I WANT TO BE YOUR LOVER

prolog RIO DAN RISA

Rio adalah seorang pria tampan dengan wajah yang tegas dan atletis, rambut hitam terurai rapi dan senyumnya yang cerah selalu menarik perhatian. Ia adalah siswa terbaik di sekolahnya dan selalu mendapatkan nilai yang tinggi. Setiap kali ia mengikuti lomba, ia selalu menjadi pemenang.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan Rio. Ia selalu menjadi yang terbaik di segala hal," ujar seorang teman sekelasnya.

Rio juga sangat cerdas dan pandai dalam berbahasa asing. Saat ia mulai belajar bahasa Inggris, ia langsung jatuh cinta dan menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan bahasa tersebut. Ia bahkan sering membaca buku dalam bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan bahasanya.

Suatu hari, di kelas bahasa Inggris, Rio bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Lia. Lia adalah seorang siswi di sekolah yang sama dengan Rio dan menjadi pusat perhatian karena keahliannya di bidang musik. Ia bisa memainkan berbagai alat musik, mulai dari gitar hingga drum, dan memiliki suara yang merdu saat bernyanyi.

Rio dan Lia mulai berbicara satu sama lain dan akhirnya menjadi teman. Mereka sering membicarakan hal-hal yang sama dan menemukan banyak kesamaan. Rio mulai merasa tertarik pada Lia karena kecantikannya dan keahliannya di bidang musik.

Suatu saat, Lia diundang untuk tampil di sebuah konser musik di luar kota dan tanpa pikir panjang, ia mengajak Rio untuk menemaninya.

"Maaf aku tiba-tiba mengajakmu, Rio. Tapi aku butuh teman yang bisa menemani aku pergi," ujar Lia dengan wajah menyenangkan.

"Tidak masalah, aku senang menemani kamu," jawab Rio sambil tersenyum.

Mereka berangkat ke konser musik dan Rio merasa begitu terpesona.Dan seperti ini lah rutinitas ke seharian mereka bersama selama pacaran .

.......

Risa adalah seorang gadis muda yang ceria dan senang melakukan segala sesuatu. Ia memiliki rambut panjang yang berwarna coklat dan menyukai untuk mengikatnya ke atas dengan pita. Wajahnya yang polos dan lugu membuatnya terlihat sangat cantik dan manis Risa juga selalu menggunakan kacamata nya.Tentu saja itu membuat kecantikan nya tertutup oleh penampilan nya.

Meskipun begitu, Risa bisa dibilang kurang percaya diri, terutama dalam hubungannya dengan teman-teman sekelasnya yang lebih populer dan mandiri. Namun, ia sangat ahli dalam bermain musik, khususnya memainkan alat musik gitar. Ia sering menghibur teman-temannya dengan lagu-lagu yang ia ciptakan sendiri.

Setelah pulang dari sekolah pada suatu hari, Risa memutuskan untuk bermain gitar di halaman belakang rumahnya. Ia memainkan beberapa lagu favoritnya sambil bernyanyi dan menikmati waktu sepi yang ia miliki.

.....

Seperti biasa, Risa bangun dari tidurnya sekitar pukul lima pagi untuk mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Ia merasa sedikit lelah karena semalam ia begadang menyelesaikan tugas sekolah. Setelah mandi dan mengenakan seragam sekolahnya, Risa bergegas menuju dapur untuk sarapan.

"Tumben bangun pagi?" tanya ibunya sambil tersenyum.

"Haha, iya Bu. Aku ingin bersiap-siap lebih awal hari ini," jawab Risa sambil tersenyum.

Setelah sarapan, Risa mengambil tas sekolahnya dan berjalan menuju pintu. Saat ia hendak membuka pintu, tiba-tiba ia mendengar suara yang aneh dari kamar sebelah. Suara itu terdengar seperti suara orang menangis.

"Apa itu?" gumam Risa dalam hati.

Ia mulai merasa penasaran dan berjalan perlahan menuju kamar sebelah. Ketika ia membuka pintunya, ia melihat adiknya, Sari, duduk di depan meja dengan wajah lesu dan berlinang air mata.

"Apa yang terjadi, sayang?" tanya Risa sambil duduk di samping adiknya.

"Kakak, aku bermimpi buruk tadi malam tentang kucing kita yang mati," jawab Sari sambil menangis.

Risa mengelus kepala adiknya dan mencoba menenangkannya. "Tenang saja, itu hanya mimpi. Kucing kita baik-baik saja," kata Risa.

Ketika Risa hendak beranjak pergi, ia merasa sesuatu yang aneh. Ia melihat bayangan hitam yang bergerak di dinding di sebelahnya. Ia menoleh ke arah bayangan itu, tapi tidak ada apa-apa.

"Aku pasti hanya khayalan," pikir Risa.

Setelah meninggalkan kamar adiknya, Risa bergegas pergi ke sekolah dengan berjalan kaki karena sekolah tidak jauh dari rumahnya. Saat sedang berjalan, ia bertemu dengan temannya, Maya.

"Hai Risa! Kau kelihatan terburu-buru, ada apa?" tanya Maya.

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin tiba di sekolah lebih awal saja," jawab Risa sambil tersenyum.

Mereka berjalan bersama menuju sekolah sambil menikmati pemandangan indah di sepanjang jalan. Namun, ketika mereka sedang melewati jalan yang sepi, terdengar suara burung hantu yang menakutkan.

"Wah, bunyi burung hantu! Aku takut," ujar Maya sambil berlari ke arah sekolah.

Tapi Risa masih berdiri di tempatnya. Ia merasa sesuatu yang aneh dan memutar kepalanya ke arah sebuah rumah tua yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ia melihat bayangan hitam bergerak lagi dan ia merasa takut. Namun, ia berusaha untuk menenangkan diri dan berkata pada dirinya sendiri bahwa itu hanya khayalan.

Di sekolah, Risa bertemu dengan beberapa teman sekelasnya. Mereka saling bercanda dan berbicara tentang kegiatan mereka selama liburan sekolah. Namun, ketika Risa dan teman-temannya sedang mengobrol, tiba-tiba lampu mati dan terdengar suara pintu yang terbuka.

Mereka semua merasa ketakutan dan berlari keluar kelas. Namun, Risa terdiam di tempatnya dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Ia membuka pintu kelas dan menemukan Sari yang berdiri di depannya.

"Kenapa kau disini, Sari?" tanya Risa dengan heran.

"Aku... aku tidak tahu. Aku bermaksud mencarimu tapi pintu ini terbuka sendiri," jawab Sari sambil menangis.

Risa mencoba menenangkan adiknya dan membawa Sari ke ruang guru untuk menunggu teman-temannya datang.

Namun, Risa merasa kesepian tanpa adiknya disampingnya. Ia berusaha untuk mengalihkan pikirannya dengan mengerjakan tugas sekolahnya, tapi ia merasa sesuatu yang aneh. Ia merasa ada seseorang atau sesuatu yang mengamatinya dari balik jendela. Ia merasakan sedikit ketakutan dan memilih untuk mengabaikan perasaannya.

Namun, tiba-tiba saja ia mendengar suara gemerincing kunci di pintu depan. Ia merasa penasaran dan memutuskan untuk melihat keluar. Di luar, ia melihat seorang pria bertopeng yang mengenakan mantel hitam.

Siapakah pria itu? Apakah ia berbahaya? Risa merasa takut dan memutuskan untuk bersembunyi. Ia menelpon ayahnya untuk minta pertolongan dan bersembunyi di dalam ruang perpustakaan sambil menunggu ayahnya datang.

Tiba-tiba saja, pintu perpustakaan terbuka dan ia ditemukan oleh seorang guru matematika bernama Bapak Hendra.

"Ada apa, Risa? Kenapa kau bersembunyi di sini?" tanya Bapak Hendra.

Risa bercerita semuanya pada Bapak Hendra. Namun, Bapak Hendra tidak percaya dan berpikir bahwa Risa hanya mengigau karena kecapekan.

Tapi Risa yakin ia tidak khayalan. Ia berusaha untuk meminta pertolongan pada teman-temannya, tapi mereka tidak merespon panggilannya. Pada akhirnya, Risa menyadari bahwa sebenarnya ia terjebak dalam dunia mimpi. Semua yang ia alami adalah hanya sebuah mimpi buruk yang membuatnya trauma dan takut. Ia merasa lega dan kembali tidur untuk mengakhiri mimpi buruk itu.