Nikah Dadakan

jempol nya gaes.

—

"nasi sudah menjadi bubur, dan seperti nya pernikahan ini di batalin aja" balas Bayu di tanggapi ibunya Kalvin dengan helaan napas.

"aku atas nama Kalvin minta maaf sebesar-besarnya ke Meyya dan keluarga kamu juga Bay" sesal ibunya Kalvin malu dengan perbuatan anaknya sendiri.

ibunya Kalvin pun berdiri untuk pamitan, sedangkan Kalvin mencoba memelas dan membujuk untuk tetap di sini menunggu Meyya.

"kakak!" seru Rayhan mengejar Meyya yang keluar dari kamar dengan mata merah menahan emosi.

plak!

"berani kamu mau nunggu? se-beejat ini ternyata orang yang ku percaya, katering udah di siapin, undangan tinggal di bagiin, dan baru sekarang perselingkuhan kamu terungkap? bajiingann!" emosi Meyya setelah menampar keras di pipi Kalvin hingga berbunyi.

mereka yang berada di ruang tamu tak berani melawan, bahkan ibunya Kalvin tak menengahi karna memang ini kesalahan Kalvin.

"dek, maaf. abang janji buat ga ngelakuin kesalahan lagi, abang bakal jauhin Mita"

Meyya berdecih sembari memalingkan wajah nya. "ga perlu minta maaf, semua nya udah terkuak, untung nya pernikahan itu belum terjadi, kalo terjadi, aku ga bisa bayangin gimana nasip ku" sungut Meyya dengan napas naik turun.

"kak, tenang dulu kak, tarik napas dulu terus buang, kakak harus tetep tenang" ucap Rayhan menengahi, dia sama kecewa dan marah dengan Kalvin. tapi yang dia pikirkan sekarang ialah kesehatan Meyya.

"sekarang kamu bisa pergi, dan jangan pernah muncul lagi di hadapan aku atau ganggu aku dan keluarga ku, urusan kita udah selesai!" ucap Meyya dengan tatapan tajam menghunus jantung Kalvin.

"dek.." lirih Kalvin tak bisa berkata apapun.

"jangan pernah panggil aku adek atau apapun itu, anggap aja kita ga pernah kenal dan pernah punya hubungan!" Meyya benar-benar sudah sangat kecewa.

ibunya Kalvin dengan mata berair menarik Kalvin yang masih memelas menatap Meyya yang memalingkan wajah.

"Meyya, mamah harap kamu tetep jadi putri mamah walau bukan jadi menantu mamah" cetus ibunya Kalvin kepada Meyya yang tak menanggapi siapapun.

setelah Kalvin dan ibunya pergi meninggalkan rumah, Meyya merasa pasokan oksigen nya mulai menipis.

bruk

"kakak!" pekik Desta dan Rayhan yang langsung panik saat Meyya ambruk di lantai rumah yang dingin.

......................

Meyya membuka mata secara perlahan, dan langsung melihat ruangan sekeliling yang berwarna putih dan beraroma obat-obatan.

kesini lagi dan lagi, batin merasa bosan dengan ruangan yang dia tempati sekarang.

"kak? udah bangun? gimana? apa yang sakit? biar Ray panggilin kak Ayna" tanya Rayhan dengan beruntun.

Meyya tersenyum tipis, merasa adek nya terlalu khawatir. "kakak udah biasa gini, kenapa kamu kayak baru liat orang pingsan aja" balas Meyya dengan santai mencoba untuk duduk di brankar sendiri.

"kakak baru minggu kemarin chekup, tiba-tiba masalah dateng, ya gimana Ray ga khawatir sama keadaan kakak" omel Rayhan, Meyya tersenyum terenyuh dengan kekhawatiran sang adek.

"kakak gapapa Ray, wajar kalo Kalvin selingkuh, kakak ga pernah bisa sehat total, ga bisa kecapean, pasti dia ga mau punya istri manja" kilah Meyya masih membela Kalvin, walau saat di rumah tadi dia sangat terpukul.

"kakak jangan plin-plan gitu, awas aja kakak ada niatan buat balik ke dia, Ray ga akan tinggal diam" ancam Rayhan, Meyya mengangguk pelan.

"gimana Ray? Mey nya udah bangun?" cetus Ayna datang dan langsung nyelonong masuk ke dalam ruangan.

"udah kak Ay" balas Rayhan sembari mundur beberapa langkah memberi jalan agar Ayna bisa mengecek kondisi Meyya.

Ayna menatap Meyya dengan sendu. "jangan biarin Mey melamun ya Ray, atau kepikiran sama Kalvin lagi, kakak takut terjadi apa-apa sama Meyya" ucap Ayna memberi pesan pada Rayhan.

"iya kak Ay, Ray usahain selalu bareng sama kak Mey" sahut Rayhan mengiyakan pesan Ayna.