Kesayangan Om Abiyan

   Di kediaman daddy Lukman, tampak satpam masuk ke dalam menemui majikan nya. mengabarkan jika ada tukang ojek yang mengirimkan paket untuk tuan Abiyan.

"Maaf tuan, nyonya. ada paket untuk tuan Abi". Ucap satpam tersebut bernama Pak warso.

" Bawa sini aja pak, Biyan sedang mandi ". Kata nyonya sofi.

" Maaf nyonya, kata tukang ojek nya yang menerima harus tuan Abi sendiri! ". Jawab pak Warso.

   Kedua orang tua Abiyan pun mengernyit kan alis nya. Mendengar penuturan satpam yang sedang bertugas itu.

" Biar saya yang ambil pak, tolong suruh masuk aja tukang ojek nya". Kata nyonya Sofi beranjak dari duduk nya, menuju depan rumah.

"Baik nyonya". Pak Warso pun undur diri dari hadapan majikan nya.

" Daddy juga ikut mom. penasaran Biyan dapat paket dari siapa ". Ucap daddy Lukman mengikuti istri nya.

" Sini pak paket nya, biar saya yang terima. saya ibu nya Abiyan ". ucap nyonya Sofi pada tukang ojek tersebut.

" Maaf nyonya kata yang ngirim harus tuan Abiyan sendiri yang terima, tidak boleh di wakilkan". Kata kang ojek tersebut. mengingat pesan dari orang yang mengirimkan paket tersebut.

"Emang itu apa isi nya pak. Kok harus Abiyan yang terima gak boleh di wakil kan? ". Tanya tuan Lukman penasaran.

" Kata nya ini adalah surat cinta dan kado untuk tuan Abiyan tuan. Maaf saya hanya menjalankan tugas saja". jawab tukang ojek tersebut.

   Kedua orang tua Abiyan pun saling pandang mendengar ada yang mengirimi anak nya surat cinta lewat ojek online. Mungkinkah anak laki-laki nya sudah memiliki kekasih.

"Ya sudah biar saya panggilkan orang nya. Bapak tunggu sebentar". kata nyonya Sofi masuk ke dalam rumah, menuju kamar anak nya.

  tok tok tok...

" Biyan, sudah belum mandi nya, ada paket buat kamu cepet di ambil". Teriak mommy Sofi memanggil anak nya sambil mengetuk pintu kamar Abiyan.

 Abiyan yang baru selesai berpakaian pun membuka pintu kamar nya, mengernyit heran melihat mommy nya tengah tersenyum ke arah nya.

"Ada apa mom? ". Tanya Abiyan heran saat mommy nya tengah tersenyum sambil menatap nya.

" Cepat turun, ada tukang ojek yang anterin kamu paket. Kata nya si isi nya surat cinta sama hadian ". Ucap mommy Sofi tersenyum lebar kearah anak nya.

   Dengan bingung Abiyan berjalan, menuju lantai bawah mengikuti ibunya yang menarik tangan nya kuat.

" Saya Abiyan pak, itu paket dari siapa ya. Saya tidak merasa pesan sesuatu ". Kata Abiyan setelah sampai di depan rumah.

" Iya tuan, tapi ini dari kekasih tuan. Kata nya isi nya surat cinta sama hadiah. Maaf tuan tolong di terima setelah itu saya foto untuk jadi bukti kalau paket yang saya kirim sudah di terima orangnya ". Kata kang ojek menyerahkan paket tersebut.

 Abiyan masih memandangi paket yang kata nya berisi surat cinta dan hadiah itu. Melihat dari bungkus nya Abiyan tak yakin jika itu adalah surat cinta. Itu lebih mirip ke penjual amatiran yang baru saja mendapat orderan paket. karena cara membungkus nya sangat awkward dan tidak estetik sama sekali. Macam othor dulu hehe..

"Cepet kamu terima Biyan ''. Seru mommy Sofi tak sabar.

  Abiyan pun nurut lalu menerima paket tersebut. Kang ojek memfoto Abiyan lalu di kirimkan pada Chana.

" Terimakasih tuan. kalau begitu saya permisi". Ucap tukang ojek.

"Tunggu pak. ". Cegah nyonya Sofi.

" Iya nyonya ada yang bisa di bantu? ". Tanya kang ojek mengurungkan niatnya untuk berjalan menuju motor nya.

" Pengirim nya laki-laki atau perempuan pak? ". Tanya nyonya Sofi terdengar konyol.

 Jelas-jelas itu berisi surat cinta dan sudah di pastikan pengiriman nya adalah perempuan. pikir tukang ojek tersebut.

" Perempuan nyonya. Masih muda, cantik dan imut. Seperti istri saya ". Kata kang ojek tersenyum membayangkan wajah istri nya.

  Nyonya Sofi dan tuan Lukman pun saling pandang mendengar penuturan tukang ojek tersebut yang mengatakan jika orang nya cantik seperti istri nya. Kedua orang tua Abiyan pun melihat tukang ojek tersebut dari atas hingga bawah meneliti penampilan tukang ojek yang jauh dari kata tampan. Berperut buncit, dengan gigi yang ompong bagian tengah serta kulit yang sedikit hitam. Mungkinkah Selera Abiyan sama seperti istri dari tukang ojek di depan nya.

 Membayangkan nya saja membuat nyonya Sofi dan tuan Lukman bergidik ngeri jika anak nya memiliki kekasih yang selera nya mirip dengan tukang ojek tersebut.

" Ya sudah pak terimakasih! ". Jawab nyonya Sofi langsung ngeloyor masuk ke dalam rumah diikuti daddy Lukman dan Abiyan.

" Duduk sini Bi, mommy sama daddy penasaran apa isi nya ! ". Kata mommy Sofi saat anak nya akan menuju kamar nya.

Abiyan hanya pasrah ketika ibunya menarik nya untuk duduk di samping nya.

" Bibi tolong ambilin gunting! ". Teriak mommy Sofi. Bibi pun datang membawa gunting lalu di berikan mommy Sofi.

" Biar Biyan saja yang buka mom, itu kan dari kekasih nya". ucap daddy Lukman menggoda anak nya.

"Apaan sih dad, mau aja di kerjain sama tuh tukang ojek ". Ucap Abiyan tak terima. Sementara daddy Lukman terkekeh melihat anaknya kesal.

" Mommy buka ya Bi". Ucap mommy Sofi tak sabar ingin mengetahui apa isi dari paket tersebut.

"Buka aja mom. Paling itu dari orang iseng ". Jawab Biyan tak tertarik sama sekali dengan isi dari paket tersebut.

  Perlahan mommy sofi menggunting paket tersebut pada bagian ujung. Hingga tampak lah sebuah buntalan plastik hitam. Mommy sofi mengambil buntalan tersebut lalu menekan isi nya. Mata mommy sofi melihat sebuah lipatan kertas kecil pada bagian kardus, lalu mengambil nya dan membuka lipatan tersebut.

Dengan seksama, mommy sofi membaca tulisan tangan itu. awal nya raut wajah mommy sofi tampak serius, lalu berubah marah dan terakhir tak bisa menahan tawa nya setelah membaca pesan terakhir dari si pengirim yang bernama Chana itu.

"Hahaha ya ampun bi, kamu dapat surat kok nyeleneh banget si". Ucap mommy Sofi, tertawa terbahak. Daddy Lukman yang penasaran pun membaca surat yang di pegang istri nya.

" Tadi pagi kamu kamu nabrak orang Bi, terus kamu tinggalin gitu aja? ". Tanya daddy Lukman.

" I iya bad". Jawab Abiyan gugup.

"Kebangetan kamu son. Bukan nya di tolong terus di bawa ke rumah sakit malah kamu tinggal gitu aja di pinggir jalan! ". Ucap daddy Lukman geram.

" Maaf dad. Waktu itu aku buru-buru ke kantor jadi gak sempet buat bawa gadis itu ke rumah sakit". Jelas Abiyan sambil menunduk.

"Cepat kamu hubungi nomor yang tertulis di sini. dan minta maaf sesuai permintaan nya! ". Ujar daddy Lukman