NovelToon NovelToon
Khianat Cinta

Khianat Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:500.3k
Nilai: 5
Nama Author: nurselah

Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.

Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.

Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.

Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Berjualan kue

POV Samara.

Aku sengaja memberitahukan ucapan ibu mertua, yang menyuruhku bekerja. Karena aku ingin mengetahui jawaban dari Mas Syaka. Apakah ia juga sependapat dengan ibunya? Yang akan menyuruhku bekerja. Agar aku membantu keuangan Mas Syaka, yang sekarang ini jabatannya sebagai seorang staf biasa.

"Apa aku tidak salah dengar! Ibuku menyuruh kamu bekerja?" tanya Mas Syaka sambil menunjuk ke arahku.

"Iya Mas," jawabku dan menunggu jawaban dari Mas Syaka. Apakah ia setuju jika aku bekerja lagi?

"Aku sih, tidak melarang kamu. Jika kamu mau bekerja, itu malah lebih bagus. Karena sekarang ini, aku tidak bisa memberikan uang bulanan kepada ibu dan bapakmu lagi. Kamu tahu sendirilah, sekarang gaji ku kecil tidak seperti dulu lagi. Makannya aku memecat Bi Siti, karena aku tidak bisa menggajinya lagi," ucapan Mas Syaka ternyata sama saja dengan ibunya. Kini mereka berdua menyuruhku bekerja.

Dulu ketika aku berhenti bekerja. Mas Syaka lah, yang sering memberikan uang bulanan kepada ayah dan ibuku di kampung. Karena ialah yang menyuruhku, untuk berhenti bekerja di kantor. Dan ia yang akan memberikan uang bulanan kepada ayah dan ibuku, itu janjinya dulu kepadaku.

Aku tidak menjawab ucapan dari Mas Syaka, dan aku hanya diam menanggapi semua ucapannya.

"Tapi jika kamu bekerja, siapa yang akan mengurus ketiga anak kita, yang masih kecil? Aku tidak mau yah, kamu menggunakan bantuan baby sister. Jika kamu mau bekerja silahkan, aku mendukungmu. Tapi jangan sampai pekerjaanmu itu! Mengabaikan anak kita. Aku pamit pergi," lanjut Mas Syaka lagi. Sambil melangkah pergi meninggalkanku.

Aku tidak mencegah Mas Syaka yang akan pergi. Karena aku masih tidak menyangka dengan ucapan Mas Syaka, yang ternyata dia mengijinkan aku. Untuk bekerja lagi, setelah kondisi keuangannya seperti sekarang ini.

"Bunda!" panggil Candra yang datang menghampiriku.

"Iya ada apa sayang?" tanyaku kepada Candra.

"Kenapa bunda masih di sini? Arsya menanyakan bunda terus," Candra memberitahu kepadaku. Kalau Arsya terus memanggilku.

"Ya sudah. Ayo kita pergi ke kamar," aku pun mengajak Candra masuk ke dalam kamar mereka bertiga.

"Kenapa Arsya?" tanyaku yang sudah berada di dalam kamar anakku.

"Aku takut bun," sahut Arsya yang berlari pergi menghampiriku dan langsung memelukku.

"Arsya takut kenapa?" tanyaku lagi.

Pertanyaan dariku membuat Arsya menangis. Aku menatap ke arah Candra dan Kirana, meminta penjelasan kepada mereka berdua. Tapi mereka berdua menjawab tatapanku, dengan cara menggelengkan kepalanya.

"Kirana. Arsya takut kenapa?" aku mencoba bertanya pada Kirana. Karena Arsya berada di dalam kamar ini, hanya berdua saja dengan Kirana.

"Kirana juga tidak tahu bunda, tadi Arsya tidur sebentar. Setelah Arsya minum obat, tapi pas bangun tidur. Tiba-tiba saja Arsya memanggil bunda terus," jawab Kirana yang sepertinya, ia tidak mengetahui apa yang membuat Arsya bersedih.

"Arsya. Apa yang membuat Arsya takut?"  aku melepaskan Arsya yang sedang memelukku, dan mengangkat wajahnya. Berharap ia mau menceritakan tentang mimpi, yang membuatnya menjadi sedih seperti ini.

"Aku takut, melihat Omah yang memarahi bunda." Arsya hanya sedikit menceritakan tentang mimpinya.

"Itu hanya sebuah mimpi saja, sayang. Omah sayang kok, sama bunda dan kalian bertiga juga." aku berusaha membuat Arsya berhenti menangis.

"Tapi... Aku melihat itu seperti nyata bunda, bukan cuman mimpi." Arsya masih bersikeras dengan mimpi, yang membuatnya seperti mimpi yang nyata. Aku berusaha memaklumi sikap putra bungsuku itu, dan mengajaknya untuk beristirahat di tempat tidurnya.

"Mungkin saja, tadi Arsya bisa bermimpi buruk seperti itu. Karena Arsya tidak baca doa terlebih dahulu, sekarang baca doa dulu yah," aku menuntun ketiga anakku. Untuk membaca doa ketika akan tidur.

Mereka bertiga pun mengikuti ucapanku, dan tidak lama kemudian mereka bertiga sudah tertidur. Aku menatap wajah ketiga anakku yang sudah tidur, sambil memikirkan ucapan ibu mertua yang menyuruhku untuk bekerja, serta  ucapan Mas Syaka yang mengijinkan aku bekerja lagi.

Tring!

Suara notifikasi pesan di handphoneku, menyadarkan aku yang sedang memikirkan ucapan Mas Syaka dan ibu mertua. Aku pun segera mengambil handphone. Untuk membaca pesan, dan ternyata pesan teks itu dari Mas Syaka.

[ Mas sudah mentransfer uang mobil ke rekening kamu, sisa uang mobil kamu. Mas gunakan untuk mengambil mobil baru. Sedangkan uang mobil punya Mas, akan Mas gunakan untuk berbisnis dengan teman Mas,]

Aku benar-benar bingung dengan Mas Syaka. Kenapa ia mau mengambil mobil baru? Tanpa memberitahu kepadaku terlebih dahulu, dan buat apa? Mas Syaka kemarin menjual mobil miliknya, yang katanya. Akan ia gunakan untuk berbisnis dengan temannya. Kalau pada akhirnya, ia malah mengambil mobil baru. Pantas saja tadi dia terburu-buru langsung pergi sambil membawa berkas, ternyata ia mau membeli mobil baru! Aku segera mengecek uang yang di transfer oleh Mas Syaka. Sebelum aku membalas pesan dari Mas Syaka.

Aku mengerutkan kening. Setelah aku melihat jumlah uang yang di transfer oleh Mas Syaka hanya 5 juta!

[Mas kapan pulang?]

Aku mengirimkan pesan teks itu, kepada Mas Syaka. Karena aku ingin membicarakan semuanya, secara langsung dengan Mas Syaka. Aku pun menunggu balasan pesan dari Mas Syaka, dan berharap ia bisa segera pulang ke rumah. Agar aku bisa bertanya kepadanya secara langsung.

Tidak lama kemudian handphone ku berdering. Aku kira Mas Syaka yang menghubungiku, tapi ternyata ibuku. Aku pun segera mengangkat panggilan telepon dari ibuku.

"Assalamualaikum," ucap salam ibuku.

"Waalaikumsalam," aku pun menjawab salam dari ibu.

"Nak, ibu minta maaf tidak bisa menjenguk Arsya. Terus bagaimana kondisinya sekarang ini?" ibu ternyata menghubungiku. Untuk menanyakan keadaan Arsya.

"Iya ibu, tidak apa-apa. Samara mengerti kok. Alhamdulillah Arsya hari ini sudah pulang ke rumah, dan kondisinya sudah membaik," aku pun memberitahukan tentang kepulangan Arsya kepada ibu. Agar ibu tidak mengkhawatirkan keadaan Arsya lagi, karena sekarang aku dan Arsya sudah pulang ke rumah.

"Syukurlah kalau begitu, jaga kesehatan kalian semua ya nak. Ibu dan bapak nanti akan berkunjung ke rumah kamu, jika bapak sudah selesai panennya," ibu memberitahuku jika ibu dan bapak akan pergi berkunjung ke rumah.

"Iya bu. Jika ibu dan bapak akan pergi kesini, beritahu aku dulu ya bu," aku mengingatkan ibuku. Agar memberitahu kepadaku terlebih dahulu, jika ibu dan bapak akan pergi berkunjung ke rumah.

"Iya nak. Assalamualaikum," ibu pun mengakhiri panggilan teleponnya.

"Waalaikumsalam," jawabku.

Tring.

Notifikasi balasan pesan dari Mas Syaka, baru muncul. Aku pun langsung membaca pesan dari Mas Syaka.

[Mas pulang malam sayang. Karena Mas sedang membahas bisnis bersama teman Mas, yang akan mengajak Mas berbisnis. Dan uang dari hasil bisnis ini, akan Mas gunakan untuk membayar cicilan mobil. Jadi kamu harus berhemat, menggunakan uang bulanan yang Mas berikan.]

Aku tidak habis pikir dengan pemikiran Mas Syaka, kenapa ia mau mengambil mobil secara kridit? Apa lagi dengan kondisi keuangan yang seperti ini.

Aku hembuskan nafas secara perlahan. Mencoba untuk mengerti dengan semua keadaan ini, dan aku tidak membalas pesan dari Mas Syaka lagi. Aku memilih, menunggu kedatangan Mas Syaka. Untuk membahas semua ini, ketika dia sudah pulang ke rumah saja. Karena jika membahas melalui pesan, belum tentu Mas Syaka akan membalas pesan dariku. Lebih baik, membicarakannya dirumah saja.

Aku beranjak pergi dari kamar anak-anak, karena mereka bertiga sudah tidur. Dan aku memutuskan pergi ke ruang tamu, menunggu kedatangan Mas Syaka sambil menonton televisi.

Televisi yang aku nyalakan, tidak membuat aku ingin melihat acara yang berada di televisi. Karena aku sedang memikirkan cara. Agar uang mobil ini, bisa aku gunakan dengan baik. Sehingga aku bisa memutarkan uang ini, tanpa aku harus mencari pekerjaan. Karena jika aku bekerja di kantor, siapa yang akan mengurus ketiga anakku? Menyuruh ibu mertua, pasti Mas Syaka tidak akan mengijinkannya. Dan jika aku menggunakan bantuan baby sister. Mas Syaka sudah lebih dulu mengatakan, kalau ia tidak mengijinkannya, maka dari itu. Aku memutuskan untuk berjualan kue seperti ibuku. Mungkin besok aku akan pergi berbelanja, mencari bahan untuk membuat kue. Sekalian berbelanja kebutuhan dapur yang kosong, semenjak aku tidak berada di dalam rumah ini.

1
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Sitifirash Sulaiman
Samara kan perempuan yang bodoh
Sitifirash Sulaiman
mampus la lo Samara perempuan dok jagoan tp otak letak kat lutut
Sitifirash Sulaiman
bodoh Samara sok jagoan mampus la lo
Sitifirash Sulaiman
bodoh bodoh bodoh Samara bodoh teramat bodoh
Sitifirash Sulaiman
Samara perempuan nk bodoh teramat Bodoh bodoh bodoh....geram aku
Sitifirash Sulaiman
ternyata Samara perempuan bodoh
Soraya
samara megang surat rumah arsyaka yang baru jual aja rumah nya
Soraya
anehnya tabrakan parah tpi chelsea gak keguguran
Soraya
Samara anak kuliahan tpi bodoh dan gak peka
Soraya
istri yang gak peka
Soraya
mampir thor
Arin
hehe maaf sy udh seuzon sm kmu nay...
Arin
dasar keluarga lampir
Arin
semoga lumpuhny ngga sembuh,biar di pecat
Arin
heh setan...enak bngt loh gilirn skit nyari samara,Sono SM jalng aja😡😡👊👊👊
Arin
dasar pasangan LAKNAT...sy tunggu karmamu😡😡👊
Arin
dan nanti klo kmu bneran di turunin jbtny ya biar tau rsa,semoga karma scptny dteng buat psngn laknat itu
Arin
setan tuh si syaka....udh punya anak 3 kok msih gtel,blm jga kaya udh bertngkah😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!