NovelToon NovelToon
My Second Life

My Second Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: vami

tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ENAM

Seperti yang telah di janjikan, kini Gladis berada di dalam mobil bersama dengan tuan Thomas. Mereka akan ke Van's High school untuk mendaftar dan ikut tes beasiswa. Mobil tuan Thomas memasuki halaman sekolah yang luas, banyak mobil dan motor-motor yang terparkir rapi di sana, mungkin itu milik orang-orang yang ingin mendaftar karena untuk siswa sekolah ini sudah libur setelah ujian kenaikan kelas.

Gladis mengikuti tuan Thomas turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam sekolah. Gedung itu sangat tinggi, dan luas, sungguh sangat memanjakan mata. Keduanya tiba di sebuah ruangan untuk tempat mendaftar tapi harus mengantri panjang. seharusnya mereka datang lebih awal, pikir tuan Thomas.

"Glad" panggil tuan Thomas. Dia ingin berbicara untuk mengusir kebosanan dalam menunggu giliran setelah menerima nomor antrian.

"Ya om"

" yakin mau ikut tes? "tanya tuan thomas lagi. Ini sudah yang kesekian kalinya.

" Om tenang aja, aku pasti bisa kok"

"Tapi kamu harus ikut tes dalam ruangan selama 4 jam untuk semua pelajaran. Itu waktunya terlalu sedikit lo? ".

" Ya gak papa, nama nya aja juga tes. Gak usah kuatir gitu napa sih om" ucap Gladis sambil geleng-geleng kepala. Padahal dia yang ikut tapi kenapa tuan Thomas yang resah?

***

Gladis sedang bersiap-siap memasuki ruangan tes setelah pendaftaran tadi. Omong-omong tuan Thomas sangat membantu nya, dia memberikan nomor pribadi nya untuk di isi di bagian nomor wali Gladis, padahal waktu itu dia sangat bingung nomor siapa yang harus di kasih. Nomor bu Luna? Wanita itu tidak akan peduli. Sedangkan nomornya? Dia bahkan tak punya ponsel.

Gladis sendiri sekarang, tuan Thomas terpaksa pergi karna ada masalah di kantornya, dia mengatakan akan menjemput Gladis nanti sore, jadi Gladis harus menunggu sampe sore? Tidak. Dia tidak berpikir begitu, dia akan jalan-jalan sebentar sambil menunggu waktu sore dan tuan Thomas mengizinkannya dengan syarat setelah ber jalan-jalan dia mesti kembali ke sekolah agar tuan Thomas tidak kelabakan mencari nya.

Gladis memasuki ruangan yang luas setelah seseorang menyuruhnya masuk. Ternyata tes nya sangat ketat, setiap orang punya satu pengawas, dan jarak satu meja dengan meja yang lain sangat jauh. Gladis takut? Tentu saja tidak.

Hingga waktu terus berjalan, Gladis mengisi tiap-tiap lembaran dengan tenang dan santai, Seakan-akan tidak sulit baginya sama sekali.

"Bu, saya sudah selesai " ucap nya pada pengawas.

"Yakin gak mau periksa lagi? "

"Saya yakin bu" jawab Gladis sambil menyerahkan kertas-kertasnya pada pengawas.

"Baiklah, karna kamu sudah selesai kamu boleh pulang. untuk keputusan lulus tidaknya akan di kirimkan ke nomor walimu" jelas sang pengawas ramah.

"Makasih bu"

***

PUKk!

Alex menoleh ketika ada yang menepuk bahunya.Gadis dengan rambut warna coklat agak sedikit terang dan warna bola mata cold Autumn berdiri di sebelah nya sambil tersenyum.

"Dia.. " Alex tidak menyangka akan bertemu dengan nya disini. Gadis itu sangat cantik ketika tersenyum dan itu benar-benar membuat jantungnya tak aman.

"Kamu yang di gang itu kan? " tanya si gadis memastikan. Alex mengangguk. "Apa yang kamu lakukan di sini? " tanya nya.

"Belanja" jawab Alex singkat.

"ck.. aku tau kamu belanja, maksudnya beli apa? " tanya si Gadis kesal.

"Beli bahan-bahan memasak"mendengar jawaban itu benar-benar membuat si gadis menganga. Jawaban apa itu?

"Udahlah gak udah ngomong lagi" si gadis benar-benar kesal sekarang. Alex hanya tersenyum saja di balik maskernya.

"Gimana lo bisa tau kalau gue orang yang di gang waktu itu? " tanya Alex kemudian. Dia ngomong sepanjang ini, jika teman-temannya dengar pasti syok berat. Dia terlalu irit dan pelit suara, kata teman-temannya. Dia? Bodo amat.

"Penampilan kamu sama yang waktu itu sama, cuman beda pakaian saja. Gaya rambut trus kamu make masker juga, jadi aku mudah ngenalinnya" jelas si gadis.

" Kalau tidak pakai masker? ".

"Mungkin gak kenal".

" Mungkin? "

"Ya kan aku gak tau wajah kamu, gimana sih"

Alex hanya tersenyum mendengar kekesalan sang gadis. Dia pakai masker di luar memang sudah jadi kebiasaannya dari dulu kecuali di rumah dan sekolah. Dia punya alasan tersendiri.

"Lo kesini mau beli apa? " tanya Alex saat melihat gelagat si gadis yang mau pergi.

"Gak beli apa-apa. Aku cuman mau melamar kerja di sini, tapi ternyata gak ada lowongan " jawab si gadis.

"Lo butuh uang? "

"Iyalah.. kalau gak ada uang, yang aku butuhin mau beli pake apa? " jawab si gadis. Dia memang butuh, tidak mungkin dia mengharapkan dari orang lain. Kening Alex berkerut tanda dia bingung. Kenapa Gadis itu harus bekerja? Si gadis menoleh ke arah Alex yang terus menatapnya. Dia menjulurkan tangannya ke arah kening Alex, dia mengusap kening itu menggunakan telunjuk nya seakan ingin menghilang kan kerutan di sana. perlakuan itu membuat Alex kaget.

"Keningmu berkerut, apa yang kamu pikirkan? " tanya si gadis setelah menurunkan tangan nya.

"Lo" jawab Alex.

"Aku? "

Alex mengangguk. " Napa lo kerja? "

"Aku sendiri, jadi kalau butuh sesuatu harus usaha sendiri" jawab si gadis sambil tersenyum. "Oh iya, omong-omong uang mu belum bisa ku kembalikan sekarang" katanya kemudian.

"Gak perlu di kembalikan" tolak Alex.

"Tapi.. "

"Gue gak butuh uang itu, buat lo aja. Bukannya kemaren lo minta imbalan? "

"Iya sih... tapi uang kamu kemaren cuman ada 200, dan lagi aku udah bilang kalau aku utang uang mu dulu. Nanti..." ucap si gadis tak enak.

"Kalau gue bilang, gue punya uang banyak, lo percaya? " potong Alex. si gadis diam.

"Beneran kamu gak butuh uang itu? " Alex mengangguk. "200 itu banyak lo " ucapnya lagi. Alex hanya melihatnya datar. "ya udah kalau gak mau.. " omong-omong gadis itu takut dengan tatapan dingin Alex jadi dia mengalihkan matanya ke arah lain.

"emmm aku pergi dulu ya.. " kata si gadis kemudian setelah keduanya lama terdiam.

"kemana? " tanya Alex, dia masih ingin bersama gadisnya. Kenapa gadis itu harus pergi.

"Mau Jalan-jalan"

"Ikut" ujar Alex cepat.

"Emang nya kamu udah belanja? " tanya si gadis heran. Alex melihat ke arah dalam supermarket, lalu setelahnya mengangguk.

" Tapi kok belanjaan nya gak ada? "tanya si gadis heran. Sedari tadi mereka berdiri di samping pintu masuk supermarket itu tak terlihat kantong belanja satu pun di tangan Alex.

"Sudah di bawa pulang" jawab Alex.

"Tapi... "

"Ayo" potong Alex cepat, kalau tidak mereka tidak jadi pergi. Si gadis akhirnya diam, Alex menarik lembut tangan si gadis ke arah motornya terparkir. Alex menaiki motor nya lebih dulu sebelum membantu si gadis naik.

"Pegangan" si gadis nurut, dia memegang erat hoodie Alex takut jatuh karena motornya yang tinggi.

"kenapa harus naik motor? " tanya si gadis bingung, ini jauh dari niat awalnya.

"Bukannya kamu ingin Jalan-jalan? " si gadis mengangguk. " naik motor lebih enak ketimbang jalan kaki, jadi kita bisa jalan-jalan lebih jauh" sambung Alex. Si gadis membenarkan, tapi dia ngerasa gak enak telah merepotkan orang dengan membonceng nya. Ini jauh dari rencana nya. Apa ini tak apa?

" Makasih" ucap si gadis akhirnya. Omong-omong ini pengalaman pertamanya naik motor gede. Alex mulai melaju kan motor nya menjauhi parkir.

"KAK ALEEEXX!!!!!! "

Teriakan seorang gadis berambut sebahu cukup memekakkan telinga. Dia menenteng dua kantong besar yang berisi bahan-bahan kue dan bumbu-bumbu dapur. Dia kesal mendapati sang kakak sudah pergi dengan seorang gadis. Dia? Di tinggal.

"Napa cewek itu teriak marah gitu ya? " tanya si gadis . Alex cuma mengedikkan bahunya.

"Di tinggal mungkin" jawab Alex santai tanpa rasa bersalah.

"kasian.. " si gadis malah prihatin.

"Dasar Alex jelek, gue sumpahin muka lo jerawatan sampe setaun!! " kesal gadis berambut sebahu. Tadi Alex tidak mau masuk ke dalam supermarket, katanya belanja itu urusan cewek jadi dia nunggu di luar saja sekarang malah dia di tinggal.

"Napa lo teriak-teriak? "

gadis tersebut menoleh dengan wajah masamnya.

ternyata itu Lucas, teman kakak nya.

"Noh!! liat teman lo! Dia malah nebeng cewek trus gue di tinggal!! " ketusnya

"Cewek? lo gak tau kalau Alex itu anti cewek? " tanya Lucas heran.

"Terus itu apa? waria?!! "

Lucas melihat ke arah jalan depan supermarket, matanya melotot tak percaya, itu memang alex dan cewek??? Lucas segera mengeluarkan ponselnya membuat gadis di sebelahnya bingung.

" Yahhhh cepet banget lagi ilangnya" kesal lucas. Dia belum sempat foto Alex bonceng cewek karena udah pergi tak terlihat lagi.

"Lo ngapain sih? " tanya gadis itu heran.

" Mau foto, kan lumayan buat bahan gosip di markas ama grup " jawab Lucas "sayang nya gak sempat, si bos udah ilang duluan" kesalnya. Si gadis gak bisa ngomong apa-apa. Kenapa kakaknya punya temen modelan gini?

"Lo temen kak Alex kan? "

"Bukan. Gue sohibnya" jawab Lucas. Si gadis berdecak kesal.

"Berhubung lo bestinya, buruan anterin gue pulang. "ujar gadis tersebut.

" Kenapa gak pesan taxi aja? "

" Udah deh jangan banyak bacot! buruan!!! " marahnya.

"perasaan pertanyaan gue gak salah deh? kenapa tu cewek marah? ”

*******

1
Fitri kurnia ningsih
mna lg Thor sambungannya
tutiana
sukaaa ❤️❤️❤️
sa
kerennn bangettt,,,lanjuttt!!!
Jiraiya
Gak bisa berenti baca.
Zhunia Angel
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Eren Yeager
Aku ngerasa masuk ke dalam cerita, coba cepetan lanjutin thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!