NovelToon NovelToon
Benci Yang Tercinta

Benci Yang Tercinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Pada akhirnya, kamu adalah luka yang tidak ingin aku lepas. Dan obat yang tidak ingin aku dapat."

________________

Bagaimana rasanya berbagi hidup, satu atap, dan ranjang yang sama dengan seseorang yang kau benci?
Namun, sekaligus tak bisa kau lepaskan.

Nina Arunika terpaksa menikahi Jefan Arkansa lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Sosok yang ia benci karena sebuah alasan masa lalu, namun juga cinta pertamanya. Seseorang yang paling tidak ingin Nina temui, tetapi sekaligus orang yang selalu ia rindukan kehadirannya.

Yang tak pernah Nina mengerti adalah alasan Jefan mau menikahinya. Pria dingin itu tampak sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan nyaris mengabaikan keberadaannya. Sikap acuh dan tatapan yang penuh jarak semakin menenggelamkan Nina ke dalam benci yang menyiksa.

Mampukah Nina bertahan dalam pernikahan tanpa kehangatan ini?
Ataukah cinta akan mengalahkan benci?
atau justru benci yang perlahan menghapus sisa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rindu Jadi Satu

"Hera, kapan Jefan kembali?"

Hera tersentak, gadis itu akhirnya menanyakan nya setelah seminggu menahan untuk tidak perduli.

Tapi Nina tidak tahan lagi, rasanya ia rindu. Sangat merindukan luka nya itu. Mungkin memang Nina gadis bodoh, yang tetap cinta meski sudah berkali-kali disakiti.

Seperti yang Jean pernah katakan, mungkin menggenggam nya akan terus menyakitinya. Tapi ternyata, kehilangannya jauh lebih menakutkan.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Nina sekali lagi dengan tatapan kosong.

Hera menatap ragu, rasanya mulutnya sudah ingin mengutarakan yang sebenarnya. Tapi, jiwa kesetiaan nya pada teman nya itu menahan dengan sok bijak.

Hera memalingkan wajahnya, melanjutkan aktivitas bermain ponsel diatas sofa "Dia baik-baik saja, tidak perlu khawatir, mungkin sebentar lagi dia akan pulang"

Nina masih memandang televisi yang menyala dengan tatapan kosong. Bahkan suara dari televisi itu tidak dapat Nina dengar karena kesunyian hatinya.

"Bisa kau katakan ini padanya? Aku akan menunggu disini, dan aku pasti akan memaafkan nya jika dia datang padaku dan meminta maaf, Jadi datang saja dan temui aku"

Hera menghela napas pelan, masalahnya Jefan laki-laki itu sangat keras kepala.

Dia benar-benar manusia kepala batu.

Dia tidak mungkin akan pulang hanya karena mendengar perkataan itu, bahkan jika itu didengar dari mulut Nina langsung.

"Cara apa yang harus aku lakukan supaya dia pulang? Apa aku harus melaporkan ke polisi? Apa aku harus mengancamnya? atau... aku harus mati dulu?"

Hera terperanjat, ia reflek berdiri dari tidurnya "Nina! Jangan gila, kau.. jangan pernah berkata seperti itu lagi, terlebih didepan Jefan sendiri"

Nina tertawa masam "Habis, mudah sekali buat dia menghilang. Tapi sulit sekali mendatangkan nya kembali, jadi kalo istrinya meninggal mau tidak mau suaminya harus datang ke pemakamannya kan."

Hera memandang takut ke arah Nina yang berbicara seperti itu tanpa ekspresi. Bibirnya tersenyum tapi matanya kosong, tidak lebih tepatnya seluruh jiwanya kosong.

Nina entah sejak kapan dia jadi gila karena rindu.

Rindu sekaligus benci pada waktu yang bersamaan, bisa dibayangkan betapa gila nya ia merasakan itu.

Padahal Nina sudah mencoba biasa saja, ia mencoba melupakan seolah tak terjadi apa-apa.

Mungkin saat sedang bekerja dia bisa menahan itu semua, tapi saat kembali lagi kerumah.

Sosok yang bahkan jarang mengisi harinya itu, terus dinantinya. Tidak bisa dipungkiri, setiap sudah berada dirumah Nina berharap suaminya akan pulang lagi. Memakan masakan nya lagi.

Tidak masalah jika nanti ujungnya mereka akan berkelahi lagi, atau Jefan menusuk nya lagi dengan kata-kata kejam nya itu, Nina rasa itu tidak masalah lagi selama Jefan masih pulang menemuinya.

Nina memang gadis aneh bukan?

Gadis itu diambang kehilangan kewarasannya.

Hera menarik rambutnya kebelakang dengan kasar. Ia mendangak dan menghembuskan napas jengah.

"Kalian benar-benar akan membuat ku gila"

Hera meraih tas nya yang ada di atas meja.

"Nina berjanji padaku, kau tidak boleh menangis. Kau tidak boleh bertanya. Dan kau tidak boleh kabur"

Nina melirik pelan ke arah Hera, matanya masih kosong namun kesadarannya sedikit membawanya untuk rasa penasaran.

"Ikutlah denganku, ayo temui suami yang kau rindukan itu"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nina meremas bajunya diambang pintu.

Perasaannya menjadi campur aduk begitu tiba ketempat yang Hera ajak.

Matanya sudah berkaca-kaca, kakinya ragu untuk masuk. Tapi Nina sudah berjanji tidak akan menangis dan kabur kan.

Nina menoleh ke arah Hera yang duduk tak jauh dari tempat Nina berdiri, Hera memberikan tanda dengan tangannya untuk segera masuk.

Sebenarnya Hera tidak mau masuk untuk sekarang, yang ada Hera bisa langsung diulti oleh lelaki kejam itu.

Jadi biarlah Nina dulu yang masuk dan memenangkan macan tutul itu, supaya Hera sendiri bisa selamat.

Nina menghela napas pelan, untuk menyiapkan diri. Ia meraih kenop pintu dan memasuki ruangan dominan putih serta aroma anestesi yang kuat itu.

Nina melangkah perlahan mendekati ranjang yang berisi satu tubuh lelaki yang sedari kemarin ia nantikan.

Dia suaminya.

Laki-laki yang lagi-lagi membuatnya jatuh cinta. Sekaligus masih ia benci.

Jefan tidur menyamping, napasnya terlihat teratur seperti nya ia sedang tertidur sekarang.

Ingin rasanya Nina menghujani Hera dengan puluhan pertanyaan begitu tiba didepan kamar rumah sakit tempat Jefan dirawat, tapi Nina harus menahan itu semua karena janji yang sudah mereka sepakati sejak awal.

Nina dengan ragu dan perlahan menyentuh kepala suaminya itu, mengelus nya pelan seperti yang waktu itu Jefan lakukan padanya.

Elusan ketiga dari tangan Nina mendapat respon dari Jefan, ia meraih tangan Nina dan langsung membalikkan badan.

Wajahnya masih memerah khas orang yang bangun tidur karena terkejut, kening nya bertaut tapi mata nya membelalak setelah melihat tangan yang sedang ia genggam adalah tangan dari istrinya

"Nina...itu kau?"

"Maaf, apa aku membangunkan mu?"

Jefan masih belum melepaskan tangan Nina, ia masih memandang tak percaya sosok yang ada didepannya saat ini.

"Ini benar-benar istriku..?"

Nina tersenyum kecil dan mengangguk, matanya memerah ingin menangis namun dengan keras coba ia tahan.

Jefan menarik Nina kedalam pelukannya. Membawa tubuh gadis itu ikut naik keatas ranjang. Memeluk gadis itu erat-erat seperti orang yang sangat haus kerinduan. Dibalik dekapan hangat Itu keduanya menangis, mereka mengeluarkan air mata dalam diam.

Nina mengelus punggung dan kepala Jefan untuk menenangkan. Entah kenapa tubuh lelaki ini bergetar hebat. Belum pernah ia lihat sebelumnya Jefan serapuh ini.

"Aku tidak bisa meminta maaf padamu, karena perbuatan ku tak bisa dimaafkan, tapi mohon lupakan kejadian malam itu. Aku benar-benar sudah gila, aku tidak sadar.... aku.. "

"Jangan pergi lagi, cukup lakukan itu untuk menebus kesalahanmu" ujar Nina memotong dengan nada yang sama bergetarnya.

Jefan tak menjawab, tidak juga menunjukkan gerakan anggukan kepala. Mungkin karena dirinya sendiri tidak yakin apa yang akan terjadi kedepannya.

Hidup mereka terlalu rumit untuk bisa sekedar diprediksi.

Nina menarik tubuh nya menjauh, memandangi wajah Jefan yang terlihat tertunduk. Dapat ia lihat beberapa lebam biru di sudut bibir, pelipis, pipi, dan matanya.

Nina sangat ingin bertanya apa yang terjadi padanya, tapi Nina takut hal itu hanya akan membuat Jefan pergi lagi meninggalkan nya.

"Boleh aku menemanimu malam ini?" Nina berucap lembut sembari meraih wajah Jefan dengan kedua tangannya.

Jefan menatap wajah istrinya lekat, mata indahnya, pipi nya yang merona, hidungnya yang kecil, dan bibir mungilnya. Jefan sangat menyukai semua nya.

Suara yang sedikit tertahan, dan tenggorokan yang terasa tercekat, mendorongnya untuk segera mengatakan sesuatu yang sudah menyiksanya selama seminggu ini

"Aku merindukan mu" ujarnya pelan hampir hilang karena getar.

Mata Nina semakin buram karena air yang memenuhi pelupuk matanya. Bibirnya mengulas senyum, senyum bahagia tapi terasa sangat menyakiti.

"Jangan menangis, aku tidak suka itu"

Dengan gerakan lambat Jefan meraih tangan Nina yang memegangi wajahnya, mendekatkan wajahnya secara perlahan hingga menyentuh kening istrinya itu.

Jefan hanya memejamkan mata, merasakan hembusan napas dari Nina yang menyentuh wajahnya.

Tapi, gadis itu. Nina istrinya itu malah melakukan hal yang sudah Jefan tahan dengan susah payah.

Nina menutup matanya perlahan, ia sedikit memiringkan kepala nya dan menempelkan bibir nya pada bibir suaminya dengan itu lembut.

Jefan beralih meraih wajah Nina dengan kedua tangan nya, membalas ciuman dalam itu dengan lembut. Sangat perlahan karena takut menyakiti nya.

Keduanya larut dalam ciuman pertama mereka. Bukan ciuman panas sepasang suami istri, tapi sebuah tindakan yang menyalurkan perasaan mereka masing-masing, rindu, takut, kehilangan, dan cinta.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
pikacuw
jantung ginjal dan usus gw😭💔
Rumachi: Ar yu okey? :)
total 1 replies
pikacuw
lahhhhh perasaan baru aja mesra2an... udah ada lagi aja yg bikin greget🙂🤦🏻
Irha Sila
Luar biasa
Irha Sila
Lumayan
Nunk🇮🇩🇵🇸
Karya perdana tapi gaya penulisan, tata bahasa n tanda bacanya bagus thor jadi enak dibaca. Sering nemu novel dri jalan cerita bagus tapi tanda bacanya berantakan jadi bikin ga mood baca. Semoga jalan ceritamu jg bgus thor ga berbelit2.
Rumachi: Terimakasiii banyak hihihi/Whimper//Heart/
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
ayuh ka syemangad sdh 1 vote ka
Rumachi: Syaaap!! timaaaciiw/Kiss/
total 1 replies
pikacuw
nyebut lu fan astagfirullah itu istri lu sendiri /Panic/
pikacuw
lanjutin sekarang atau gw gulung nih bumi/Sob/
Rumachi: gakpapa gulung aja
total 1 replies
pikacuw
lanjut thor 🙌🏻
pikacuw
Masih baru banget rilis nih, baru 6 bab tp udah bikin arrgggghhggg campur aduk huhuuhuuu nice thor😭😭
pikacuw
belum-belum udah geregetannnnn gw hihh
pikacuw
awal yang menarik
MindlessKilling
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Rumachi: Maaciiw🥺🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!