Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Di Perumahan Larumnas.
Andre turun dari mobil setelah membayar ongkos taksi. Lalu, Andre berjalan memasuki perumahan.
Andre membawa sebuah kardus yang besar. Kardus ini tampak mencolok. Namun, tidak ada yang bisa menduga bahwa ada uang empat ratus juta di dalam kardus ini.
Setelah memberikan dua ratus juta pada William, Andre masih punya dua ratus juta. Andre seharusnya bisa mengumpulkan enam ratus juta dalam tiga hari dan melunaskan utang. Asalkan Andre bisa melunaskan utang sebelum besok malam, Andre bisa menjemput istri dan anak perempuannya pulang.
Jika Andre bisa mendapatkan lebih banyak uang, Andre bisa beli rumah baru..
Saat Andre melewati salah satu rumah, Andre melihat seorang anak kecil dari kejauhan. Anak kecil itu sedang berjongkok di pinggir jalan dan mengamati barisan semut.
"Feli."
Andre meletakkan kardus dan berjongkok.
Andre melihat ke sekeliling dan merasa bingung. Siapa yang membiarkan Feli bermain sendiri di luar?
Feli mendongakkan kepala. Setelah melihat sosok Andre, Feli segera mengulurkan tangan untuk memeluk Andre.
"Ayah, kenapa kamu ada di sini? Apa kamu datang untuk
menjemputku pulang?"
"Ibu pergi kerja. Kakek menyuruhku menunggu ibu di sini."
"Ayah, kapan aku dan ibu bisa pulang?"
Feli tersenyum manis, lalu mengulurkan tangannya yang mungil untuk merangkul leher Andre.
Andre mengangkat tangan untuk memeluk Feli.
"Feli, Ayah akan membawamu pergi ke rumah Kakek William, kemudian Ayah akan mengantarmu pulang ke rumah kakek nanti, bagaimana?"
Feli mengangguk dengan bersemangat sambil bersandar di pelukan Andre. Feli sudah tidak bertemu dengan Andre selama beberapa hari. Feli merasa ayahnya menjadi jauh lebih baik sekarang.
Dulu, Feli sering dimarahi dan dipukul oleh ayahnya.. Selain itu, Feli juga jarang dipeluk. Kini, ayah Feli bukan hanya memeluk Feli, juga mau membawa Feli pergi bermain.
Menurut Feli, bisa bersama dengan Andre dan dipeluk Andre adalah hal yang paling membahagiakan.
Andre mengambil kardus yang ada di tanah dengan tangan yang satu lagi. Kemudian, Andre berjalan menuju rumah William.
Di rumah William.
Putra sulung William, Bastian Astred, sedang duduk di sofa sambil merokok. Istri William, Rina Himanto, duduk di samping dan memasang ekspresi datar. Rina sama sekali tidak tersenyum.
William menghela napas. Dia tidak menyangka seratus juta akan menyebabkan begitu banyak masalah.
William langsung pulang setelah memberikan kartu pada Andre kemarin. Istri William tidak pernah ikut campur dalam urusan William selama ini. Akan tetapi, istri William meminta kartu tersebut kemarin. Hal ini sangat aneh.
William berterus terang dan berkata bahwa ada orang yang menyelamatkan nyawanya hari ini. Dirinya hampir mati tertindih tembok di Jalan Kumar. Jadi, dirinya memberi seorang pemuda seratus juta sebagai tanda balas budi.
Tak disangka, Rina langsung marah. Rina menyuruh William menjelaskan hal ini secara mendetail.
Kemudian, Rina langsung menelepon anak sulung mereka, Bastian.
Setelah Rina dan Bastian berdiskusi, mereka yakin bahwa William ditipu....
Seratus juta bukanlah nominal yang besar bagi keluarga mereka. Masalahnya adalah William tidak mau mengaku bahwa dirinya tertipu. William bersikeras bahwa uang itu. adalah tanda terima kasih untuk Andre.
Rina mengerutkan kening dan tampak kesal.
"William, kamu sering menghabiskan uang ratusan juta untuk membeli barang antik selama ini. Aku nggak pernah mengomelimu bahkan ketika kamu membeli barang palsu. Akan tetapi, siapa yang nggak tahu tentang watak menantu Ricky?"
"Orang itu nggak berguna. Kamu mau percaya pada orang seperti itu?"
"Kamu benar-benar merasa dia menyelamatkan nyawamu? Menurutku, dia menjebakmu!"
"Kenapa kamu nggak mau menuruti perkataanku? Cepat pergi ambil seratus juta itu kembali sekarang. Siapa tahu dia belum menghabiskan uang itu. Kalau dia sudah menggunakan uang itu untuk main saham, kamu nggak akan bisa mendapatkan seratus juta itu kembali lagi."
Rina terus mengeluh.
William duduk di kursi. Dia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal ini.
Andre benar-benar menyelamatkan nyawa dirinya kemarin. William tahu Andre kemungkinan akan menipunya. Akan tetapi, tingkah laku Andre sepanjang perjalanan berbeda dengan menantu yang Ricky ceritakan selama ini. William merasa Andre adalah orang yang berpengetahuan.
"Rina, kalau dia nggak mengembalikan uang, anggap saja aku telah membalas budinya. Lagi pula, bagaimana kalau dia benar-benar menginvestasikan uang itu dan akan mengembalikan uang padaku?"
"Setidaknya dia punya niat baik. Jangan-jangan dia nggak berbohong kali ini...."
Bastian memadamkan rokok.
"Ayah, kenapa kamu masih nggak mau menerima kenyataan sampai sekarang!"
"Aku sudah menjadi polisi selama bertahun-tahun. Andre Winato punya catatan kriminal! Dia sering masuk penjara karena berkelahi dan ikut tawuran. Selain itu, tetangganya sering melaporkan bahwa dia berkelahi dengan istrinya setiap hari. Dia bermabuk-mabukan setiap hari. Begitu dia punya uang, dia langsung pergi beli minuman keras. Aku nggak akan percaya pada orang seperti ini!"
"Kamu pikir dia akan mengembalikan uangmu? Ayah, Ayah polos sekali! Investasi apa yang bisa menghasilkan keuntungan dua kali lipat? Mana ada investasi yang begitu menguntungkan di dunia!"
"Ayah sangat pintar, kenapa Ayah bisa begitu teledor?"
"Dia membohongimu!"
"Ayah nggak perlu ikut campur dalam urusan ini lagi. Tunggu saja, aku akan menyuruhnya mengembalikan seratus juta itu."
Bastian mengerutkan kening. Berani-beraninya Andre menipu ayahnya!
William merasa kurang nyaman karena dianggap bersalah.
"Aku nggak bilang dia akan mengembalikan uangku. Aku memang ingin memberikan uang itu padanya sebagai tanda terima kasih. Dia benar-benar telah menyelamatkan nyawaku. Selain itu, dia nggak meminta uang. Dia hanya meminta nomor telepon Martin. Aku merasa nggak enak hati, jadi aku memberinya seratus juta."
"Bastian, kamu nggak boleh pergi mencarinya. Kalaupun dia sudah menghabiskan uang itu, hal ini juga nggak ada hubungannya denganku."
"Aku nggak mau berutang pada orang lain!"
Rina memukul meja. William dan Bastian menjadi kaget.
"William, apa kamu sudah pikun? Kenapa kamu masih membelanya sampai sekarang? Anakmu Andre atau Bastian? Anakmu mau membantumu mengambil uangmu kembali, tapi kamu malah melarangnya?"
"Memangnya dia akan mengembalikan uang?"
"Jangankan dua ratus juta, bukankah dia bilang dia akan mengembalikan uangmu sebelum jam delapan malam hari ini?"
"Kalau dia bisa mengembalikan seratus juta itu padamu, mulai dari hari ini aku akan menuruti apa pun yang kamu katakan! Aku nggak akan membantahmu lagi!"
"William, orang seperti itu nggak akan bisa berubah!"
Saking marahnya, wajah Rina menjadi merah.
William terdiam. Meskipun William merasa Andre tidak seburuk yang keluarganya katakan, Andre sepertinya tidak mungkin bisa mengembalikan uang sebelum jam delapan malam hari ini....
William memberi Andre seratus juta karena tidak ingin berutang budi, bukan karena percaya pada Andre.
Bastian menyalakan sebatang rokok lagi. "Ayah, jangan melawan lagi, aku akan pergi menyuruhnya mengembalikan seratus juta itu sekarang."
Bastian beranjak berdiri.
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara bel pintu rumah!