NovelToon NovelToon
Belenggu

Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Selingkuh
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Dia terjerat dalam sebatas ingatan dimana sebuah rantai membelenggunya, perlakuan manis yang perlahan menjeratnya semakin dalam dan menyiksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suami Sebenarnya

Valeri melangkah pelan berkeliling taman rumah yang sepertinya lebih dari satu hektar itu. Sebab saat ini Valeri bahkan hanya berjalan di bagian depan, sementara belakang rumah belum dia jelajahi. Di belakangnya ada Hilda yang terus mengikutinya tanpa lelah, hingga Valeri memutuskan untuk duduk di bawah sebuah pohon besar. "Apakah disini tidak takut ada hewan? Ular misalnya?" tanya Valeri.

Hilda menggeleng. "Para penjaga selalu menjaga kawasan, bukan hanya sekedar ular, bahkan ulat saja tidak ada di dedaunan."

Valeri terkekeh. "Benarkah?" Dia tak percaya. Melihat rindangnya pepohonan juga luasnya tempat ini tidak mungkin tidak ada ulat sama sekali.

Hilda tak menanggapi dan itu artinya wanita itu serius dengan ucapannya.

"Lalu bagian belakang ada apa saja?" Valeri menunjuk bagian belakang rumah dimana terdapat bangunan dua lantai lain tak jauh dari rumah besar yang dia tempati.

"Rumah pelayan dan penjaga."

"Apa ada jalan keluar dari belakang?" Valeri benar-benar memanfaatkan waktunya untuk bertanya pada Hilda.

"Ada, hanya tidak bisa di akses."

"Kenapa?"

"Pintu itu mengarah ke hutan, jadi jika kau keluar dari sana kau mungkin tersesat."

"Hutan?"

Hilda mengangguk.

Mendengar kata hutan Valeri teringat mimpinya saat berlari di tengah hutan. Apakah itu hutan yang ada di mimpinya? Valeri menggeleng, tapi mungkin itu hanya mimpi saja.

"Oh, ya, Hilda. Apa kita memiliki tetangga?" Hilda menaikan alisnya.

"Maaf, Nona?"

"Tetangga. Kau tahu, penghuni rumah sebelah?"

"Rumah kita berjarak dua kilo meter dari rumah lain, Nona." jelas Hilda.

"Hah?" Valeri benar-benar tak menyangka. Jadi mereka tinggal terpencil dan tak akan menemukan rumah lain sepanjang 2 kilo meter.

Tapi, kenapa tidak. Mario bahkan menciptakan tembok tinggi dari dunia luar. Jadi mungkin Mario memang tidak suka keramaian. Karena itu para pelayan yang dia pilih juga yang tak banyak bicara tapi menurut dan patuh.

Valeri masih menyusuri taman disana, dan Hilda tetap diam menemani, seolah takut kehilangan jejak, Hilda bahkan hanya berjarak setengah meter darinya. Bukan hanya Hilda, Valeri juga bisa melihat para penjaga rumah berdiri tak jauh darinya. Seolah tengah mengawasinya.

"Hilda bagaimana menurutmu kalau aku meminta izin pada Mario untuk pergi mengunjungi makam orang tuaku?" tanya Valeri dengan tatapan jauh kedepan.

"Anda bisa mencobanya, Nona."

Valeri menipiskan bibirnya, dia masih segan. Tapi Mario tak memiliki alasan untuk melarangnya pergi, bukan?

Valeri tiba di belakang rumah dan melihat ada danau di dekat rumah para pelayan dan penjaga. Danau yang membuat suasana semakin sejuk. Valeri terus melangkah hingga dia melihat pintu belakang yang Hilda maksud. Dari yang Valeri lihat pintu itu sudah ditumbuhi tanaman merambat, mungkin karena memang tak pernah di buka atau digunakan seperti kata Hilda.

Saat ini ponsel Hilda berdering hingga wanita paruh baya itu meminta izinnya untuk menerima panggilan tersebut.

Valeri mengangguk. Sementara Hilda menerima panggilan tersebut Valeri berjalan mendekat ke arah pintu belakang, hingga pintu tersebut berada tepat di depannya.

Valeri menyentuh bagian handle pintu, lalu mengeryit.

Valeri berbalik hendak kembali, namun dia merasakan kakinya menginjak sesuatu. Valeri menunduk dan tertegun melihat benda di bawah kakinya.

"Nona, Tuan meminta anda segera kembali. Beliau dalam perjalanan pulang." Hilda muncul dengan wajahnya yang sedikit terkejut melihatnya berada disana.

Valeri mengangguk. "Ya, aku akan kesana." Hilda berbalik dan Valeri menunduk dengan cepat meraih benda di bawah kakinya lalu menyembunyikannya di dalam saku.

Valeri melangkah ke arah Hilda lalu mendahului untuk kembali kedalam rumah. Saat tiba di dalam rumah Valeri menoleh pada Hilda. "Hilda, apa aku juga suka jalan- jalan di luar?" tanyanya dengan menatap Hilda.

"Tentu. Anda memang suka menghabiskan waktu di taman." Valeri mengangguk dengan tersenyum.

"Baiklah, aku akan mandi dulu." Valeri menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Valeri menutup pintu kamar, lalu menyandarkan tubuhnya di pintu, sebelah tangannya merogoh sakunya untuk melihat benda yang dia dapatkan di dekat pintu keluar tadi.

Valeri melihat dengan jelas, jika ini benar adalah kalung miliknya. Tepatnya pemberian Neneknya dulu sebelum sang Nenek meninggal dunia, diberikan padanya tepat saat usianya 17 tahun. Lalu kenapa kalungnya ada disana? Di depan pintu keluar yang mengarah ke hutan. Valeri menggenggam kalung tersebut dengan pikiran yang berkelana pada mimpi buruknya saat dia di kejar anjing di tengah hutan. Benarkah itu bukan hanya sekedar mimpi? Dia benar-benar berlari di kejar anjing? Tapi kenapa dia lari dan berusaha keras untuk menjauh. Lalu kenapa anjing- anjing itu mengejarnya?

Banyak pertanyaan yang muncul di benak Valeri, namun dia tak menemukan jawabannya. Tak ada ingatan yang muncul meski selintas saja.

Valeri memasukan kalungnya kedalam laci lalu dirinya sendiri memasuki kamar mandi. Dia tak boleh terburu-buru, dan harus menyelidiki ini dengan pelan. Valeri rasa terlalu banyak kejanggalan dalam hal ini.

Saat keluar dari kamar mandi Valeri sudah melihat Mario. Pria itu duduk di sofa dengan menatap kearahnya.

"Kamu sudah pulang?"

"Hm, kemarilah," ucapnya, hingga Valeri berjalan mendekat.

"Bagaimana kau suka halaman kita?" tanya Mario dengan mengulurkan tangannya pada Valeri.

Valeri menyambut dan langsung mendudukkan dirinya di pangkuan Mario.

"Halamannya terlalu gelap, terlalu banyak pepohonan, sedikit menyeramkan." Mario terkekeh, lalu mengecup pipinya.

"Aku punya sesuatu untukmu," pria itu mengambil sebuah kotak di atas meja, lalu membukanya.

Kalung.

"Aku ingat kau kehilangan kalung pemberian Nenekmu. Dan aku baru mendapatkan kalung ini dari pelelangan. Ini sedikit mirip dengan milikmu, bukan?"

"Kau tahu tentang kalungku?"

"Apa yang tidak aku ketahui tentangmu?"

Valeri menolehkan wajahnya pada Mario. "Aku ingin bertanya," katanya.

"Apa?"

"Bagaimana kita bertemu?" tanya Valeri.

"Aku dosen baru di kampusmu. Kau meminta bimbinganku, lalu kita saling jatuh cinta." Valeri mencari kebohongan di mata Mario, namun dia tak menemukannya. Atau karena wajah Mario yang terkesan datar, jadi Valeri tak tahu pria ini sedang jujur atau tidak.

Valeri mengangguk. "Apa kau punya anjing?" Mario mengerutkan keningnya.

"Tidak. Kenapa?"

Valeri mengedikkan bahunya acuh. "Aku kira rumah sebesar ini mungkin memiliki anjing penjaga."

"Kamu tidak suka anjing, jadi aku tidak akan membiarkannya di rumah kita." Valeri kembali mengangguk.

"Kamu masih belum percaya tentangku, bukan?" Mario mengusap pipi Valeri.

"Maaf." Valeri menunduk, namun dengan cepat Mario menaikan kembali dagunya untuk mendaratkan ciuman padanya.

"Tidak masalah, ini bukan salahmu." Mario mengangkat tubuh Valeri, dan mendudukkannya di sofa, pria itu berjalan ke arah nakas, membuka lemari lalu membuka brangkas di dalamnya untuk mengambil sebuah berkas.

Valeri mengeryit saat Mario kembali dengan berkas di tangannya, lalu memberikannya pada Valeri.

"Ini adalah dokumen pernikahan kita." Valeri menatap berkas di tangan Mario, lalu membukanya.

Benar ini adalah dokumen pernikahan, ada namanya dan Mario disana.

Jadi Mario benar-benar suaminya?

1
Erna Wati
mau tau aja km mario..kepo yaaa😀😀
Dinda Putri
semangat Up thor
Dinda Putri
sedang memikirkan cara untuk membuatmu bucin Mario🤭🤭
Erna Wati
semoga nanti Mario akan mencintai valery.bahkan lebih dr yg Valery rasakan..Mario akan bucin akut kn Thor?🤣🤣
Dinda Putri
mario mulai goyah... bikin mario bucin akut Thor🤭
mbu ne
penasaran.. dibagian yg Mario menyesal setelahnya....(eh...ada bagian itu nanti ngga Thor?)..🤭
Agus Tina
Aku lebih suka Valerie dan Mario tidak bersatu ... tetlalu biasa cetitanya klu mrk dibiarkan bersatu dan bahagia selamanya ...
Lia Haeliah
nanti omongan valeri jadi kenyataan mario hidup dalam kesendirian kesedihan meratapi Valerie yang ga mau kembali dan terlanjur benci sama Mario
Dinda Putri
bikin Mario cinta mati sama valerry thor biar kapok tuh Mario greget banget 😤😤😤
Saadah Rangkuti
lanjut thor...
mbu ne
deg2an bacanya
Dinda Putri
semangat up thor
Erna Wati
malang sekali sabib Valery
Debu Nakal
nice
rini apriyanti
bagus banget banget ceritanya,alurnya gak monoton dan gak banyak tokoh, recommended
Saadah Rangkuti
akankah valery bisa lari dari Mario?
Saadah Rangkuti
oh ternyata....😭😭😭
Saadah Rangkuti
dan jangan sampai kau menyesal Mario!! 😶😶
Saadah Rangkuti
semoga berhasil valeri
Myra Myra
pergi jauh dari Mario...kasihan vio
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!