Lamanya waktu bersama tidak menjamin sebuah ikatan langgeng dan bahagia. Bahkan meski hampir 20 tahun Elara Nasution menghabiskan hidupnya bersama sang suami Ares Dawson Atmaja. Semua terasa tidak berarti untuk pria itu. Ditambah dengan belum adanya buah hati di antara mereka membuat hubungan suami istri itu menjadi semakin renggang.
Kehadiran orang ketiga yang dibawa secara sadar oleh Ares menjadi awal dari keruntuhan rumah tangga yang telah susah payah Elara bangun. Elara pun menyerah, melepaskan cintanya yang telah mati dan tergantikan oleh sosok baru yang mengasihinya lebih dari siapa pun. Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu semua dirasakan Ares saat Elara bukan lagi miliknya.
Apa yang akan dilakukan Ares untuk mendapatkan kembali cinta Elara?
Apakah Elara akan menerima Ares atau menjalin kasih dengan pria idaman lain ?
follow my ig @ismi_kawai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Kawai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 06
Author POV
Ares sampai rumah dengan hati yang kusut. Mengapa ia harus begitu perduli dengan kepergian Elara?
Perkataa Elara yang terus memojokkannya sedikit mengganggunya. Ketika memasuki ruang pantry, dia mendengar suara sophie yang mencak-mencak memarahi guru kepribadiannya.
"Aku sudah mengikuti semua, kenapa kau bikin sulit? Tidak perlu baca buku! Aku tidak mau!" hardik Sophie.
"Tapi Nona..."
"Panggil aku Nyonya!!!"
"Eh... iya tapi Nyonya ini memang dasar yang harus Nyonya pelajari," bujuk guru tersebut.
Sophie melempar buku itu ke meja hingga berantakan, matanya melotot karena emosi.
"Kau saja baca buku kamus itu!!!" pekik Sophie.
Ares yang mengamati dari jauh hanya bisa mendesah lelah. Ia baru mengetahui sifat asli wanita itu yang rewel dan sulit diatur, padahal kelas kepribadian bagus untuknya sekaligus mengatur emosi agar tidak meledak-ledak. Pria itu pun memilih mendekat hingga Sophie menyadari keberadaannya. Wanita itu sempat terkejut lalu menunduk.
"Belajarlah dengan baik, ini untuk kebaikanmu juga," Ares mengusap rambut Sophie.
Wanita itu memperlihatkan wajah memelas teraniaya. Guru kepribadian hanya bisa menahan kesal di dalam hati.
"Tuan... guru ini mempersulitku, aku sudah belajar dari kemarin dan tidak pernah cukup untuknya," Sophie mengadu.
"Elara belajar kepribadian hampir 2 tahun agar benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari... dan kau bisa lihat sekarang seperti apa dirinya. Semua hal tidak ada yang instan, Sophie..." jawab Ares membuat wanita itu bungkam.
Dirinya dibandingkan dengan Elara membuatnya kesal. Elara hanya lebih baik dalam berjalan dan bersikap, tidak lebih baik darinya di atas ranjang pikir wanita itu.
"Aku tidak mahir dalam semua ini, bisakah Tuan memakluminya?" Sophie mengusap dada bidang Ares dengan tatapan memohon. "Tuan pasti capek, bagaimana kalau aku pijat di kamar," rayunya.
Ares menatap datar untuk sesaat, lalu menurunkan tangan Sophie. Ia harus bersabar, Sophie adalah wanita polos yang belum mengerti apa-apa. Pasti semua ini sulit untuknya.
"Kamu harus tetap belajar, meski sedikit. Pasti ada ilmu yang bisa kamu ingat nanti, Ok!" Ares tersenyum.
Sophie hanya bisa mengerucutkan bibirnya karena kesal. Ares terkekeh melihat hal itu, andai Elara semanis Sophie... senyuman itu pun memudar. Ares memilih pergi menuju ruang kerjanya untuk mengusir pikirannya yang semakin semrawut karena ke-2 istrinya.
Sophie pun tidak bisa menahan Ares yang tiba-tiba pergi meninggalkannya. Suara guru kepribadian kembali membuatnya naik pitam.
"Baik Nona, kita ulangi lagi."
"Sudah kubilang, panggil Nyonya!!!"
🍁🍁🍁
Taman Kota
Elara menikmati ice cream ditemani badut boboboi yang baru saja menabraknya. Ia tersenyum sumringah karena ada teman untuknya mengobrol meski badut itu tidak pernah menyahutinya. Pria muda itu terus mengamati wanita tersebut.
Dilihat dari cara makannya, ia bukan orang biasa. Siapa dia? batin pria itu.
Setelah ice creamnya habis Elara baru memulai percakapan yang sedari tadi ingin dilontarkannya.
"Aku sedang sedih, tapi aku senang karena bertemu denganmu boboboi..." Elara duduk menyender pada badut itu hingga membuat pria itu terhenyak sesaat. "Temani aku dan dengarkan aku saja... aku sedang butuh media pelepas amarah... dan kau datang bagai pelipur lara... ternyata Tuhan masih sayang padaku," ucapnya sambil menerawang awan di langit.
Pria itu tidak mengerti dengan semua yang dibicarakan oleh wanita itu, dia memilih mendengarkan saja. Namun ia tidak memungkiri jika dia pun merasa nyaman di dekat wanita itu.
"Boboboi... jika suatu hari... milikmu di rampas, kau memilih berbagi atau melepasnya?" celoteh Elara. "Sebenarnya tidak dirampas juga, mungkin lebih tepatnya milikmu itu yang ingin lepas darimu... dia mencari yang lain... apa yang sebaiknya aku lakukan?"
Pria muda itu berfikir. Milik? Dirampas? Kenapa wanita ini memakai kiasan? Membuatku harus perfikir keras, karena yang aku tau... milik itu ya yang di bawah, diantara selangka*ngan, keluhnya dalam hati.
Elara menoleh pada badut yang terdiam. "Kau tidak tidur kan? Jangan-jangan curahan hatiku menjadi lagu nina bobomu?"
Badut itu menggeleng. Pria itu pun frustasi karena tidak mengerti apa maksud wanita itu hingga kini.
Elara tersenyum, ia senang ternyata badut itu terus mendengarkannya. Dia melirik arloji pada tangannya, dan menghela nafas ketika tau sudah menunjukkan pukul 17.00. Wanita itu beranjak dari kursi lalu menoleh pada sang badut.
"Terima kasih untuk hari ini, aku sebaiknya pulang sekarang karena sudah sore," Elara mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan menaruhnya di atas meja stan ice cream. "Ini untuk jasa mendengarkanmu, sampai jumpa lagi." Jelasnya dengan senyuman.
Pria itu terkesima oleh senyuman menawan Elara hingga tanpa sadar tangannya menggapai lengan wanita itu, menahan langkahnya untuk pergi.
Elara melihat tangan badut yang menahannya. Dia pun mengeryit bingung. "Ada apa?" Badut itu tidak bergeming. Saat itu juga mata Elara melebar seperti ingat sesuatu. "Ah... aku tau, boboboi kamu belum tau namaku kan!"
Badut itu mengangguk, ya... dengan berbekal nama mungkin pria itu bisa mencari tahu tentang wanita di hadapannya ini.
"Panggil aku Ara, itu nama kecilku... nama yang boleh disebutkan oleh orang yang sangat dekat denganku, dan kau... salah satunya," ucap Elara sambil mengerlingkan mata.
Wanita itu tidak tau, jika itu serangan mematikan untuk jantung pria muda tersebut. Tangan badut itu pun terlepas karena dia harus menyelamatkan jantungnya yang hampir melompat. Elara pun pamit sambil melambaikan tangannya.
"Apa-apaan dia... aku hampir mati karena senyumannya," pria itu mengusap dada dengan perlahan.
Pria itu memilih kembali ke tempat costum itu dipinjam. Selama bocah tanggung itu memakai costum, tampak pria muda itu terus berfikir. Beberapa saat, pria itu pun menjentikkan jarinya.
"Hei, kamu! Tolong costum ini kau loundry terlebih dahulu, tadi saat aku memakainya rasanya sangat gatal dan bau," keluhnya.
"Hehehe, maaf ya Mas... memang belum pernah dicuci sejak pertama beli," kekeh bocah tanggung itu.
"Memangnya sudah berapa lama costummu itu?"
"1 tahun kayanya Mas."
Pria itu pun bergidik ngeri, bisa-bisa dia panuan sehabis memakai costum itu. "Dasar jorok! Pokoknya besok harus sudah bersih, karena besok aku akan pinjam lagi," tegas pria itu.
"Maksudnya Mas mau sewa lagi ke saya?"
"Iya, makanya besok harus sudah bersih dan wangi. Ngerti?!"
Bocah tanggung itu pun mengangguk. Senyuman terukir di bibir pria itu.
"Kita pasti bertemu lagi, Ara..." ucapnya pelan.
"Siapa Mas?" sahut bocah tanggung.
Pria itu mendelik kesal, bocah keppo yang selalu memanggilnya Mas.
"Berhenti panggil Mas, panggil Kakak saja... Kak Charles!" sungutnya.
"Woah... namanya keren Mas... eh, Kak..." bocah itu tersipu malu. "Kalo saya namanya Udin, Kak."
"Ok, Udin... mulai besok aku penyewa tetap costum kamu."
Udin mangut-mangut mengerti, tidak lama segerombolan bodyguard datang menghampiri dan menyeret Charles untuk pulang.
"Ingat ya, CUCI SAMPAI BERSIH!!!" teriaknya pada Udin yang meringis melihat Charles diseret oleh 4 orang berbadan tinggi kekar.
Tbc.
Please rate, vote dan likenya yach!
Sertakan comment kalian agar aku kebih baik lagi, Enjoy!
alur ceritanya jg Ter atur. love u thor 🥰🥰🫰
gita " tapi malu... "