NovelToon NovelToon
Cinta Terhalang System

Cinta Terhalang System

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Teen School/College / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: milorasabaru

Terlahir kembali sebagai anak orang kaya bernama Ethan, ia bereinkarnasi bersama sebuah sistem yang misterius. Sistem Penguasa, yang meringankan hidupnya dan juga merumitkan kisah cintanya.

Di sekolah, Ethan dipertemukan dengan mantan pacar dari kehidupan sebelumnya, Karina. Kehidupan kedua ini menjadi kesempatan bagi Ethan untuk mengulangi hubungan dan memperbaiki kesalahannya.

Namun, Sistem Penguasa terus memaksa Ethan untuk menguasai sekolahnya, menjadi puncak tertinggi di antara siswa lain, dan Karina tidak menyukai gaya hidup Ethan itu.

Akankah Ethan dapat kembali bersama Karina? Ikuti kisahnya yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon milorasabaru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07

Andra and The BackBone pernah berkata;

'Sempurna...'

Semua berjalan lancar, begitu sempurna. Aku meraih hasil sempurna pada ujian akhir sekolah, membuatku keterima pada sekolah menengah pertama negeri terbaik se-Kota Bandung. Ayah dan Ibu memberikan komputer sebagai apresiasi pencapaianku.

"Ini buat kamu nonton film." Begitulah ucap kedua orang tuaku memberikan hadiah komputer beserta headset dan akun Netflix. Mereka selalu mendoktrinku untuk banyak menonton film. Yah, bukannya aku tidak bersyukur, tapi aku bukan orang yang se-sinefil itu.

Tidak hanya itu, aku juga menjalin cinta monyet pertamaku. Maksudku, pertama untuk di kehidupan ini. Cinta monyet pertamaku dulu juga memang saat aku duduk di sekolah menengah pertama.

Rara Angelica, pacarku yang menawan. Wajah tirus, mata coklat yang besar, hidung mungil dan bibir penuh, sangat melengkapi sempurna pada paras cantik kuning langsat itu. Dia gemar berolahraga dan menonton film, kami berdua sangat serasi.

Aku tahu, aku tahu. Ada rasa bersalah menjalin hubungan dengannya. Jiwa pria berumur 25 tahun ini terus bergejolak, ini semua tidak benar. Tapi, aku saat ini berada di tubuh bocah berumur 12 tahun. Begitulah pembenaran yang selalu kukatakan pada diriku.

Dan dia juga yang menembakku duluan! Wajar menurutku, karena diriku saat ini begitu tampan. Sangat tampan. Bukan narsis, sungguh. Tapi, aku juga terpaksa menerimanya karena untuk menyelesaikan misi.

[Misi berhasil. Mendapatkan: Skill Berbahasa Sunda.]

Begitulah hadiah yang kudapatkan. Tidak begitu 'wah' tapi sangat berguna untuk kehidupanku di Kota Bandung ini, yang notabenenya berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang dicampur dengan Bahasa Sunda.

TRING!

Ketika aku tengah mencari film yang menarik di Netflix, aku dikejutkan oleh dering ponsel pada meja komputerku. Rara menelepon.

"Hai," ucapku berkata lebih dulu.

"Hai juga, Beb, Kamu lagi apa?" tanya Rara manja di telepon.

Dia selalu berkata lembut dengan nada soprano. Gaya bicaranya selalu mengingatkanku pada Isabella dalam seri Phineas and Ferb, yang selalu berkata 'Hai, Phineas, kamu lagi apa?' Aku selalu suka itu.

"Aku lagi mau nonton film nih. Kamu lagi apa, Beb?" tanyaku.

"Aku kangen kamu."

Cringe. Jujur aja, hingga sekarang aku masih merasa seperti itu. Tapi, apa dulu juga aku pacaran dengan Karina seperti ini? Mungkin lebih parah.

Karina, cinta pertamaku dulu dari sekolah menengah pertama. Namun, hubungan kami harus kandas saat memasuki sekolah menengah awal. Tidak lama dari itu, dia pindah bersekolah ke Bandung. Semoga nanti saat aku sudah duduk sekolah menengah awal aku bisa bertemu dengannya lagi.

Tidak, itu masa lalu. Aku harus merelakannya. Dari apa yang telah kulakukan dulu, tidak pantas aku bertemu dengannya. Lagipula, dia tidak akan mengenalku juga, karena saat ini aku sudah menjadi Ethan.

"Ethan? Kok diem aja? Kamu marah sama aku?" tanya Rara mengejutkanku.

"Oh engga kok. Tadi aku kepikiran sesuatu."

"Mikirin aku yah?" godanya.

"Iya, Beb. Tadi kepikiran ngajak kamu nonton film Dune." Tentu saja aku berbohong. Tapi, keinginanku nonton film itu memang ada benarnya.

"Oh itu! Aku juga pengen banget nonton itu!" timpalnya bersemangat. Aku bahkan bisa membayangkan dia tersenyum. Film genre fiksi ilmiah adalah favoritnya.

"Sayang kita gak bisa ke bioskop."

"Iyah..." ucap Rara kecewa.

Kini tahun 2021, pandemi masih belum berakhir di Indonesia. Kegiatan sekolah pun harus mematuhi protokol kesehatan dan pertemuan tatap muka masih dibatasi. Kedua orang tua kami sudah pasti tidak akan mengizinkan kami pergi ke bioskop.

Masa-masa kelam di Indonesia ini harus ku alami sekali lagi. Aku masih sangat ingat melihat tetanggaku banyak yang kehilangan pekerjaan, usaha mereka pun jatuh. Banyak di antara mereka pun berguguran, salah satunya Pak RT yang sudah mengurusku. Sial, aku tidak mau menangis di depan Rara mengingat ini.

Semoga rakyat Indonesia diberi kekuatan untuk menghadapi cobaan ini.

"Oh iya, Beb. Lihat deh aku ngirim sesuatu," ucap Rara heboh.

Aku pun beranjak dari meja komputer, lalu merebahkan diri pada kasur double di sisi berlawanan dari meja komputer. Kasur yang begitu empuk dan sangat sejuk, tempat yang cocok untuk menyamankan diriku jika bertelepon dengan Rara.

Ketika aku buka aplikasi Line, ternyata Rara membagikanku video lucu. Video kucing yang bermain drum. Dia selalu senang dengan video sh*tpost seperti ini. Aku pun begitu.

Akhirnya kami pun berbincang dan bergurau menghabiskan sisa-sisa malam minggu, hingga tanpa sadar kami berdua tertidur dengan telepon masih tersambung.

...****************...

Hari minggu. Hari yang membuatku sontak bangkit dari tempat tidur setelah semalam mengobrol dengan Rara. Semburat cahaya setelah fajar sudah menembus jendela besar di sepanjang dinding meja komputerku menghadap.

Aku lupa kalau pagi ini adalah pelatihan bela diriku akan dimulai. Dengan segera aku mengganti pakaian dengan pakaian olahraga, lalu beranjak keluar dari kamarku yang luas ini.

"Kamana wae atuh, Kak," ucap Ivan meledek.

(Kemana aja, Kak.)

Ivan sudah berada di tempat latihan, rubanah rumahku. Berdiri tegap di tengah ruangan, dengan gagah berpakaian kaus abu dan celana panjang hitamnya. Namun, tembok putih ruangan rubanah ini menambah penerangan menjadi sangat terang, membuat kepala plontos itu sangat silau di mataku.

"Iya punten pisan, Om," ucapku meminta maaf.

(Iya maaf banget, Om.)

Aku tahu pria bule itu tidak pernah marah kepadaku. Tapi, jika aku tidak disiplin seperti dia, aku merasa mengkhianati sikap baiknya. Masih misteri bagiku, kenapa pria asal Rusia ini bisa berbahasa sunda dan ayahku bisa mengenalnya. Aku tidak pernah bertanya, mungkin lain waktu.

"Ya udah. Pemanasan dulu gih," titah Ivan.

Aku mengangguk. "Siap."

Di atas karpet matras yang menutupi seluruh lantai ruangan ini, aku mulai stretching lalu dilanjut berlari sebanyak lima putaran, mengelilingi rubanah yang cukup luas ini.

Ruangan luas tanpa ada furnitur lain, hanya beberapa cermin pada satu sisi tembok, sengaja dipersiapkan Ayah untuk aku dan Rita. Awalnya ini akan dibuat home theater, tapi diubah untuk aku berlatih bela diri dan Rita berlatih balet secara bergantian.

"Udah, Om," ucapku terengah-engah.

"Sip. Akhirnya kesampaian juga ya belajar gelut," ucap Ivan bercanda.

(gelut \= kelahi)

"Iya nih udah gak sabar," timpalku.

Aku tersenyum lebar, akhirnya sudah tiba belajar bela diri dan aku bisa menyelesaikan misi yang belum terselesaikan. Semua ini sudah direncanakan Ivan. Menurutnya, usiaku saat ini yang cocok untuk memulai belajar bela diri.

"Kita belajar bela diri apa, Om? Karate atau pencak silat?" tanyaku.

Ivan menggelengkan kepala. "Bukan itu."

Aku memiringkan kepala, seharusnya aku belajar antara kedua bela diri itu yang sudah kuminta pada Ayah.

"Kita akan belajar Samoozashchita Bez Oruzhiya, disingkat Sambo." Ivan berkata dengan lugas sembari melipat kedua tangan kekarnya.

Aku sontak tertawa kecil, mengingat nama itu seperti sesuatu yang akan terjadi di tahun depan, kurasa. Aku tidak akan membahasnya.

"Naha kunaon seuri?" tanya Ivan bingung.

(Kenapa ketawa?)

"Oh, engga, Om." Aku berhenti tersenyum. "Itu bela diri apa, Om?"

Wajah Ivan pun berseri dengan senyumnya yang melebar. "Bela diri asal Rusia."

1
lucky girl
p
Ra dhiraemon
lanjut
Keyozzx
lanjud bang gua gif dah kalo rajin
Ra dhiraemon
Mampir di sini ya kk
lucky girl
up thorrr /Determined//Determined//Determined/
Keyozzx
2 lagi bang Gua Udah Siap bacok lu kalo engga up lagi 🖕🤡
Keyozzx
Bacot anjg Up Mana 2 per hari minimal lah Sini Gua bacot lu 🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🖕🤡🤡🤡🤡🤡👎👎🐶🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Keyozzx
Tambahin 1 jarang up Sekali up cuma 1 Ngelunjak hah gua bocak lu🥴🖕🪨👎👎🖕🖕🖕👍🖕👍🪚🤮🔥🔥
lucky girl: lu bisa sabar ga?☺️☺️☺️
nulis cerita ga segampang itu /Right Bah!//Hammer/
Keyozzx: Ya udah Up lah 🤬🤬🤬🤬🤬
total 3 replies
Keyozzx
lanjud bang Up 2 kali sehari Biar seru saran aja
milorasabaru: siyap, aku usahakan ya
total 1 replies
milorasabaru
sabar S*T!!!/Heart//Heart/
Keyozzx
mana lanjutan ya anj Cepat'
😒
Keyozzx
Up ya perbanyak bang sumpah Seru asu
milorasabaru: siyap nantikan terus yaaaaaa
total 1 replies
Paulina Alfathir
wah author ngadi2 nih masak ngasih misi berkelahi😂😂😂
Keyozzx
Sial Apa kau kira kita pembaca Tidak menunggu Hah sialan
/Cleaver/
Keyozzx: Up ya 5 jangan lupa
milorasabaru: aku upload tiap subuh ya gais
total 2 replies
Kang Kuli
bg
milorasabaru: makasih bang ratingnya
total 1 replies
Kang Kuli
up
milorasabaru: nanti subuh ya
total 1 replies
milorasabaru
Hai ini cerita pertamaku, akan selalu update setiap hari, tanpa libur. Kalau engga ada update kejar aku ke FB dengan nama akun yang sama dengan namaku disini. Selamat menikmati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!