Nara, umur 19 tahun. Tamat SMA tahun lalu. Nara terpaksa merantau ke kota untuk bekerja agar bisa mengirimkan uang buat keluarganya. Keadaan ekonomi yang sulit membuat Nara terpaksa harus merantau ke kota untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.
Nara bekerja sebagai pembantu di rumah mewah milik seorang pengusaha muda ternama di Kota Jakarta. Sudah satu tahun ini ia bekerja dan Nara cukup betah di sana.
--
Alvin, pria tampan & mapan. Dia punya segala-galanya, hanya satu yg belum ia punya yaitu seorang istri. Umurnya sudah 28 tahun, dan kini ia tengah frustasi saat Mamanya memaksa dirinya untuk menikah, bahkan Mamanya juga sdh menyiapkan sebuah perjodohan untuknya.
Alvin tak mau hidup terkekang, dan ketika ia melihat Nara yang tengah bersih-bersih di kamarnya, ide itu terlintas begitu saja.
Ya, dia akan menjadikan Nara sebagai istri kontraknya. Bagaimana kisah mereka berdua? Yuk intip ceritanya, seru dan bikin nagih tentunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evi Tamala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nara Menikmati Fasilitas Yang Alvin Berikan
Sesampai di rumah, Alvin dan Nara langsung turun. Nara langsung masuk ke kamar yang berada di samping kamar Alvin dan sesampai di sana, ia terkejut karena barang yang ia beli di Mall tadi sudah tertata rapi di ruangannya. Bahkan barang pribadinya pun juga sudah ada di sana dan tertata rapi. Nara menaruh barang kotor di keranjang kotor tak jauh dari kamar mandi. Lalu Nara menaruh satu set berlian itu di atas meja dan juga Hp yang baru ia dibelikan oleh Alvin.
Alvin sendiri juga langsung masuk ke kamarnya karena ia sudah lelah seharian menemani Nara berbelanja. Ini baru hari pertama dan Alvin merasa lelah sekali. Hingga saat ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang pun, ia langsung terlelap. Bahkan Alvin tidur tanpa mengganti baju terlebih dahulu.
Sedangkan Nara, ia masih berada di kamarnya. Ia segera mandi dan mengganti baju santai. Baju yang di beli di Mall tadi.
Mulai hari ini, Nara harus sudah terbiasa untuk memakai pakaian mahal. Tak lupa Nara juga sedikit menyemprotkan parfum ke bajunya. Lalu ia melihat Hp dan Berlian yang masih ada di atas meja itu.
Nara memasukkan berlian itu ke laci dan menguncinya dengan kunci pin dan sidik jari. Walaupun ia tau, tidak akan ada yang mengambil berliannya, namun tetap saja ia harus hati-hati mengingat harga berlian itu tidaklah murah.
Lalu Nara naik ke atas tempat tidur yang sangat empuk, Ia mengambil hpnya dan membuka box nya. Dengan sangat hati-hati sekali, Nara mengambil hp dari dalam box. Dan mulai menghidupkannya. Namun sebelum itu, ia memindahkan terlebih dahulu kartu yang ada di hp lamanya ke hp yang baru.
Baru setelahnya, ia mulai mengaktifkan hpnya dan melihat isi di dalamnya. Untungnya di rumah ini ada Wifi. Dan Nara juga sudah tau passwordnya.
Jadi, Nara tinggal mendownload beberapa aplikasi penting seperti WA, FB, IG, Twitter, Tiktok, Tele dan yang lainnya yang menurutnya penting.
Setelah mendownload WA selesai, ia pun mendaftarkan nomernya. Kini Nara sudah punya WA sama seperti orang lain. Sedangkan untuk FB, IG, Twitter ia memakai yang dulu yang ia buat saat masih di sekolah. Yah, dulu Nara pernah buat di warnet dan ia masih ingat email dan passwordnya, jadi ia cukup pakai yang itu saja, dari pada harus bikin yang baru. Untuk tiktok pun, ia juga daftar lewat email. Sedangkan Tele, nomernya sama seperti nomer di WA.
Nara mulai bermain FB dan IG. Ia meng-add teman-temannya dan mengkonfirmasi semua teman yang meminta pertemanan dengannya. Yah, pada akhirnya mereka saling follow satu sama lain. Dan Nara suka itu. Kini ia mulai bisa berkomunikasi dengan semua teman-temannya saat SMA, SMP dan SD.
Nara mulai menanyakan kabar mereka satu persatu. Nara juga di masukkan ke grup WA oleh salah satu temannya saat SMA. Nara senang akan hal itu. Kini ia sudah punya kesibukan yaitu bermain sosial media dengan teman-temannya.
"Ah ya, aku gak punya nomer Alvin. Nanti aku minta saja sama dia," gumamnya sambil membalas pesan dengan teman-temannya.
Sedangkan di kamar sebelah, Alvin sudah bangun tidur setelah sejam lamanya ia ketiduran. Ia segera mandi dan ganti baju. Lalu setelah itu, ia pergi ke kamar Nara dengan membawa HP miliknya.
Saat ia mengetuk pintu, Nara membuka pintunya dan menyuruh Alvin masuk.
Saat itulah, Santi melihatnya. Yah, ia melihat Alvin memasuki kamar Nara. Melihat hal itu, Santi sangat marah, ingin rasanya ia mendobrak pintu itu dan membunuh Nara karena sudah mengambil Alvin darinya.
Namun saat ini, Santi gak bisa berbuat apa-apa. Terlebih ada Pak Han yang mengawasinya. Jadi Santi pun segera pergi dari sana dengan hati terbakar.