Butuh Kasih Sayang Orang Tua

Setelah melihat anak dan suaminya pergi, Sarah langsung melakukan aksinya yaitu mengambil tas dan sepatu yang di miliki Fia.

“Bagus mas Toni sudah pergi, sekarang aku akan mengambil tas dan sepatu milik Fia.” Ucap Sarah dan berjalan menuju lantai atas menuju ke kamar Fia.

Sekarang Sarah sudah berada di kamar Fia dan mulai mencari tas dan sepatu yang baru Toni belikan untuk Fia itu.

Tanpa Sarah ketahui ada salah satu pembantu yang memberitahukan bahwa Sarah sedang mencari sesuatu di kamar Fia.

Toni yang membaca pesan dari pembantu itu tersenyum smirk. Toni tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh istrinya di kamar anaknya itu. Namun Toni memantau dari CCTV yang ada di dekat kamar Fia.

Toni ingin melihat reaksi Sarah, Toni sudah bisa menebak apa yang istrinya itu cari.

“Kamu tidak akan pernah mendapatkannya Sarah, kamu benar-benar keterlaluan dengan anak kita, ternyata aku terlalu bod*h, lengah dan tertipu dengan sikap kamu yang menyayangi putri kita, kamu sudah menghancurkan kepercayaan Sarah, aku tidak akan membiarkan Fia kau sakiti lagi, aku tidak akan membiarkan Fia menderita lagi oleh keluarga mu Sarah.” Ucap Toni penuh tekat.

Ya Toni memang selama ini tidak pernah menjaga ketat anaknya namun beberapa Minggu yang lalu Toni mendapatkan informasi bahwa putrinya di perlakukan tidak baik oleh keluarga Sarah termasuk juga Sarah.

Awalnya Toni tidak percaya namun Toni juga tidak bisa mengabaikan informasi yang ia dapatkan. Toni membayar seseorang untuk mencari tahu semuanya.

Toni yang sudah mengetahui merasa marah besar terhadap dirinya. Selama ini putrinya di perlakukan tidak baik oleh keluarga istrinya itu, namun Toni tidak akan bertindak gegabah dia akan melakukan sebuah rencana untuk menangkap basah perbuatan keluarga Sarah terhadap putrinya itu. Itu lah sebabnya Toni memasang CCTV di beberapa tempat di rumahnya. Sarah sama sekali tidak mengetahui adanya CCTV di rumah mereka itu.

Selain tentang keluarga istrinya termasuk istrinya yang memperlakukan putrinya dengan tidak baik, Roni juga mendapatkan informasi bahwa istrinya itu selingkuh.

“Bersiap-siaplah menerima kejutan dari Sarah.” Ucap Toni yang melihat Sarah keluar dari kamar Fia tanpa membawa apapun.

Lagi dan lagi Toni tersenyum senang. Karena Sarah gagal mendapatkan apa yang dia inginkan.

Terlihat Sarah begitu kesal karena tidak mendapatkan apa yang dia incar.

“Dimana sih Fia meletakkan tas dan juga sepatu yang barusan mas Toni belikan untuk Fia?” gumam Sarah.

“Lebih baik aku telpon Fia saja dan menanyakan di mana dia meletakkan tas dan sepatu.” ucap Sarah dan menelpon Fia.

Namun sayang Dia tidak mengangkat telpon dari Sarah yang membuat Sarah kesal bukan main.

“Dimana sih anak sialan itu.” Ucap Sarah kesal.

“Sepertinya aku harus minta bantuan keluarga ku.” Ucap Sarah.

Sarah menelpon adik dan juga keponakannya untuk membantu dirinya. Tentu saja adik dan keponakan Sarah mau membantu karena mereka juga akan mendapatkan tas dan sepatu baru.

. . .

Setelah mengantarkan adiknya ke kampus Dilon langsung ke cafe untuk cek perkembangan usahanya. Dilon memiliki dua restoran. restoran milik dilon selalu ramai pembeli. Bahkan ada salah satu restoran yang terbilang mahal harga makanannya. Tetapi restoran itu juga yang menjadi favorit banyak orang.

Dilon mempunyai orang kepercayaan yang selalu membatu dan mengurusi usaha Dilon sedangkan Dilon hanya memantau dan sesekali mengunjungi tempat usahanya itu.

Disela-sela kesibukannya Dilon kepikiran dengan adiknya. Dilon sangat kasihan sekali dengan adiknya karena selalu saja dimarahi oleh orang tuanya. Dilon sempat berfikir untuk membawa adiknya keluar dari rumah itu.

Dilon sudah mengetahui bahwa mamanya sudah mempunyai laki-laki lain. Tapi Dilon juga tahu kalau papanya masih sayang sama Fia. Dilon sudah mengatur rencana untuk membawa adiknya itu keluar dari rumah itu.

“aku tidak bisa terus membiarkan adikku di sakiti oleh keluarga mama itu, aku akan bawa adikku keluar dari rumah itu, aku akan minta bantuan kakek untuk membawa Fia keluar dari rumah.” Ucap Dilon sudah memiliki sebuah rencana.

Setelah urusannya di restoran selesai Dilon akan menemui kakeknya dan akan memberitahukan semuanya tentang apa yang telah keluarga mamanya lakukan kepada adiknya itu, Dilon yakin kakeknya mau untuk membantu dirinya.

. . .

“Aku sudah tidak sabar ketemu sama Fia, aku yakin Fia pasti punya banyak desain baju. Semoga saja Fia mau terus kerja sama sama aku. Jadi aku tidak perlu repot lagi cari orang yang bisa desain baju dengan bagus.” ucap Rini yang sudah tidak sabar menunggu kedatangan Fia.

Yang biasanya mendisain sudah berhenti bekerja disana karena mengikuti suaminya ke luar negeri. Jadi bu Rini tidak lagi memiliki pendesain di butiknya. Sedangkan dia tidak sempat mendesain karena banyaknya pekerjaan yang harus dia urus. Pada saat Fia mengirim desain baju membuat ibu Rini merasa senang dan beruntung. Rini bahkan berpikir untuk mengajak fia bekerja di butiknya.

Rini sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Fia. Setelah selesai kuliah Fia langsung ke cafe tempat dimana Fia sudah membuat janji untuk menemui tante Rini. Setelah sampai di cafe, Fia langsung disambut oleh tante Rini.

“Selamat datang Fia, ayo duduk Fia, gimana dijalanan aman ?” ujar tante Rini dengan senyuman.

“Aman kok tante.” jawab Fia dengan tersenyum.

“Kamu cantik sekali Fia,” puji tante Rini, Fia tersenyum menanggapi pujian dari tante Rini.

“Makasih tante.” ucap Fia.

“Iya, kamu mau pesan apa Fia ?” tanya tante Rini menawarkan Fia untuk makan bersamanya.

“aku jus jeruk aja deh tante.” jawab Fia.

“Oh ok, oh ya kamu ada bawa desain baju yang tante minta tadi pagi ?” tanya tante Rini, karena sudah tidak sabar ingin melihat desain-desain baju dari Fia.

“Ada tante.” ucap Fia sambil mengambil desain yang sudah dipersiapkan Fia untuk diperlihatkan kepada tante Rini.

“Wah bagus sekali desainnya Fia.” ucap tante Rini yang sangat antusias saat melihat desain yang diberikan oleh Fia. Tante Rini juga memuji desain yang dibuat oleh Fia.

“terima kasih tante.” Jawab Fia apa adanya.

“oh ya Fia tante mau menawarkan kamu kerja sama.” ucap tante Rini setelah melihat gambar baju buatan Fia.

Rini pun menjelaskan secara detail bentuk kerja sama yang di tawarkannya kepada Fia, Fia terlihat antusias mendengarkannya. Fia hanya perlu mengirimkan foto desain bajunya dan sesekali kesana jika ibu Rini memintanya kesana. Tentu saja Fia mau karena itu juga menguntungkan bagi Fia. Jadi Fia bisa bekerja sambil berkuliah, apalagi mendisain adalah hal yang paling Fia suka. Setelah menjelaskannya Fia pun setuju untuk bekerja sama.

“Jadi gimana Fia kamu mau?” tanya tante Rini.

“Ya saya mau tante.” ujar Fia dengan binar bahagia.

“Tante senang mendengarnya nak. Oh iya untuk desain ini sudah tante transfer ya uangnya.” ucap tante Rini. disaat Fia sedang berbicara, tante Rini mentransfer uannya ke Fia, tanpa bertanya berapa harga di setiap desain baju yang diberikan oleh Fia.

“Ya ampun tante ini banyak banget tante.” Fia sangat kaget melihat nominal yang diberikan oleh tante Rini.

“Tidak apa-apa itu buat kamu Fia.” Jawab tante Rini dengan senyuman.

“Ini terlalu banyak tante. Setengahnya aja udah cukup kok tante.” Fia berusaha menolaknya karena menurut Fia uang yang di transfer kepadanya sangat banyak sekali.

“Tidak apa-apa Fia. Desain kamu ini bagus. Dan di butik tante tidak ada yang bisa mendesain baju ke gini, Sebagus untuk kamu. Dan Tante yakin Fia desain kamu ini cukup untuk memuaskan pelangan tante di butik. Tante sudah tidak punya disainer lagi. Dan pas sekali kamu kirim gambar baju maka dari itu tante chat kamu kemaren.” ucap Rini supaya Fia mau menerima uang itu, karena bagi Rini uang sebanyak itu sangat pantas Fia terima karena desain baju yang Fia buat sangat bagus.