seorang gadis yang berniat kabur dari rencana perjodohan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya, berniat ingin meninggalkan negaranya, namun saat di bandara ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang begitu tampan, pendiam dan berwibawa, berjalan dengan wajah dinginnya keluar dari bandara,
"jangan kan di dunia, ke akhirat pun akan aku kejar " ucap seorang gadis yang begitu terpesona pada pandangan pertama.
Assalamualaikum.wr.wb
Yuh, author datang lagi, kali ini bertema di desa aja ya, .... cari udara segar.
selamat menikmati, jangan lupa tinggalkan jejak.
terimakasih...
wassalamualaikum,wr.wb.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegigihan Zora dalam mempelajari ilmu agama
Perjalanan pulang dari pemandian air panas menuju rumah ibu Suci terasa sangat berbeda. Keheningan yang ada bukan lagi karena kecanggungan, melainkan karena rasa hormat yang mendalam dari Zora, dan gejolak emosi yang tertahan dari Yusuf.
Saat Zora duduk dengan rapi di belakangnya, Yusuf merasakan sesuatu yang lain. Ia mendengar tekad Zora untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan hal itu justru membuat perasaannya semakin dalam.
Yusuf menyadari bahwa yang ia rasakan pada Zora bukan lagi sekedar rasa kagum atas keteguhan hati di tengah kesulitan. Perasaan itu sudah melewati batas tipis dan telah menjadi cinta.
"Ya Allah. Aku kagum pada Ayudia karena kesalehannya yang sempurna. Tapi aku... aku mencintai Zora karena keberaniannya, kejujurannya, dan kerentanannya. Dia berani mengakui kesalahan dan berani berubah." gumam Yusuf dalam hatinya.
Saat itu juga, Yusuf menyadari bahwa benih cinta ini sudah ditanam jauh sebelum drama spring bed dan ayudia. Pikirannya melayang kembali ke hari pertama dirinya tiba di bandara dan tak sengaja koper Zora menubruk dirinya.
Yusuf ingat jelas, saat ia melihat Zora di bandara, mengenakan pakaian yang sangat mewah,dan sangat sexy . Dia berjalan dengan angkuh dan terkesan sombong. Pada pandangan pertama itulah, di tengah segala kemewahan dan kesombongan Zora, hatinya sudah terpaut.
Dia mencintai Zora yang sombong dan sekarang mencintai Zora yang sedang hijrah. Cintanya tidak didasarkan pada kesempurnaan, tetapi pada jiwa Zora seutuhnya.
Zora baru saja mengumumkan bahwa ia akan menjauh darinya demi Tuhannya. Sementara Yusuf, sang Ustadz, harus menjaga amanah perjodohan dengan Ayudia, yang sempurna dan sudah direstui keluarga besar nya .
Yusuf tahu, dia tidak boleh mengungkapkan perasaannya. Jika dia berbicara, dia akan merusak hijrah Zora, yang justru ingin berfokus pada Tuhan. Dia juga akan menyakiti Ayudia dan melanggar janji keluarga.
Yusuf mengeratkan pegangan pada setir motornya, merasakan beban yang sangat berat.
"Aku harus diam. Aku harus menjaga jarak. Keputusan Zora untuk menjauh harus kuhormati. Biarlah aku yang menanggung cinta ini sendirian, demi kebaikan Zora dan demi kehormatan Ayudia"
Yusuf tiba di rumah Bu Suci, ia mematikan mesin motor. turun dan membantu Zora turun, namun kali ini ia tidak berani menatap mata Zora. Ia tahu, tatapannya yang penuh cinta akan mengkhianati janji yang baru saja ia buat pada dirinya sendiri, yaitu menjaga jarak dari wanita yang ia cintai sejak pandangan pertama....
Setelah Yusuf mengantar Zora pulang ia segera pergi tanpa banyak bicara , ia menjaga jarak, Zora langsung menghampiri ibu Suci .Tekadnya yang baru terasa begitu kuat dan tulus.
ibu Suci sedang merapikan hasil kebunnya di teras kecil. Zora duduk bersimpuh di depannya, dengan sikap yang jauh lebih rendah hati daripada biasanya.
" Bu , saya mohon maaf jika permintaan saya ini merepotkan. Saya ingin memulai pelajaran agama saya, sekarang juga. Saya tidak mau menunda lagi."
Bu Suci Tersenyum hangat, hatinya tersentuh melihat ketulusan Zora yang baru "Ya Allah, Nak Zora. Tentu saja, Nak. Itu adalah niat yang mulia. Ibu akan ajarkan semua yang Ibu tahu. Tapi maaf ya, Ibu tidak bisa mengajarkan ilmu setinggi Ustadz Yusuf."
"Justru itu yang saya cari, Bu, Saya butuh dasar-dasarnya. Saya... saya bahkan tidak yakin bagaimana cara berwudu yang benar." ucapnya menunduk, matanya berkaca-kaca.
Bu suci membawa Zora duduk di karpet ruang tamu, di depan meja kecil. Pelajaran pertama pun dimulai.
mengajarkan teori yang rumit, melainkan dasar-dasar praktis yang dibutuhkan sehari-hari, seperti membaca Al-Fatihah atau tata cara salat yang benar.
menghafal presentasi bisnis yang kompleks, kini berjuang mati-matian mengeja huruf-huruf Arab atau mengingat gerakan-gerakan salat. Ia sering salah, tetapi ia tidak lagi marah atau frustrasi seperti saat berhadapan dengan gayung. Ia hanya tersenyum malu, lalu mengulanginya dengan gigih.
Bu Suci sangat sabar. "Pelan-pelan saja, Nak. Jangan terburu-buru. Kunci ibadah itu di hati, di niatnya. Kalau niatnya sudah tulus karena Allah, insya Allah lidah dan tubuh akan mengikuti."
Untuk pertama kalinya sejak Zora datang, ruangan kecil itu dipenuhi oleh suasana kedamaian yang nyata. Zora duduk di atas tikar sederhana jauh lebih baik daripada spring bed yang ia pesan, dengan buku panduan usang di tangannya.
"Ini jauh lebih sulit daripada mempelajari merger perusahaan. Tapi anehnya... ini jauh lebih menenangkan. Inilah tujuan yang sebenarnya. Aku belajar bukan untuk Yusuf, tapi untuk Pemilik Kehidupan. Jika Yusuf adalah jodohku, biarlah Tuhan yang mengatur jalannya. Tugas utamaku sekarang adalah ini." gumam Zora dalam hati...
***
Waktu berlalu tanpa terasa di rumah kecil ibu Suci. Hari-hari Zora kini ditandai bukan oleh pertemuan dewan direksi atau acara pesta, melainkan oleh rutinitas yang sederhana dan khusyuk, salat berjemaah dengan ibu Suci belajar, dan mengaji.
Otak Zora yang jenius, yang terbiasa menganalisis laporan keuangan setebal buku telepon dan menghafal isi kontrak yang rumit, kini dengan mudah menerapkan daya ingatnya yang luar biasa pada Al-Qur'an.
Dalam beberapa minggu, di bawah bimbingan lembut ibu Suci, Zora sudah mampu membaca Al-Qur'an dengan lancar , fasih dan tajwid yang semakin membaik.
dan Tekad Zora kini beralih ke menghafal Al-Qur'an , karena membaca saja ia tidak puas, rasa cintanya pada Al-Qur'an semakin kuat ... Ia menggunakan aplikasi dan live streaming ceramah dari para qari dan ulama terkemuka. Ia bukan hanya menghafal, tetapi juga memahami makna dan konteksnya.
Kecepatan Luar Biasa , Di mana santri lain membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk satu juz, Zora dengan fokus dan disiplinnya mampu menghafal beberapa halaman setiap hari. Ketenangan hatinya membuat proses hafalannya berjalan cepat dan mengalir.
Zora tidak lagi keluar rumah, kecuali sesekali ke masjid kecil di dekat sana saat subuh dan isya. Pakaiannya kini benar-benar tertutup, sederhana, namun terlihat bersih dan rapi mencerminkan rumah ibu Suci.
Aura manja dan angkuh di wajahnya hilang, digantikan oleh kedamaian dan ketenangan yang mendalam. Kecantikannya yang dulu menantang, kini menjadi teduh...tapi bukannya bertambah sederhana, kecantikan pari purna malah begitu terpancar, bahkan tanpa riasan apapun, mata birunya selalu menghipnotis lawan jenisnya saat tak sengaja menatap nya, dan tatapan iri para gadis seusianya, itulah mengapa ,Zora lebih nyaman berada di dalam rumah, daripada melihat tatapan sinis saat berada di luar rumah.
hatinya merasa damai sekarang, dia akan membuat bangga pada orang tuanya...ia ingin memberikan mahkota pada orang tuanya yang telah merawat nya dengan penuh kasih sayang... Tak pernah sedikitpun meninggikan suaranya,tapi bukan membuat Zora jadi lebih baik, malah membuat Zora menjadi pembangkang.
eh Thor semoga itu Zorra bisa mengatasi fitnahan dan bisa membongkar dan membalikkan fakta kasihan yang lg berhijrah di fitnah....
lanjut trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam