"Aku tak peduli dengan kau dan pernikahan ini. " - Luvenia Leonora
"Akan aku lihat sampai mana kamu akan terus menerus menolak pernikahan sialan ini? - Sergio Cullen
- Kenapa aku harus menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga orang lain - Joana Larkin
Luvenia Leonora yang memiliki penyakit mematikan sempat memaksa suaminya menikahi adiknya. Namun sang suami menolak dan memastikan semuanya akan baik baik saja.
Tapi satu kejadian besar yang di lakukan Sergio membuat rumah tangganya bersama Venia terguncang. Kehadiran Anna membuat hubungan mereka semakin rumit.
Mampukah Venia bertahan hidup dan menjaga keutuhan rumah tangganya atau menyerah dan memberikan semuanya pada Anna??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayu andita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Luvenia vs Saras
Hari berikutnya
Plak
Saras datang menemui Venia di kediaman Sergio. Wanita itu begitu marah dan cemburu setelah mendapatkan foto yang di kirimkan Venia padanya.
"Kau perempuan perebut kekasih orang, apa kamu gak malu. Kamu harus segera bercerai dari
Sergio. " bentak Saras emosi.
Plak
Plak
Venia membalasnya dengan dua kali tamparan. Gadis itu berkacak pinggang menatap tajam kearah Saras. "Apa kau lupa siapa aku, aku istrinya mas Gio. Kaulah wanita murahan yang tak tahu malu mengejar suami orang nona
Saras. " ujar Venia penuh penekanan.
Saras pun tentu saja marah dia menyerang kearah Venia. Para bodyguard yang melihatnya berusaha melerai keduanya di bantu para pelayan.
"Kita hubungi saja Tuan Sergio. " ujar salah satu bodyguard yang segera menghubungi majikannya.
Tin
Kedua orang tua Venia datang, mereka langsung turun dan melerai putrinya yang menyerang Saras. Venia mengumpat kasar ke arah Saras dengan tatapan dinginnya. Dia di ajak masuk ke dalam oleh sang mommy.
Di ruang tamu
Venia duduk berhadapan dengan mommy Kinara dan Daddy Rama. Wanita paruh baya itu menghela nafas panjang, meminta penjelasan dari sang anak. Venia tentu saja menjelaskan inti permasalahan dirinya dengan Saras.
"Ngomong ngomong tumben kalian ke sini, lagipula aku bukan beban kalian lagi? " tanya Venia dengan nada datar nya.
"Venia jaga sikapmu, daddy tak suka akan kelakuan brutalmu
ini. " tegur Daddy Rama dengan tegas.
"Kenapa Daddy enggak menjemput putri kalian yang manja itu. kenapa kalian harus repot repot datang ke rumah Sergio? " tanya Venia dengan lantang.
Daddy Rama memijit kepalanya yang terasa pusing. Dia selalu menyerah jika berhadapan dengan putri sulungnya yang selalu membuatnya pusing. Mommy Kinara berusaha menenangkan sang suami.
Wanita paruh baya itu sebenarnya merindukan putri sulungnya. Hubungan keduanya renggang akibat ulahnya yang pilih kasih antara Venia dan Winna.
"Maafin mommy nak, maaf atas sikap mommy yang kurang adil padamu. " sesal mommy Kinara.
Venia memanggil pelayan dan menyuruhnya untuk menjamu kedua orang tuanya. Gadis itu tak menanggapi permintaan maaf sang mommy. Lagi lagi terdengar suara helaan nafas berat ke luar dari bibir tuan Rama.
"Aku sudah tahu di mana keberadaan Winna saat ini. Jika aku bertemu dia nanti, aku akan melakukan hal yang sama yang aku lakukan pada Saras tadi. " ucap Venia dengan serius.
Kedua orang tua nya kini membulatkan mata, terkejut akan pernyataan putrinya barusan. Daddy Rama berusaha menasehati sang anak sekaligus meminta maaf pada Venia.
"Mommy dan Daddy tak perlu meminta maaf. Lagipula selama ini aku telah sendirian, aku merasa tak memiliki orang tua selama ini. " gumam Venia menampar telah kedua orang tuanya.
Pelayan datang membawakan makanan dan minuman untuk orang tua sang majikan. Venia dengan santai menyesal tehnya tanpa peduli perasaan kedua orang tuanya.
"Untuk kali ini biarkan aku egois demi kebahagiaan aku sendiri. " batin Venia dalam hati. Gadis itu segera merapikan rambutnya yang berantakan.
Mommy Kinara menawarkan sang anak untuk jalan jalan namun di tolak Venia. Suara langkah kaki menghampiri mereka. Venia menoleh, dia langsung bangkit dan berlari memeluk sang bibi.
"Halo keponakan bibi yang cantik, di mana suami kamu nak? " tanya Bibi Rose pada sang keponakan.
"Mas Gio ada di kantor Bi. " jawabnya sambil tersenyum. Venia langsung mengajaknya duduk, gadis itu tampak asyik mengobrol dengan bibi nya. Mommy Kinara merasa cemburu melihat sang anak lebih dekat dengan adiknya.
Dua jam berlalu ketiganya langsung pamit pulang. Venia sendiri mengganti pakaiannya dengan dress, lalu mengambil tasnya dan ke luar.
Skip
pantai
Venia duduk tak jauh dari pantai. Gadis itu sering melempar kerikil kecil sambil melamun. Di sana dia berteriak sesuka hati nya melepaskan kesedihan yang tengah dia rasakan.
"Why? Only now everyone cares about me. They should have been there when I was down
yesterday. " gumam Venia dengan aksen inggrisnya.
(kenapa?
Baru sekarang semua orang peduli padaku.Harusnya mereka ada di saat aku terpuruk kemarin)
Venia memeluk kedua kakinya, tak lama terdengar suara isakan tangis. Dia mengabaikan ponselnya yang berdering dengan keras. Untuk saat ini gadis itu hanya ingin menyendiri.
"Sayang, ternyata kamu di sini rupanya? "
Sergio langsung mendekati sang istri. Dia menarik tangan Venia lalu membawa gadis itu ke dalam dekapan. Pria tampan ini membiarkan istrinya menangis.
Setelah tenang barulah dia menegangkan pelukannya. Venia menoleh, mendapati suaminya yang tengah memeluk dirinya.
"Mau bercerita? " tanya Sergio dengan lembut.
"What will you do. when your parents care about you while yesterday they ignored your presence?
(Apa yang akan kamu lakukan ketika orang tuamu peduli padamu sementara kemarin mereka mengabaikan kehadiranmu)
Sergio terdiam, dia menatap dalam manik istrinya yang terlihat sembab. Dia segera menghapus air mata sang istri.
"Marah dan kecewa yang membutuhkan waktu. Sebaiknya kamu ikuti kata hatimu, jangan kamu paksakan untuk memaafkan. " ujar Sergio dengan bijak.
Venia terdiam, dia membenamkan wajahnya di dada sang suami. Sergio membalas memeluknya, dia membiarkan istri merasa nyaman lebih dulu. Gadis itu mampu mendengar suara detak jantung Sergio yang berdebar kencang.
Venia melepaskan diri dari pelukan suaminya. Gadis itu menatap lurus kearah depan, memperhatikan laut yang begitu tenang saat ini.
"Sayang, kamu tadi bertengkar dengan Saras? " tanya Sergio mengalihkan pembicaraan.
"Iya, aku menamparnya dua kali. Dia memintaku untuk bercerai dari kamu dan aku.. " ucapannya terhenti kala suaminya menciumnya.
Huh
Sergio mengakhiri ciumannya, dia mengusap bibir sang istri. Dia tak ingin mendengar kata cerai dari mulut sang istri. Venia terdiam, tatapannya bertemu dengan manik kelam suaminya. Tangan gadis itu terulur menyentuh rahang kokoh Sergio.
"Aku enggak yakin bisa menjadi istri idaman untukmu mas. " gumam Venia penuh keraguan.
Sergio langsung memeluknya dari belakang sambil menikmati suasana di sekitar pantai. Pria itu membisikkan sesuatu di telinga Venia. Keduanya kembali mengobrol dengan santai dan tenang.
Gadis cantik itu membalas mengenggam tangan suaminya. Dia tak sanggup menghancurkan mimpi yang di coba di bangun sang suami. Dia bersandar di dada suaminya dengan nyaman.
"Jika semua orang menentang, aku akan membawa kamu kabur dan kita akan tinggal di tempat yang jauh berdua bersama anak anak kita kelak Vee. " gumam Sergio penuh tekad.
"I hope so, aku harap bisa mewujudkan keinginan terbesar kamu mas. " gumamnya dengan sangat pelan.
Sergio mengeratkan pelukannya. Sampai kapan pun dia tak akan melepaskan Venia apapun yang terjadi nanti. Dia akan selalu berusaha meyakinkan istrinya, berusaha berjuang hingga sang istri menerimanya dengan utuh.