Seina, adalah seorang gadis kampung yang hidupnya penuh dengan kesederhanaan, dia dari keluarga baik-baik, dia juga mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarganya, namun dia harus kehilangan anggota keluarganya karena sebuah bencana.
Seina pun satu-satunya yang selamat dan dibawa ke tempat pengungsian oleh para relawan, gadis itu cukup terpuruk dengan nasibnya, namun dia tetap harus menjalani hidupnya.
Karena yang bernasib sama dengannya itu juga cukup banyak.
Hal itu membuatnya bangkit dan merangkul anak-anak yang bernasib sama dengannya.
Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita cantik jelita, dari atas kepala sampai bawah kakinya, terlihat bernilai mahal, bahkan kibasan rambutnya pun berbau dollar.
"Jadi kamu ya Seina?" tanya wanita itu dengan angkuh.
"Ya, ada apa Nyonya?" tanya balik Seina.
Wanita itu segera membuka koper besar, dan di sana terlihat sangat banyak tumpukkan uang.
"Aku sewa rahimmu!" Tegas wanita itu.
Yuk kepoin baca lanjutannya 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Terkejut
" Ehmmm ya ..." Seina mengangguk.
Ya kalau Matthew terus baik sama orang lain begitu, yang jelas wanita yang baperan akan salah paham.
" Ya, pokoknya aku di sini selain menjagamu, aku akan mengawasi mu 24 jam." ujar Martin menegaskan.
" Baik Tuan." jawab Seina lempeng aja.
Padahal Gladys tidak mengkhawatirkan hal itu, kenapa manusia di depannya ini begitu mengkhawatirkan hal itu.
" Eh Cina, memang kau tidak punya keluarga ya?, sampai kau begini." ujar Martin.
" Tidak punya, keluargaku habis karena sebuah bencana, dari semua keluarga yang ada hanya aku yang tersisa, itu karena semua keluarga ku berkumpul jadi satu saat itu." jawab Seina.
" Oh ... " Martin sangat terkejut.
" Tidak usah terkejut, itu sudah berlalu, aku hanya ingin menjalani hidup tanpa ada yang perlu aku khawatirkan, dan nama ku Seina bukan Cina!" tegas Seina.
" Hahahah, aku sulit mengucapkannya, aku memanggil kakak ipar saja dengan nama Kudis." ujar Martin.
" Ya terserah Tuan saja mau panggil saya apa, tapi saya mau istirahat, kepala saya agak pusing." ujar Seina.
" Oke." Martin pun segera keluar dari kamar Seina.
Astaga, Tuan Matthew mengirim penjaga apa pengawas ujian sih?, dia sangat tidak sopan, sifatnya berkebalikan dari Tuan Matthew.
Aku masih agak takut dengannya, sepertinya dia suka membunuh orang.
Dalam hati Seina.
Seina pun segera mengunci pintu dan segera beristirahat, dia masih syok dengan apa yang terjadi.
Satu Minggu kemudian.
Sepertinya Seina sudah terbiasa dengan keberadaan dan tingkah laku Martin begitu juga dengan Martin, dia juga mulai sedikit percaya dengan Seina setelah terus mengamati.
7 hari lagi ya?, aku agak deg-degan, bagaimana jika programnya tidak berhasil ?
Dalam hati Seina mulai deg-degan.
Namun akhir-akhir ini Seina mulai merasa tidak enak badan, mulutnya rasanya sangat pahit dan rasanya tidak berselera makan.
Sampai pada akhirnya mendekati hari ke -14 Seina jatuh sakit dan tidak bisa bergerak dari kasurnya.
Martin merawat Seina dengan terus mengomeli anak itu karena sangat lemah dan menyusahkan.
" Kenapa kau juga harus mengorbankan hidupmu untuk semua orang yang bahkan tidak kau kenal baik." ujar Martin heran.
" Saya hanya tidak mau banyak orang menderita." jawab Seina lemah.
" Begitu ya, itu pemikiran yang gila sih." ujar Martin.
" Tidak masalah, saya suka." ujar Seina.
" Gadis aneh." ujar Martin mengatai.
" Tapi kau apa sungguh tidak mengincar kakakku, secara dia sangat sempurna, iya tidak?" tanya Martin.
Sudah berapa kali dia mengatakan hal yang sama, membosankan.
dalam hati Seina.
" Kenapa aku harus setidak tahu diri itu?" jawab Seina dengan lempeng karena lemas.
" Aku harap kau tidak akan jatuh cinta pada kakakku, nanti kamu sakit hati sendiri, kau harus tahu posisimu, apa kau mendengar ku Cina?" ujar Martin sangat cerewet.
" Astaga, iya Tuan saya tahu dan saya mendengar anda dengan baik, saya kan hanya lemas saja, bukannya budek." jawab Seina kesal.
" Hahahah, iya siapa tahu sakitnya membuatmu budek." Martin tertawa sendiri.
" Tidak lucu lah Tuan, kalau saya budek, itu tidak menjadi syarat yang baik untuk menjadi ibu dari keponakanmu." ujar Seina.
" Benar juga, memang apa rencanamu setelah melahirkan?" tanya Martin penasaran.
" Saya belum tahu pasti, tapi saya akan meninggalkan negara ini terlebih dahulu." ujar Seina.
" Begitu ya?, apa kah mau ikut aku ke negara Z, di sana aku akan membantumu menemukan pekerjaan yang baik nanti, lagian aku tinggal sendiri di negara Z." ujar Martin.
" Saya kan harus memutuskan hubungan dengan keluarga anda, saya tidak mau melihat anak yang saya lahirkan nanti takut berat." ujar Seina.
" Kau masih sangat muda, tapi kau sudah mempertimbangkan hal itu dengan baik, maaf ya karena aku sempat kasar denganmu, ya aku akan menjagamu dengan baik mulai sekarang." ujar Martin sungguh-sungguh.
" Terima kasih, kalau begitu tolong anda keluarlah saya mau istirahat!" tegas Seina.
" Ah, kejam sekali." gumam Martin.
Martin dengan berat hati pun keluar dari kamar Seina.
Seina memang sudah memutuskan untuk menjaga jarak aman dengan semua orang - orang di kediaman Howard.
Agar dia tidak lupa diri dan tetap tahu posisinya, bisa repot kalau hal yang tidak di inginkan itu terjadi.
Di luar dugaan Martin itu ternyata tidak seburuk itu, tapi sifatnya terlalu terang-terangan, dan sangat sembrono.
Sore harinya Seina sudah mulai mendingan, dan ingin mencari angin sebentar di taman depan.
" Ya ampun di kamar sangat sumpek, tapi di luar cukup segar." Gumam Seina.
Sambil bersenandung Seina menyirami tanaman-tanaman di taman depan.
Dan tiba-tiba terdengar suara klakson dari depan gerbang, karena jam sore itu waktu pergantian shift jaga, jadi penjaga itu baru prepare, Seina pun berinisiatif membuka gerbang.
Mobil itu masuk dan berhenti di depan Seina, kaca mobil bagian belakang pun terbuka.
" Apa kamu penjaga baru di sini?, apa Gladys menantu tidak berguna itu yang merekrut?, tubuh kecil seperti itu harus menjaga gerbang?"
Seina terkejut dengan banyaknya pertanyaan dari wanita yang tidak di kenalnya itu.
" Mohon maaf Nyonya, saya baru beberapa Minggu di sini, apa anda mencari Nyonya?" tanya Seina yang tidak tahu jika wanita itu adalah mertua Gladys.
" Yah, wajar saja kalau kamu tidak tahu siapa aku, kau tampak pucat, kalau sakit istirahat!" tegas Olive.
Tak lama penjaga pun tiba dan meminta maaf pada Seina yang harus membukakan gerbang .
Karena dia pikir tadi itu tamu, dia pun segera menyusul Olive yang masuk ke rumah duluan.
Namun suasana di dalam justru sangat canggung melihat Martin dan Olive kini duduk berhadapan di ruang tamu.
" Cina, sini kamu ... !" ujar Martin.
" Ya Tuan." Seina segera menghampiri Martin.
" Ibu, lihatlah Bu, dia ini wanita yang akan melahirkan cucumu, besok adalah tes untuk melihat hasil akuratnya." Ujar Martin.
" Apa?, dia masih kecil, siapa yang memilihmu?" Olive sangat terkejut.
" Nyonya Gladys." jawab Seina.
" Anak itu sangat gila, kenapa dia memilih anak sekecil ini, astaga apa kau sungguh membutuhkan uang?" Olive sangat tidak percaya.
" Ya, jadi jangan desak kakak ipar terus, apa Ibu sangat suka keributan?' ujar Martin.
" Dia itu bukannya trauma, tapi memang tidak mau badannya rusak, dia tidak mau sakit, masak dia kalah mental sama anak ini." ujar Olive.
" Ibu selalu begitu, mental orang kan beda - beda lagian kakak juga bahagia dengan kakak ipar, Ibu kenapa jadi bom dalam rumah tangga mereka?" ujar Martin.
" Kau tahu kan kakakmu harus punya keturunan, kalau kamu sih terserah, eh kamu siapa namamu?, lalu berapa umurmu?" tanya Olive pada Seina.
Cantik banget anak ini, udah gitu nurut banget, lemah lembut, kalau dia beneran bisa melahirkan cucuku pasti sangat lucu-lucu, jadi tidak sabar.
Dalam hati Olive.
" Saya Seina Lorenza nyonya, umur saya 17 tahun." jawab Seina.
" 17 tahun?" Olive sangat terkejut, ya sih tahu kalau masih kecil tapi ternyata masih kecil sekali.
" Apa orang tuamu tidak masalah?, atau kau di jual keluargamu?" tanya Olive.
Martin langsung menyerobot berbicara untuk Seina yang tampak masih takut menghadapi Olive yang ternyata adalah ibu dari Matthew.
" Begitu ya, maafkan aku, lain kali jangan buka gerbang sebesar itu, ada penjaga biar penjaga saja, kau istirahat saja lihat wajahmu yang pucat itu!" ujar Olive.
semangat seina, semoga author cepat membuat bahagia 🤣