NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Rita yang melihat sang suami tak menyahut akhirnya mendekat ke arah sang suaminya itu.

"Mas lihat apa sih kok serius amat!" Ucap Rita yang mendekat ke arah suaminya itu.

"Nggak sayang, Mas tadi ha-nya lihat bayi dalam inkubator itu!" Ucap Anton dengan nada suara gugup.

"Pasti mas udah nggak sabar ya melihat bayi kita lahir!" Rita tersenyum senang.

"Iya, Mas udah nggak sabar!" Sahut Anton.

Setelah itu, Keduanya melanjutkan perjalanan menuju ruangan dokter kandungan di rumah sakit itu.

Beberapa waktu kemudian, Keduanya telah sampai di depan sebuah ruangan yang bertuliskan 'dr. Syarif, SPog'.

Sesampainya mereka disana, Anton langsung mengetuk pintu tersebut.

Tok......tok......Terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk!" Terdengar ucapan dokter Syarif dari dalam ruangannya.

Keduanya langsung membuka pintu itu lalu berjalan masuk ke dalam.

"Malam dokter!" Sapa Anton.

"Malam juga bapak, Ibu!" Sang dokter tersenyum ke arah Anton dan Rita.

"Saya mau cek kandungan dokter!"Ucap Rita.

"Silahkan ibu berbaring di brangkar tempat tidur itu!" Ucap dokter Syarif dengan lembut.

Setelah itu, Rita langsung berbaring di brangkar tempat tidur tersebut untuk segera di periksa sang dokter.

"Kandungan Ibu sehat," Beri tahu sang dokter tersebut.

"Terus bagaimana dengan jenis kelaminnya dokter?" Tanya Rita pada sang dokter.

"Sebentar ya saya cek dulu!"

"Jenis kelaminnya perempuan!" Ucap dokter Syarif setelah mengeceknya.

"Benarkah dokter!" Rita tampak senang mendengar hal tersebut.

Seusai memeriksa kandungan, Keduanya langsung pulang. Ketika Anton sedang berjalan dikoridor rumah sakit bersama isterinya itu, Tiba-tiba pandangan Anton mengarah pada seorang wanita yang sedang duduk di sebuah kursi roda.

"Itu kan Dea, Dia ngapain ya disini! Apa Dea sudah melahirkan!" Anton membatin.

Melihat Dea disana Anton cuek saja seolah tidak ada hubungan antara keduanya. Begitu juga Dea yang melihat Anton disana hanya terdiam saja, Dea sangat paham kalau dirinya hanya isteri siri.

Meski merasa sakit hati dan cemburu melihat Anton disana bersama isteri pertamanya, Sebisa mungkin Dea berusaha untuk tegar walaupun hatinya terasa rapuh dan remuk.

"De, Kamu nggak apa-apa kan! Kita masuk aja ke dalam biar kamu bisa istirahat!" Ucap Ima yang melihat adiknya itu berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

"Iya kak, Antar aku ke dalam!" Ucap Dea, Lalu Ima pun mendorong kursi roda yang dipakai adiknya itu menuju ruang perawatannya.

"Hatiku sakit kak! Sakit bekas melahirkan belum sembuh tetapi ditambah dengan goresan luka dihatiku!"Ucap Dea yang terlihat meneteskan air mata, Dea sudah tidak kuat lagi untuk terus menahan  derai air matanya yang hendak menetes.

"Sabar sayang, Kakak yakin kamu pasti bisa melewati semua ini! Ini hanya masalah waktu! Allah nggak akan memberikan cobaan pada hambanya diluar batas kemampuan hambanya!" Ima berusaha menguatkan hati Dea.

"Terima kasih kak, Kamu selalu ada untukku!" Dea sangat bersyukur memiliki seorang kakak seperti Ima.

"Ya sudah, Sekarang kamu istirahat gih!" Ucap Ima.

Setelah itu Dea pun langsung berbaring di brangkar rumah sakit tersebut. Walaupun Dea berusaha untuk memejamkan matanya, Namun Dea sama sekali tak bisa tidur. Hati Dea tak tenang, Gelisah, Bimbang juga dirasakan Dea. Pikiran Dea juga mulai tak karuan, Dea ingin sekali marah tetapi dia tak berhak untuk marah karena dia tak ada bedanya dengan isteri simpanan.

Bayang-bayang kehadiran Anton bersamanya isterinya itu terus terngiang-ngiang dikepala Dea. Kejadian itu seolah tak mau menghilang dari pikiran Dea.

Perlahan-lahan air mata Dea kian menetes, Dea benar-benar merasa kalut di kala itu.

"Apa aku salah jika aku cemburu!" Dea membatin.

Semakin lama dada Dea terasa sangat sesak karena ia terus memendam luka hati tersebut.

Ima yang baru selesai sholat menatap kearah sang adik yang tampak sesak.

"De, Istigfar........!" Ima mengingatkan Dea

" Aku sampai lupa kak!" Dea pun tampak mengucapkan istigfar berulang kali.

"Bagaimana de, Sudah sedikit tenang!" Ucap Ima

"Iya kak, Mungkin ini teguran untuk aku karena aku sering lupa pada sang maha cipta!"

"Perbanyak mengingat allah dik, Dengan selalu mengingatnya beban berat akan terasa lebih ringan!" Nasehat Ima.

"Iya kak".

"Sekarang kamu baring lagi gih, Kalau nanti sesak lagi baca istigfar lagi!" Saran Ima

"Baik kak," Sahut Dea

Setelah itu, Dea pun kembali terbaring di brangkar itu. Dea terus mengucapkan istigfar seraya terus menangis sehingga lama kelamaan ia pun akhirnya tertidur.

******

Beberapa hari kemudian, Kondisi bayi mungil yang merupakan putra Dea berangsur membaik sehingga di perbolehkan untuk pulang.

Setelah diperbolehkan pulang, Dea segera bersiap-siap membereskan barang-barangnya selama menginap dirumah sakit tersebut.

Diperjalanan pulang, Dea terus memandangi sang putra yang tampak mungil itu.

"Sayang, Kamu harus jadi anak yang tahan banting ya! Jadi anak yang membanggakan kelak!" Ucap Dea pada bayi mungil yang belum paham maksud sang ibu.

Tak lama kemudian, Dea telah sampai dirumah ibunya. Dea tidak pulang kerumahnya karena baru selesai melahirkan, Sehingga Dea untuk sementara waktu akan tinggal dirumah sang ibu setidaknya sampai kondisi Dea benar-benar pulih pasca melahirkan.

Sesampainya dirumah ibunya, Dea disambut oleh keluarga dari pihak ibu dan warga di sekitaran komplek rumah sang ibu.

"Anaknya cowok ya! Wah mirip sekali wajahnya dengan bapaknya!" Ucap salah satu warga yang memyambut kedatangan Dea.

Dea hanya merespon ucapan orang itu dengan tersenyum. Dea berusaha bersikap tegar walaupun sebenarnya hatinya sangat rapuh.

"Ayah anak ini kemana ya? Kok nggak ikut kesini!" Ucap salah satu warga yang lain lagi.

"Ayahnya lagi sibuk kerja jadi nggak ikut kesini!" 

Ucapan orang itu membuat air mata Dea menetes dipipinya. Entah kenapa  air mata Dea menetes begitu saja mendengar ucapan orang tersebut. Lalu dengan cepat Dea mengusap air matanya yang menetes itu.

"Ya begini kalau jadi isteri simpanan!" Celetuk salah satu warga

"Hus.....Jaga omonganmu!" Sentil warga yang lain

"Emang benar kan, Jadi isteri siri itu harus siap melakukan apa pun sendiri termasuk nggak ditemani suami ketika melahirkan!" Terdengar bisik-bisik antar warga tersebut.

Hati Dea benar-benar sakit mendengar ucapan dari warga itu.

"Aku juga nggak pernah bermimpi jadi isteri simpanan!" Dea membatin.

Ima yang melihat wajah sang adik tiba-tiba berubah, Langsung mengalihkan pembicaraan.

"Ibu-ibu ada yang mau ngopi!" Ucap Ima menawarkan pada warga yang datang itu

"Saya mau," Ucap salah satu warga yang ada disana.

"Iya bu, Saya buatkan dulu ya!" 

Setelah lama mengobrol disana, Satu persatu warga itu pun pulang ke rumahnya masing-masing. Oleh karena semua warga telah pulang, Dea pun langsung beristirahat.

Ketika hendak beristirahat, Tiba-tiba terdengar seseorang datang.

" Permisi, Bisa saya bertemu dengan Dea!" Ucap Anton pada Ima

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!