NovelToon NovelToon
Koki Cantik Sang Raja

Koki Cantik Sang Raja

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Isekai / Kerajaan / Time Travel / Mengubah sejarah / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Update: 12:00 WIB

Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.

Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.

Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.

Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Food Lovers

Rumah yang ditempati Chen Sisi dan kakeknya cukup terbilang bagus. Meski materialnya terbuat dari kayu, rumah itu elegan dan nyaman ditinggali.

Chen Sisi memasuki halaman dan hendak membuka pintu utama. Baru saja hendak memanggil kakeknya, sebuah sendok kayu melayang ke arahnya. Chen Sisi seketika menghindar dengan sangat baik.

“Kamu akhirnya tahu jalan pulang!” Suara agak tua dan sedikit serak itu mengagetkan Chen Sisi.

Gadis itu melihat Kakek Yi bangkit dari duduknya sambil memegang piring. Rupanya tengah sarapan.

Seorang pria tua berjubah putih tulang biasa dan sedikit lusuh, rambutnya lebih banyak yang putih dan perawakannya tinggi. Meski kulitnya sudah banyak keriput karena usia tua, Kakek Yi tetap sehat dan mampu naik pegunungan hanya untuk mencari herbal.

“Kakek, senang akhirnya aku bisa kembali!” Chen Sisi menirukan gaya pemilik asli selama ini agar pria tua itu tidak curiga. “Aku benar-benar kedinginan …..”

Kakek Yi memelototinya tapi segera membiarkan Chen Sisi masuk.

Gadis yang telah diurusnya selama bertahun-tahun itu tidak pulang semalam setelah berpamitan untuk mencari herbal di bukit sebelah.

Awalnya dia ingin menyusulnya pergi tapi mengingat Chen Sisi sudah terbiasa pulang pagi dan kembali di pagi yang lain, dia menahan diri selama semalam.

Chen Sisi menghela napas lega saat melihat pria tua itu tidak membahas tentang Kepergiannya lagi.

“Di mana kamu menginap semalam? Cuaca dingin seperti ini, lebih banyak diam di rumah selama beberapa waktu. Kita juga tidak kehabisan bahan obat.”

Walaupun Kakek Yi selalu bicara dengan nada yang tegas dan agak galak, tapi hatinya lembut dan perhatian.

“Aku menginap di gua semalam dan menemukan banyak tanaman herbal saat perjalanan pulang.”

“Humph! Kamu punya hati!”

Kakek Yi pura-pura tidak senang tapi matanya melirik ke isi keranjang. Tatapannya tertuju pada salah satu tanaman bunga biru yang membuatnya terkejut.

“Ini … dari mana kamu mendapatkan ini?” tanyanya.

“Aku memetiknya di puncak bukit sebelumnya. Apakah ada orang yang membutuhkan bunga ini?”

Chen Sisi melihat bunga biru es yang dipegang oleh Kakek Yi. Tampaknya bunga itu cukup langka hingga kakeknya bereaksi agak berlebihan.

“Bunga ini memang memiliki banyak manfaat. Siapapun pasti akan membutuhkannya di masa depan.” Kakek Yi tidak mau banyak bicara tentang hal itu. “Pergilah dan bersihkan dirimu. Sudah berapa lama kamu tidak mandi?” ejeknya.

Chen Sisi mengerucutkan bibirnya. Dia tidak lagi mengurus tanaman herbal itu dan pergi untuk berendam air hangat.

......................

Pada siang harinya, Chen Sisi pergi ke dapur untuk memasak seperti hari-hari biasanya. Kakek Yi tidak peduli tentang hal ini dan dia berada di ruang obat saat ini. Tidak ada pelayan di rumah. Chen Sisi dan Kakek Yi selalu melakukan semuanya sendiri.

Namun semenjak Chen Sisi yang menggantikan tubuh pemilik asli mulai membiasakan diri, dia merasa jika ada orang lain sengaja memperhatikan dari kegelapan. Chen Sisi selalu ingin tahu siapa yang sedang mengintainya, tapi Baiyue berkata untuk pura-pura tidak tahu saja.

“Apakah kamu tahu siapa yang memata-matai kita?” tanyanya dengan suara yang pelan seperti takut ketahuan.

Baiyue memutar bola matanya dan naik ke salah satu meja kosong. “Tidak perlu sembunyi-sembunyi saat bicara denganku. Mereka tidak akan mengetahuinya sama sekali,” jawabnya. “Mereka adalah penjaga rahasia, seharusnya ….”

“Penjaga rahasia? Semacam pengawal ‘kan?”

“Jangan samakan dengan dunia modernmu. Penjaga rahasia memiliki ilmu seni bela diri dan tenaga dalam. Mereka mampu bersembunyi di bayang-bayang untuk melindungi tuannya. Dan mereka telah bersumpah setia pada tuannya. Ketika tuan meninggal, mereka hanya memiliki satu tujuan yaitu mengikuti jejak tuannya untuk mati,” jelas Baiyue. Dia khawatir Chen Sisi sedikit kurang tahu tentang ini.

Lagi pula pemilik tubuh asli sebelumnya tidak mengetahui hal ini sama sekali.

Chen Sisi terkejut dan dia juga tidak bodoh. Di dunia modern, mereka bisa disamakan dengan bodyguard.

“Dilindungi diam-diam seperti presiden saja, keren!” Chen Sisi menghela napas. “Lalu siapa yang mereka lindungi saat ini?”

“Mungkin kakekmu.”

“Kakekku? Tapi bukankah kakekku hanya seorang pria tua yang gila obat-obatan? Apa hubungannya dengan penjaga rahasia?”

“Mana aku tahu. Kamu tanya saja padanya.”

Baiyue sama sekali tidak tahu banyak tentang zaman ini meskipun dirinya memang berasal dari zaman kuno.

Tentu saja tidak mungkin bagi Chen Sisi untuk bertanya. Karena Kakek Yi tidak pernah berkata apa-apa selama ini, tentu saja pasti ada alasannya, apapun itu, Kakek Yi adalah pria tua yang baik dan telah mengajarkan pemilik aslinya berbagai kemampuan seperti memasak, mengolah obat-obatan, akupuntur serta seni bela diri.

Chen Sisi tentu saja menyadari jika Kakek Yi pasti bukan orang biasa. Tapi alasan kenapa ingin menjauh dari keramaian, Chen Sisi tidak tahu sama sekali.

“Lupakan saja soal ini dan mari kita masak sesuatu.” Chen Sisi menggelengkan kepala.

Kucing putih Persia yang ada di atas meja hanya memilih untuk duduk dan memperhatikannya mengeluarkan beberapa bumbu dari dalam ruang giok putih.

“Apa yang kamu masak siang ini?” tanya kucing itu.

“Kita memasak yang sederhana saja sesuai dengan bahan yang ada di dapur. Ada kangkung untuk ditumis, membuat nasi goreng, ikan goreng sambal matah dan tumis buncis saus tiram.”

Chen Sisi menyiapkan kangkung, ikan yang ada di ember serta buncis. Nasi yang tersedia masih empuk dan cocok untuk membuat nasi goreng.

Pertama-tama, Chen Sisi menyiapkan bumbu untuk membuat buncis saus tiram terlebih dahulu.

Bahannya sangat sederhana. Dia hanya perlu mengeluarkan, kaldu sapi bubuk, saus tiram dan micin dari ruang giok putih. Sementara bahan lainnya seperti tomat, bawang bombai, garam, bawang merah dan bawang putih, gula pasir, cabai rawit serta merica sudah tersedia.

Tomat, cabai rawit, bawang merah, bawang bombai dan bawang putih diiris lalu tumis hingga harum. Lalu masakan buncis yang sudah dipotong-potong, tambahkan sedikit air, aduk sebentar. Setelah itu tambahkan bumbu lainnya seperti penyedap rasa, sedikit garam, micin serta gula pasir secukupnya.

Ketika rasanya cukup, tambahkan saus tiram di akhir dan aduk lagi sebentar sebelum akhirnya disajikan.

Menumis buncis tidak membutuhkan banyak waktu sehingga Chen Sisi juga tidak membutuhkan banyak usaha untuk membuat satu hidangan.

Seketika, aroma tumis buncis yang harum segera menguar keluar dapur. Buncis yang masih agak renyah sangat enak dimakan dengan nasi hangat

Penjaga rahasia yang ada di bayang-bayang seketika lapar saat itu juga. Tapi mereka tidak berani untuk turun dan berpura-pura menjadi seorang pemburu yang tersesat.

Saat ini, Chen Sisi membuat hidangan yang lainnya.

“Baiklah, waktunya membuat tumis kangkung. Ini adalah makanan yang selalu membuat orang ketagihan untuk memakannya.”

“Aku juga ingin mencicipinya juga.” Baiyue penasaran dengan nama hidangan yang dikatakannya.

Chen Sisi mencibir. “Kamu seekor kucing, apakah juga makan rumput?”

“Tidak … aku akan muntah jika makan rumput.” Baiyue segera mengeong ketakutan.

Tak lama setelah itu, Chen Sisi pun tertawa ringan.

“Apa yang kamu tertawakan?”

“Kangkung bukan rumput, tapi sayuran.”

“…” Sama-sama hijau di mataku, batinnya.

1
Oi Min
wkwkwkwkwk..... Heyu bukan toples cuka lagi Si'er..... tp dia tong cuka
Oi Min
sdah q duga klo kakek Yi akan menghajar Heyu
Oi Min
apa Sisi akan di unboxing Heyu....???
Oi Min
wkwkwkwkwkwk..... Sisi tambah salah paham iki nek weroh
Oi Min
fix ini..... ibu suri di balik wabah zombie
RH88
Luar biasa
Meigha
mau mkn gratis,tp malas bantu,😁🤭
endstory
gelang gioknya kan tadi dilepas kok bisa ada ruang nya?
Oi Min
apa kakek Yi tau klo Sisi sbnrnya adek Yelang
Oi Min
apa Sisi sbnrnya adik kandung Yelang? kok bsa terpisah lama gt??
Oi Min
Heyu..... yakin g mau daftar??
Oi Min
wow...... kakek Yi ternyata kakek Tianlong..... secara tak sengaja kakek merawat calon cucu mantu ini
Nining Dwi Astuti
tiap mw baca translate judulY dulu😊
Hk Aak
alur nya beda dari cerita yang lain
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin
Vea Love
jdi pingin makan mie🤤
Mbak a Rawisari7
Lumayan
Khanza Ely
Luar biasa
zylla
apa iniii 😭😭😭😭
zylla
loooohh, kok paham 😱😱😱
zylla
makin ganaass
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!