Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatah Bulanan Batu Spritual
Sudah hampir setengah hari Zhang Jian dan rekan-rekannya menunggu giliran untuk mengambil jatah bulanan Batu Spiritual mereka. Murid baru Sekte Kunlun mencapai belasan ribu sehingga walaupun sudah mengantri dari pagi, giliran mereka masih lama sekali.
Akhirnya giliran rombongan Zhang Jian sampai di depan loket pembagian jatah bulanan Batu Spritual di aula misi. Di hadapan Zhang Jian berdiri sepupunya, Zhang Yilan, yang baru saja menerima 200 Batu Spiritual. Jumlahnya naik dua kali lipat dari jatah ketika pertama kali memasuki Sekte Kunlun, karena ia telah mencapai Ranah Pembentukan Fondasi Tingkat Tujuh.
Tetua ke-77 dari Aula Misi, seorang pria tua dengan jenggot keperakan dan ekspresi kaku melambaikan tangannya. “Berikutnya!”
Zhang Jian mempersilakan Xiao Mei untuk maju lebih dahulu. Namun, wajah Tetua ke-77 langsung berubah masam begitu melihat gadis kecil itu. “Apa-apaan ini? Murid yang belum bisa menyerap Qi datang ke sini? Sekte Kunlun bukan panti asuhan! Keluar dari lembah sekarang juga!”
Xiao Mei gemetar dan mundur sambil memegang ujung baju Zhang Jian. Matanya berlinang air mata ketakutan.
Zhang Jian melangkah maju, matanya menatap tajam Tetua ke-77 aula misi tersebut. “Xiao Mei adalah anak haram Tetua Utama Puncak Matahari. Tanggung jawab atas dirinya diserahkan padaku. Jika jatah bulanannya tidak diberikan maka aku akan berdiri di sini dan tak akan membiarkan murid lain lewat.”
Zhang Jian berpura-pura sedih sembari menengadah menatap ke atas.
“Aku tidak akan bisa menghadap Tetua Utama jika membiarkan putri semata wayangnya tidak mendapatkan keadilan di Kunlun ini. Hah … maaf Mei-Mei, aku gagal menjadi pelindung yang baik!”
Namun, raut wajah Xiao Mei malah terlihat kebingungan, sebab ia tidak tahu siapa ayahnya yang dimaksud oleh Zhang Jian tersebut. Setahunya ayah dan ibunya tinggal di pemukiman kumuh pinggiran ibukota Kerajaan Naga Agung dan keduanya tidak bisa berkultivasi.
Kata-kata Zhang Jian membekukan suasana. Para murid di sekitar mulai berbisik.
Tetua ke-77 menyipitkan mata. “Lancang sekali kau anak muda. Apa kau pikir bisa berlaku semaumu hanya karena membawa nama besar seseorang?”
Tetua lain di antrian loket sebelahnya membisikkan sesuatu ke telinga Tetua ke-77. “Dia itu Pangeran dari dunia fana. Anak itu membawa Harta Karun Kerajaan yang legendaris itu.”
Wajah Tetua ke-77 menegang. Kini ia tahu dari mana asal kesombongan anak muda di depannya ini.
Di belakang Zhang Jian, seorang murid tampan melangkah maju. Dari lambangnya, ia berasal dari Puncak Awan Petir—Puncak dengan murid-murid yang memiliki elemen spesial berkumpul.
“Zhang Jian! Dibelakangmu ada ribuan murid lain! Apakah kau mau membuat semua orang menjadi musuhmu hanya demi seorang gadis kecil tak bisa berkultivasi itu?”
Dia heran kenapa gadis kecil ini dibawa ke Kunlun, padahal di Kerajaannya anak-anak dibawah umur 15 tahun tidak akan lolos seleksi walaupun mereka terbukti memiliki Akar Spritual. Tetua yang datang merekrut mereka mengatakan Sekte Kunlun akan datang lagi Lima tahun kemudian merekrut anak-anak tersebut. Pikiran mereka belum matang untuk mulai berkultivasi.
Zhang Jian mengangkat bahu acuh. “Siapa yang tak terima, silakan maju. Selesaikan dengan adu tinju, kebetulan tanganku sedikit gatal.”
Murid itu terdiam. Semua orang tahu, Zhang Jian memiliki Cincin Naga Langit—Harta Karun Kerajaan yang bisa melenyapkan serangan apapun berbasis Qi. Bertarung dengannya adalah tindakan bodoh.
Tetua ke-77 mendesah kesal. “Kalau dia memang benar anak dari Tetua Utama Puncak Matahari, kenapa tak mirip sama sekali?”
Zhang Jian berpura-pura batuk dan berkata, “Karena dia mewarisi wajah ibunya yang ditelantarkan Tetua itu. Tidak perlu mengungkit masa lalu kelam orang lain. Berikan saja jatahnya, dan aku tidak akan membuat keributan lagi.”
Dengan wajah terpaksa, Tetua ke-77 akhirnya menyerahkan sekantong kecil Batu Spiritual kepada Xiao Mei. Jika ia membiarkan Zhang Jian melakukan pemogokan, maka itu akan membuatnya kerja lembur karena pembagian jatah bulanan Batu Spritual ini akan terhambat.
Zhang Jian dan rombongannya meninggalkan aula. Namun, belum jauh berjalan mereka melihat sekelompok murid senior sedang memalak Batu Spiritual dari murid-murid baru.
Sebuah ide brilian muncul di kepala Zhang Jian.
Dia mendekati kelompok murid dari faksi yang merekrut anggota dari kalangan Klan-Klan kecil dan rakyat jelata tersebut. “Bergabunglah dengan Faksi Kerajaan Naga Agung. Kami tak akan menarik upeti bulanan. Aku bahkan akan melindungi kalian dari siapapun, tak peduli dari puncak mana mereka berasal.”
Para murid baru terlihat ragu, mereka tidak yakin Zhang Jian akan mampu melindungi mereka dari tekanan murid senior.
Zhang Jian ingin mengatakan sesuatu, tetapi pemimpin kelompok senior itu berseru, “Hentikan omong kosongmu dan pergi dari sini!”
Zhang Jian hanya tersenyum sinis. “Kau seharusnya kembali ke goa batumu, berkultivasi lah dengan tenang di sana bukannya berkeliaran memalak murid-murid baru.”
Aura Qi murid senior itu tiba-tiba meledak, menggetarkan udara dan menerbangkan pasir, debu dan kerikil. “Kau meremehkanku, Zhang Jian? Aku Li Feng, pemimpin pengumpul upeti dari Faksi Li Mu! Tak peduli seberapa hebat harta Karun Kerajaanmu itu, dengan fisik sekeras batuku maka kau akan hancur berkeping-keping di tanganku!”
Li Feng tiba-tiba bertransformasi, menyatu dengan Roh Binatang Mistisnya—Banteng Golem atau Banteng dengan fisik sekeras batu. Tubuhnya membesar dan meninggi tiga kali lipat, tanduk banteng muncul di kepalanya tapi tubuhnya tetap dengan bentuk fisik manusia.
Xiao Mei menjerit ketakutan dan berlindung di belakang Zhang Yilan. Namun, Zhang Jian tetap tenang dan melangkah maju perlahan ke arah Li Feng.
Bawahan Li Feng tertawa terbahak-bahak karena Zhang Jian tiba-tiba menggunakan Jurus Dasar Elemen Lumpur.
Tanah di bawah kaki Li Feng melunak, menyerupai lumpur hidup, menarik kakinya ke dalam perlahan-lahan. Namun, Li Feng meraung keras, menampar tanah dan melompat keluar. Tanah langsung mengeras dan hancur berkeping-keping.
Namun, tiba-tiba Zhang Jian muncul di depan Li Feng dan melayangkan tinju. Pukulan itu menghantam dada Li Feng dan melemparkannya sejauh sepuluh langkah.
Li Feng berdiri dan tertawa. “Hanya segitu?”
“Tinju lemah itu hanya menggelitik saja, apakah kau tidak memiliki seni beladiri yang lebih kuat lagi?” ejeknya.
Zhang Jian tidak menjawab. Dia tiba-tiba berbalik dan melesat ke arah salah satu pengikut Li Feng, dan merampas kantong kulit berisi Batu Spiritual.
“Walau aku belum bisa mengalahkanmu sekarang,” katanya sambil menimbang-nimbang kantong itu, “dengan Batu Spiritual sebanyak ini dan Akar Spritual level tinggiku, mencapai Ranah Jin Dan tak akan butuh waktu lama. Setelah itu aku akan mendatangi Faksi Li Mu dan menyeretmu keluar untuk dihajar habis-habisan.”
Li Feng meraung marah. “Kembalikan kantong itu! Atau aku akan menghabisi semua anggota faksimu satu per satu!”
Zhang Jian menantangnya. “Silakan coba. Tapi serangan Qi-mu akan dilenyapkan Cincin Naga Langitku. Dalam duel fisik, kita imbang. Jadi apa kau mau adu otot setiap hari?” cibirnya.
Li Feng menggertakkan gigi, kesal dengan jawaban Zhang Jian tersebut.
Tiba-tiba suara telepati terdengar dalam benaknya. Itu adalah suara dari salah satu anggota senior Faksi Li Mu.
“Mundur. Jangan buang waktu dengan omong kosongnya itu. Dia tak akan bisa kau kalahkan sekarang.”
Li Feng mencengkeram tinjunya, lalu mundur sambil menatap tajam ke arah Zhang Jian.
Zhang Jian berbalik dan berkata kepada murid-murid baru, “Bergabunglah dengan Faksi Kerajaan Naga Agung, kalian akan aman di Kunlun tanpa khawatir Batu Spritual kalian dirampas oleh kumpulan senior-senior brengsek itu!”
Namun, murid-murid baru itu menolak bergabung dengan faksi Zhang Jian. Mereka takut saat Zhang Jian tidak ada di sekitar mereka, murid-murid senior akan menghajar mereka habis-habisan. Bahkan mungkin semua Batu Spritual mereka akan dirampas sehingga mereka tidak bisa berkultivasi.