NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Kabut dari reruntuhan kuil belum lenyap sepenuhnya ketika suara gong besar tiba-tiba bergema dari menara penjaga desa.

Gongggg! Gongggg!

Suara itu menggema ke seluruh lembah, tanda bahaya sedang terjadi.

Long Wei refleks berdiri, menarik Tian Long yang masih berlutut.

“Bangun! Segel kuil benar-benar terbuka!”

Dari arah utara, cahaya merah kehitaman menembus langit. Tanah bergetar. Dari dalam retakan di kaki gunung, muncul tiga sosok besar berbentuk seperti manusia, namun seluruh tubuh mereka diselimuti sisik hitam dan asap hitam tebal yang menetes seperti darah cair.

“Makhluk iblis penjaga segel,” desis Long Wei. “Kenapa mereka bisa muncul lagi…”

Tian Long berusaha berdiri, tubuhnya masih goyah. “Aku… aku masih bisa membantu.”

“Tidak!” Long Wei menggeleng cepat. “Kau belum pulih. Biar aku saja”

Salah satu makhluk itu tiba-tiba meraung, suaranya seperti logam beradu:

“Aaaaaahhhrhh!” suara raungan makhluk itu menggema.

Gelombang suaranya saja sudah cukup untuk melempar pepohonan di sekitarnya. Long Wei terhempas mundur beberapa langkah, bibirnya mengeluarkan darah.

Dua makhluk lain melompat ke depan, setiap langkah mereka meninggalkan bekas pijakan hangus di tanah.

Long Wei mengangkat telapak tangannya, mengumpulkan Qi bumi berwarna kehijauan.

“Formasi Segel Batu Naga!”

Tanah bergetar hebat. Retakan-retakan tipis menjalar cepat dari bawah kaki Tian Long, memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan. Dari celah-celah itu, muncul simbol-simbol kuno, yang terukir bukan dengan tangan manusia, melainkan seolah dipahat langsung oleh kehendak langit. Setiap goresan bercahaya itu berdenyut lembut, membentuk lingkaran suci yang mengelilingi mereka.

Udara bergetar. Batu-batu besar meronta dari perut bumi, melayang perlahan ke udara, berputar, lalu menyatu menjadi tembok raksasa di hadapan mereka. Suaranya berat, seperti raungan bumi yang bangun dari tidur panjangnya. Cahaya dari simbol-simbol itu menelusup ke dinding batu, mengukir pola naga yang menyala di permukaannya.

Namun sesaat kemudian, langit mendadak gelap seakan diselimuti bayangan makhluk raksasa. Suara aumannya memecah udara, menggema hingga tulang-tulang terasa bergetar. Dari balik kegelapan, makhluk iblis itu menurunkan lengannya yang sebesar pohon kuno, menghantam dinding cahaya itu dengan kekuatan tak terbayangkan.

Dentumannya membelah udara. Cahaya suci memercik ke segala arah, dan dinding batu retak dalam sekejap.

Suara kraakk yang tajam menggema seperti jeritan bumi yang tak mampu menahan beban.

Dalam satu tarikan napas, tembok pelindung itu runtuh. Batu-batu beterbangan, dan kilau simbol kuno yang tadinya bersinar kini padam satu per satu, tenggelam kembali ke tanah seolah malu pada kegagalannya.

Angin panas menyapu wajah Tian Long, membawa bau debu dan darah yang samar. Di depan sana, makhluk iblis itu mengangkat kepalanya tinggi mata merahnya menyala seperti bara dari neraka yang belum padam.

Braaakk!

Kepingan batu melayang ke segala arah.

Long Wei terlempar ke belakang dan menghantam batang pohon.

“Tian Long! Pergilah!”

Tapi Tian Long tak bergerak. Napasnya berat, namun matanya berkilat emas samar tanda energi naga di dalam dirinya mulai bereaksi lagi.

“Aku tidak akan lari.”

Ia mengambil tombak patahnya, memegangnya dengan dua tangan. Ujung patahan bergetar seolah merespons getaran di tubuhnya.

Ketika makhluk iblis pertama mengayunkan cakarnya, Tian Long menahan dengan putaran tombak.

Clangg!

Percikan api keluar, tapi cakar itu tetap menembus pertahanannya, menggores pundaknya. Darah hangat mengucur, namun ia menahan rasa sakit.

Ia berputar ke belakang, mengayunkan ujung tombak ke arah leher makhluk itu.

Srakkk!

Sisiknya pecah, tapi hanya sedikit. Makhluk itu menjerit, menghempaskan tubuhnya lagi. Tian Long terpental ke tanah, terengah.

Long Wei memaksakan diri berdiri, menyalurkan Qi bumi dari telapak kakinya ke tangan.

“Tian Long, mundur!”

Namun makhluk kedua sudah terlebih dahulu menerjang Tian Long. Suara ledakan keras meledak di udara.

Boooommm!

Gelombang tekanan menghantam seisi lembah. Batu-batu beterbangan, kabut terurai.

Tian Long tersungkur, darah menetes dari dahinya.

Ia bisa mendengar degup jantungnya sendiri, cepat dan berat.

Dalam penglihatan kabur, ia melihat pamannya berlutut, dikelilingi dua makhluk iblis, dan tubuhnya berdarah.

“Paman… tidak…”

Sesuatu di dalam dirinya pecah.

Udara di sekitarnya membeku.

Denyut dari tato teratai di lengannya berdetak sekali… dua kali… tiga kali, semakin cepat.

“Kau tidak bisa menahan mereka, Tian Long.”

Suara dalam kepalanya bergema lagi, kali ini bukan suara lembut sang naga tua, tapi suara berat, dalam, dan panas.

Ia tak tahu apakah itu bagian dari dirinya atau sesuatu yang bangkit dari darahnya sendiri.

“Serahkan tubuhmu… biarkan kekuatan langit menuntaskan sisanya.”

Tian Long berusaha menahan, tapi tubuhnya mulai kehilangan kendali. Matanya kembali berubah emas terang.

“Tidak… aku… bisa…”

“Kau tidak bisa.”

Tubuhnya menegang. Tombak di tangannya mulai menyala bukan cahaya, tapi aura naga berwarna perak yang membungkus senjata itu.

Long Wei menatap dengan ngeri.

“Tidak! Tian Long, kendalikan dirimu! Jangan biarkan kekuatan itu mengambil alih!”

Tapi sudah terlambat.

Cahaya emas melesat dari tubuh Tian Long, membentuk sayap naga raksasa di punggungnya. Tanah di bawahnya pecah seperti kaca.

Makhluk iblis pertama melompat ke arahnya, tapi tubuh Tian Long sudah menghilang dalam sekejap mata, muncul di belakangnya, menebas dengan tombak berlapis aura naga.

Whuumm!

Serangan itu menembus tubuh makhluk itu, memecahnya menjadi debu hitam.

Dua makhluk lain meraung dan menyerang bersamaan, tapi gerakan Tian Long kini seperti bayangan naga di angkasa, cepat, liar, dan meliuk-liuk.

Braaam! Clangg! Whuooosh!

Suara benturan terus menggema.

Dalam hitungan napas, dua makhluk itu roboh, tubuh mereka terpotong dari kepala sampai dada.

Udara tenang seketika.

Tapi tubuh Tian Long masih menyala.

Aura naganya semakin kuat, tak terkendali, membuat angin berputar menjadi pusaran raksasa.

Long Wei berusaha mendekat. “Tian Long! Hentikan! Kau akan menghancurkan desa ini!”

Tapi pemuda itu sudah tak lagi mendengar. Tatapannya kosong, seolah tak mengenali siapa pun.

Langit di atas Tian Long bergetar, guntur berdentum, dan petir emas menyambar tanah di sekelilingnya.

“Kau… naga yang tidak siap…,” bisik suara itu di kepalanya.

“Namun langit telah menandai langkahmu.”

Petir terakhir jatuh tepat di tengah lembah. Boooommm!

Sinar emas menelan segalanya.

Ketika debu mereda, Tian Long tergeletak di tanah.

Tubuhnya penuh luka, namun masih tetap hidup. Sayap cahaya di punggungnya menghilang perlahan, menyisakan aroma logam di udara.

Long Wei berlutut di sampingnya, menggenggam bahunya. “Kau masih bernafas…”

Di kejauhan, para tetua desa berdatangan, wajah mereka tegang.

Salah satu dari mereka, Tetua Bai Shan, berkata dengan suara berat,

“Langit telah memberi tanda. Anak itu tak bisa lagi tinggal di sini.”

Long Wei menatap Tian Long yang tak sadarkan diri. “Dia baru saja selamat dari kematian.”

“Justru karena itu.” Tetua Bai Shan memejamkan mata. “Kekuatan naga di tubuhnya telah bangkit. Bila ia tetap di sini, seluruh segel desa akan hancur.”

Suasana hening.

Hanya suara desir angin dan gemeretak bara dari reruntuhan kuil yang tersisa.

“Siapkan upacara perpisahan,” kata Bai Shan akhirnya. “Besok fajar, Tian Long harus meninggalkan Desa Longyuan.”

Long Wei mengepalkan tinjunya. “Dunia luar belum siap menerimanya.”

Tetua itu menatap langit. “Mungkin tidak… tapi langit sudah memilih jalannya.”

1
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
Didi h Suawa
💪💪💪💪
Didi h Suawa
awal yg baik,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!