Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 daftar belanjaan yang mustahil
"BANGKRUT?!"
Suara si Kakek tiba-tiba meledak lagi, terdengar sangat tersinggung.
"KAU INI DARI KLAN LIN, SIALAN! KLAN PEDAGANG TERBESAR KETIGA DI BENUA INI! KAU BERNAFAS DENGAN UANG! MINTA SAJA PADA AYAHMU! KAU CUMA PERLU BILANG, 'AYAH, KIRIMKAN AKU SUMSUM HARIMAU GIok ATAU AKU AKAN BERHENTI JADI TAMPAN!' PASTI DIA KIRIM!"
Lin Feng mendengus.
"Kau gila," batinnya. "Kau pikir Ayahku itu bodoh? Aku minta uang untuk 'Ginseng Darah Seribu Tahun' dan 'Inti Api Lava'? Dia tidak akan mengirimiku uang. Dia akan mengirimiku jimat pengusir setan."
Dia menyandarkan kepalanya ke belakang.
"Kek. Klan Lin memang kaya. Tapi aku tidak sekaya itu. Uang jajanku... memang besar. Tapi harga total bahan-bahan itu... mungkin cukup untuk membeli tiga akademi Awan Hijau ini."
"HMPH! GENERASI LEMAH!" gerutu si Kakek. "Selalu mengeluh soal uang! Dulu di zaman Kakek, kalau kita mau sesuatu, kita... MERAMPOKNYA! Ayo! Kita rampok rumah lelang di ibukota! Kakek tahu di mana mereka menyimpan barang bagus!"
"Merampok?" Lin Feng menatap tangannya yang mulus dan kurus. "Dengan tubuh ini? Aku? Merampok rumah lelang yang dijaga oleh Level Master? Aku akan mati sebelum sempat menyentuh pintu depannya."
Lin Feng terdiam.
Amarahnya mereda, digantikan oleh... kalkulasi dingin.
Dia seorang Teoris. Seorang Strategis.
Dan masalah ini... hanyalah masalah logistik.
"Tidak," kata Lin Feng pelan dalam benaknya.
"Hah? Tidak mau merampok? Dasar pengecut..."
"Tidak," potong Lin Feng. "Kita tidak perlu merampok. Kita tidak perlu meminta."
"Kita... akan membuat mereka... memberikan uangnya pada kita."
Ada jeda singkat.
"...Hooo?" Suara si Kakek terdengar tertarik. "Kau punya rencana, Nak?"
Sebuah senyum licik... senyum khas Klan Lin, senyum seorang pedagang... mulai terkembang di wajah tampan Lin Feng.
"Kek," katanya. "Kau bilang... kau 'Dewa Alkimia', kan?"
"...Dewa Alkimia?" ulang si Kakek, suaranya terdengar ragu, seolah dia tidak yakin ke mana arah pembicaraan ini. "Tentu saja! Kakek adalah Dewa Alkimia terbaik di alam semesta! Resep pil Kakek bisa membuat orang mati hidup lagi... atau setidaknya, membuatnya 'hidup' semalaman di ranjang! Kenapa?"
Lin Feng tidak menjawab. Dia bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir di kamarnya yang mewah.
"Bahan-bahan itu," kata Lin Feng, otaknya berputar cepat. "Itu mahal. Sangat mahal."
"Tapi... alkimia... adalah bisnis yang menguntungkan."
Dia berhenti.
"Kek. Kau punya resep 'Rendaman Tulang Giok Sembilan Matahari' yang harganya selangit itu. Tapi... apa kau punya resep pil... murahan?"
"Murahan?!" si Kakek terdengar terhina. "Kakek tidak membuat barang 'murahan'!"
"Maksudku," potong Lin Feng, "Resep yang bahan-bahannya murah, mudah didapat... tapi hasilnya spektakuler? Sesuatu yang bisa kita jual dengan keuntungan 10.000%?"
Hening.
"...Hooo." Si Kakek mulai mengerti. "Kau... bajingan kecil yang licik! Kau tidak mau membeli bahannya... kau mau membuat uangnya!"
"Tepat," kata Lin Feng. "Kita akan berdagang."
"Hmph! Tentu saja Kakek punya!" seru si Kakek bangga. "Kakek punya resep 'Pil Peningkat Gairah Kuda Jantan'! Bahannya cuma rumput liar dan kotoran kelelawar, tapi efeknya... dijamin membuat kaisar yang impoten pun bisa punya seratus anak!"
"Itu... menjijikkan," batin Lin Feng. "Tapi... Mungkin akan sangat laku."
"Bagus," kata Lin Feng. "Kita akan mulai dari situ. Kita akan memonopoli pasar obat kuat di akademi ini... lalu di ibukota."
"TAPI ITU AKAN MEMAKAN WAKTU LAMA, NAK!" gerutu si Kakek. "Berdagang itu butuh waktu! Kakek mau lihat kau 'berlatih kultivasi ganda' SEKARANG! Tubuhmu keburu busuk kalau menunggu uang dari pil!"
"Itu baru langkah pertama," kata Lin Feng. Dia berhenti mondar-mandir. Senyum liciknya kembali.
"Kita akan dapat modal awal dari pil-pil murahanmu itu. Tapi kau benar, itu lambat. Kita butuh cara yang lebih cepat untuk melipatgandakan uangnya."
"Cara tercepat untuk melipatgandakan uang... adalah berjudi."
"BERJUDI?!" si Kakek terdengar kaget, lalu... terlalu bersemangat. "HAHAHA! KAKEK SUKA! KITA AKAN KE RUMAH JUDI! KITA AKAN PERTARUHKAN SEMUA UANG KITA PADA DADU! KITA AKAN TIDUR DENGAN PARA PENARI DI SANA!"
"Tenang, dasar cabul," batin Lin Feng. "Ini bukan soal keberuntungan. Ini soal... analisis."
Dia terdiam, memikirkan sesuatu yang baru.
"Kek."
"YA?!"
"Mata ini... [Mata Penjiplak]... kau bilang dia bisa menganalisis segalanya, kan? Jurus. Kelemahan. Status Qi."
"TENTU SAJA! MATA KAKEK INI MAHA MELIHAT!"
Lin Feng tersenyum. Senyum yang sangat berbahaya.
"Kalau begitu... apa mata ini bisa... menganalisis permainan?"
"...Hah?"
"Dadu, misalnya," lanjut Lin Feng, otaknya berpacu. "Saat bandar melempar dadu... apa mata ini bisa menganalisis perputaran mangkuknya? Kecepatan lemparannya? Berat dadunya? Dan... memprediksi hasilnya?"
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏