naik sepeda kumbang, di rumahnya ada motor hanya saja kak Mu'i pernah nabrak pohon saat belajar jadi ia trauma untuk naik motor
Saat sampai di bengkel beberapa konsumen sudah menunggu,
" Siang amat buka nya kak" tanya seorang ibu, di sisinya seorang pria membawa tv yang di bungkus taplak meja
" kesiangan, tunggu sebentar yah" sahut kak Mu"i , dan langsung membuka roling door bengkel
" Ini tv saya kalau di nyalain KWH rumah langsung turun" ibu yang bertanya tadi berkata sambil menyuruh lelaki yang membawa tv itu menaruh tvnya
" ada yang kongslet sepertinya bu, nanti biar Hadi priksa dulu" Sahut kak Mu'i sambil memberi kode pada Hadi, Hadi dengan cepat mengambil tv itu dan memeriksanya
" Ini yang rusak kak, Ic TEA 2261 sama transistor D 1885" Hadi yang selesai memeriksa memberitahukan kerusakan tv itu, agar di teruskan ke pemiliknya
" Perkiraan biayanya berapa?" tanya pemilik tv
" sekitar 100 ribu bu, alat sama saja jasa" sahut kak Mu'i memberitahukan
" ya sudah perbaiki saja, bisa di tunggu ga?" tanya pemilik tv
" Hadi punya stok alat ga?' tanya kak Mu'i
hadi memeriksa stock alat di rako miliknya, dia memang sering membeli alat sendiri dan menyimpannya untuk hal hal mendadak seperti ini
" Ada kak, bisa di tunggu kok" sahut hadi setelah melihat stock alatnya
" Ya sudah langsung kerjain aja," ucap kak Mu'i
Haddi langsung memperbaiki tv itu, sedangkan yang membawa amply, tape dan radio di tangani oleh Sam dan Ferry