NovelToon NovelToon
Dua Penjaga Hati

Dua Penjaga Hati

Status: tamat
Genre:Cinta Terlarang / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Moonlightaura09

Kalian semua adalah keluarga yang paling berarti dalam hidupku. Bersama kalian, aku merasa lengkap, aman dan dicintai. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan tapi satu hal yang pasti, aku akan selalu menyayangi kalian. Kalian adalah rumahku dan aku akan selalu kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonlightaura09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bimbang

Gerson duduk termenung di balkon, bintang - bintang di atas sana seolah menertawakan kebingungannya. Malam ini pikirannya benar - benar karut - marut. Di satu sisi, ada Rachel kekasihnya yang manis, namun belakangan ini terasa jauh karena kesibukannya sendiri. Di sisi lain hadir Luna, mantan kekasih kakaknya yang entah bagaimana caranya justru seringkali mengisi kekosongan hatinya.

Semakin hari, kehadiran Luna semakin membuatnya dilema. Ada rasa nyaman dan pengertian yang ia temukan pada diri Luna, sesuatu yang tidak bisa ia dapatkan dari Rachel saat ini. Namun, bayangan kakaknya sendiri selalu menghantuinya. Gerson tidak berani membayangkan bagaimana reaksi Alanz jika ia tahu tentang perasaannya terhadap Luna.

Di tengah lamunannya, tiba - tiba Alanz muncul di balkon.

Alanz : ( tanyanya sambil menyodorkan minuman kaleng dingin ) Belum tidur, Gerson?

Gerson : ( sedikit terkejut dan berusaha tenang ) Belum Bang. Lagi cari angin aja.

Alanz duduk di samping Gerson, membuka minumannya dan menyesapnya perlahan.

Alanz : ( tanyanya tanpa menatap Gerson ) Ada masalah?

Gerson : ( terdiam sejenak dan mencoba mengelak ) Nggak ada, Bang. Cuma lagi banyak pikiran aja.

Alanz : ( menghela napas ) Gerson, Abang kenal kamu bukan baru kemarin. Cerita aja siapa tahu Abang bisa bantu.

Gerson : ( menunduk menatap kaleng minumannya dengan ucapnya lirih ) Ini... soal Rachel Bang.

Alanz : ( tanyanya kini menatap adiknya dengan tatapan penuh perhatian ) Rachel kenapa?

Gerson : ( dengan nada sedih ) Dia... akhir - akhir ini sibuk banget. Aku ngerasa kayak diabaikan.

Alanz : ( mengangguk - angguk ) Abang ngerti. Tapi kamu udah coba bicara sama dia?

Gerson : ( menggeleng ) Belum, Bang. Aku takut ganggu dia.

Alanz : ( merangkul pundak Gerson ) Gerson, komunikasi itu penting dalam hubungan. Kalau kamu nggak bicara, Rachel nggak akan tahu apa yang kamu rasain.

Gerson terdiam. Kata - kata Alanz ada benarnya. Mungkin, ia memang harus berbicara dengan Rachel.

Gerson : ( tulus ) Makasih Bang.

Alanz : ( tersenyum ) Sama - sama. Udah jangan dipikirin terus. Mending sekarang tidur. Besok kita cari makan enak.

Gerson mengangguk dan tersenyum tipis. Kehadiran Alanz malam ini sedikit menenangkan hatinya. Meskipun masalahnya belum selesai, setidaknya ia tidak merasa sendirian lagi.

Saat Gerson dan Alanz mulai larut dalam obrolan, tiba - tiba adik bungsu mereka yang selalu ceria, muncul di balkon.

Erni : ( serunya sambil menghampiri kedua kakaknya ) Lagi pada ngapain sih? Kok nggak ngajak - ngajak aku?

Alanz : ( tersenyum, merangkul dan menggodanya ) Lagi ngobrolin masalah cowok, kamu nggak bakal ngerti dek.

Erni : ( mencibir ) Ih, sok tahu! Aku juga udah gede kali. Masalah cowok mah kecil yang penting duit!

Gerson : ( terkekeh mendengar celotehan adiknya ) Tumben bijak dek?

Erni : ( menyadari suasana yang sedikit berbeda dari biasanya ) Ya iyalah! Eh tapi kalian lagi serius banget. Ada apa sih bang?

Alanz melirik Gerson, memberi isyarat agar adiknya itu tidak ikut campur.

Gerson : ( berusaha mengalihkan perhatian ) Nggak ada apa - apa dek. Cuma lagi curhat - curhat manja aja.

Namun, Erni tidak mudah dibohongi. Ia menatap Gerson dengan tatapan menyelidik.

Erni : Beneran bang? Kok aku nggak percaya ya?

Gerson : ( menghela napas ) Iya dek. Beneran nggak ada apa - apa. Udah sana tidur besok kuliah kan?

Erni masih ragu, tapi akhirnya mengalah.

Erni : ( sambil mengedipkan mata ) Oke deh. Tapi kalau ada apa - apa abang alanz sama abang gerson harus cerita ya! Aku siap jadi pendengar setia Abang - abangku ini.

Setelah Erni pergi, Alanz menatap Gerson dengan tatapan bertanya.

Alanz : Gimana? Mau cerita ke Erni juga?

Gerson : ( menggeleng ) Nggak usah Bang. Ini masalah aku sendiri. Biar aku yang selesain.

Alanz : ( mengangguk mengerti ) Oke. Tapi ingat, kalau butuh bantuan jangan sungkan untuk cerita ke Abang.

Gerson : ( tersenyum ) Siap Bang!

Setelah suasana sedikit mencair, mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar masing - masing. Saat Erni hendak masuk ke kamarnya tanpa sengaja ia melewati ruang kerja ayah mereka yang pintunya terbuka. Niatnya ingin menghampiri sang ayah, namun tiba - tiba Alanz menarik tangannya dan membawanya menuju kamarnya.

Erni : ( bingung ) Eh, Bang! Mau kemana sich?

Alanz membawanya menjauh dari ruang kerja ayah mereka.

Alanz : Udah malem dek. Besok aja nyamperin Ayah.

Erni : ( protes ) Tapi aku mau ngobrol sama Ayah, abang alanz.

Alanz : ( bujuk ) Besok aja ya? Abang janji, besok Abang temenin.

Erni : ( masih terlihat ragu ) Kenapa sih? Kok kayaknya Abang nggak mau aku ketemu Ayah?

Alanz : ( menghela napas ) Bukan gitu dek. Ayah lagi sibuk banget. Abang nggak mau adek gangguin ayah.

Erni : ( dengan nada curiga ) Sibuk apa? Dari tadi aku lihat pintunya kebuka terus kok bang.

Alanz berusaha menenangkan adiknya.

Alanz : Udah deh, percaya sama Abang. Besok aja ya? Sekarang kamu tidur udah malem banget.

Erni menatap Alanz dengan tatapan menyelidik.

Erni : ( ancamnya ) Oke deh. Tapi awas ya, kalau besok Abang bohong!

Alanz : ( tersenyum dan mengacak - acak rambut Erni ) Iya Abang janji. Sekarang tidur ya, Adik cerewet!

Setelah memastikan Erni masuk ke kamarnya, Alanz menghela napas lega. Ia tidak ingin Erni tahu tentang masalah yang sedang dihadapi Gerson. Ia merasa, masalah ini harus diselesaikan oleh Gerson sendiri.

Erni diam - diam keluar lagi. Niatnya masih sama, ingin menemui ayah dan Gerson. Namun, belum sempat ia melangkah jauh, Alanz ternyata masih berdiri di depan kamarnya. Dengan sigap, Alanz langsung menggendong Erni kembali ke kamarnya.

Erni : ( sambil meronta - ronta ) Bang! Turunin! Aku mau ketemu Ayah!

Alanz tidak menggubrisnya. Ia tetap menggendong Erni menuju kamarnya.

Alanz : Nggak ada! Kamu tidur sekarang!

Erni : ( rengek ) Tapi Bang... aku penasaran!

Alanz : ( tegas ) Penasaran apaan sih? Udah malem, nggak baik keluyuran.

Erni : ( dengan nada kesal ) Aku mau tahu, kalian lagi nyembunyiin apa dari aku!

Alanz : ( menghela napas ) Nggak ada yang disembunyiin dek. Udah deh percaya sama Abang. Sekarang tidur ya?

Erni : ( tetap bersikeras ) Nggak mau! Aku mau ketemu Ayah!

Alanz : ( mencoba menakut-nakuti adiknya ) adek sayang dengerin Abang. Ayah lagi sibuk banget. Kalau kamu ganggu, nanti Ayah marah.

Erni : ( dengan nada percaya diri ) Nggak mungkin! Ayah nggak pernah marah sama aku!

Alanz : ( menghela napas lagi. Ia tahu, Erni memang selalu menjadi anak kesayangan ayah mereka ) Iya, Abang tahu. Tapi tetep aja sekarang udah malem. Besok aja ya?

Erni : ( akhirnya mengalah ) Oke deh. Tapi janji ya, besok Abang temenin aku ketemu Ayah?

Alanz : ( sambil menurunkan Erni di depan pintu kamarnya ) Iya, Abang janji. Sekarang tidur ya?

Erni : ( ancam sekali lagi sebelum akhirnya masuk ke kamarnya ) Awas aja kalau Abang bohong!

Alanz menghela napas lega dan kembali masuk ke kamarnya. Ia berharap, Erni tidak lagi mencoba untuk keluar kamar malam ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!