Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.
Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.
Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.
Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??
temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengumpulkan Sebuah Bukti
Di gedung yang di dominasi dengan warna putih, perlahan seseorang wanita mulai mengerjakan matanya, langit-langit di ruangan nampak asing di matanya, aroma tajam anti septik kini menyeruak di hidungnya, bunyi mesin monitor mulai terdengar pelan, perlahan pandangannya sedikit kabur sebelum ia membuka matanya dengan sempurna.
Sunyi ... Hening ... Tanpa ada suara tanpa ada keluarga yang menggenggam tangannya, hidupnya layaknya sebatang kara yang terombang-ambing di tengah lautan, bahkan isaknya nyaris tak terdengar oleh siapapun.
"A ... Aku di mana?" tanyanya hampir tercekat.
Sementara itu suara sepatu mulai menghampiri ruangannya, tangan halus itu mulai membuka pintu dengan senyuman hangat yang terbesit dari sudut bibirnya, suster mulai mendekatinya dan memeriksa kondisi tubuhnya.
"Selamat pagi Ibu ... akhirnya sudah siuman juga," ucap suster itu dengan hangat.
Sementara Karina hanya menatap nanar suster tersebut pandangan wanita itu kosong bahkan ingatannya masih belum menguasai semuanya, sehingga dirinya mencoba untuk bertanya.
"Sus, kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Karina.
Suster itu mulai menatap wajah pasiennya dengan penuh hangat dan iba. "Bu anda tenang dulu ya, sebenarnya anda di bawa kesini dalam keadaan tidak sadar dengan luka lebam di beberapa bagian tubuh Ibu, sepertinya Ibu korban kekerasan, jika memang bicaralah yang jujur biar kami pihak medis membantu membuatkan surat laporan polisi untuk Ibu," sahut suter tersebut.
Karina tertegun seketika bayangan sunyi di malam itu mulai menari-nari di pikirannya, suara cambukan itu begitu mengiris harinya, bahkan dengan reflek wanita itu mulai berteriak.
"Aaaaah sudah stop ampuni aku ...!" teriak Karina.
Suster pun mencoba untuk menenangkan pasiennya itu yang mulai dihantui rasa trauma atas peristiwa yang menimpanya.
"Bu ... Sabar ya, Ibu duduk dengan tenang dulu ya, saya akan panggilkan dokter," ucap suster itu lalu mulai memencet bel yang bertengger di atasnya.
Tidak lama kemudian dokter mulai memeriksa, kondisi fisik Karina, dokter itu mulai menyuruh suster untuk memberinya obat penenang.
"Sus, kasih dia obat penenang," perintah dokter muda itu.
Setelah meminum obat penenang Karina sedikit mulai tenang akan tetapi ingatannya mulai kembali sempurna bagaimana ia di tampar dan di cambuk, tanpa sadar jemarinya mengepal sendiri, dia ingat semua kalau hal ini merupakan perbuatan dari mantan suaminya, sehingga dengan gamblang dia berbicara dan mengakuinya kepada suster yang berjaga hari ini juga.
"Sus, aku merupakan korban kekerasan, oleh Tuan Ameer Adams, tolong buatkan laporan polisi atas nama saya," titah Karina tanpa berpikir panjang.
Suster terkejut, bukannya Tuan Ameer yang membawanya ke rumah sakit ini, lalu kenapa wanita ini dengan berani kalau lukanya merupakan dari Tuan Ameer.
"Bu, apa Ibu yakin dengan semua ini?" tanya suster itu, memastikan.
"Saya tidak bohong," sahut Karina.
"Baiklah kalau begitu akan saya adukan dengan dokter ya," sahutnya penuh keyakinan.
Sebagai seorang suster ia hanya menjalankan tugas saja tanpa tahu latar belakangnya seperti apa, dan saat ini ia mulai melapor kepada atasannya dengan urusan dari seorang pasien tersebut.
☘️☘️☘️☘️☘️
Sementara itu di tempat lain Alma mulai mengumpulkan sebuah bukti satu persatu mengenai jejak kekerasan terhadapnya yang dilakukan oleh Karina dan Shaka dengan bantuan Aldi.
Saat ini Aldi mulai mendatangi rumah tempat di mana Alma di siksa dengan mata yang tertutup dan juga percobaan pemerkosaan yang di lakukan Shaka terhadap Alma.
Dengan sebuah keberaniannya Aldi langsung masuk menelusup ke rumah itu, langkahnya terus mengayun menaiki anak tangga di mana di lantai atas menyimpan sebuah bukti-bukti melalui rekaman CCTV.
Aldi mulai masuk ke ruang pemantauan CCTV, melalui orang dalam yang sudah ia sogok dengan sejumlah uang yang begitu fantastik, dengan muda Aldi memasuki ruangan ini dan mengecek sendiri CCTV pada malam itu.
Tangan Aldi mulai menggerak-gerakkan mouse mencari sesuatu data di titik tertentu, setelah beberapa menit akhirnya Aldi menemukan sebuah rekaman yang berada di ruang, tengah, beruntungnya rumah ini selalu di awasi oleh CCTV di setiap sudutnya.
"Ah, ini dia rekaman yang aku cari-cari," ucap pria itu dengan senyum kemenangan.
Aldi bergidik ngeri melihat Alma yang di perlakukan seperti itu, bahkan kekerasan yang di terima Alma lebih kejam di banding Karina, hanya saja kekebalan fisik dan mental yang berbeda, bukan hanya itu saja di menit berikutnya Aldi menemukan, rekaman tak senonoh yang coba dilakukan oleh Shaka terhadap Alma yang begitu menjijikkan.
"Bedebah kau Shaka, pantaslah kau mendapatkan ganjarannya!" geram Aldi sambil Copas video tersebut.
☘️☘️☘️☘️☘️
Sementara Alma perempuan itu tidak tinggal berpangku tangan saja, diam-diam wanita itu menanyakan sesuatu kepada guru dari Zaidan, bahkan dia berani bicara kepada kepala sekolah untuk meminta rekaman CCTV, hal itu untuk mengetahui selama di sekolah Zaidan berhubungan dengan siapa saja.
Alma mulai menghadap kepada kepala sekolah dia mencoba meyakinkan kepala sekolah itu, kalau ada perubahan yang terjadi dengan sikap anaknya yang tiba-tiba berubah.
"Bu, saya mohon dengan sangat atas kerendahan hati Ibu untuk menguak siapa orang yang berhubungan dengan Zaidan selama di sekolah, soalnya insting ku mengatakan kalau anak ini berubah tidak seperti biasanya, dan tidak mungkin kan perubahannya itu tanpa sebab," ucap Alma meyakinkan kepala sekolah anaknya itu.
"Ibu apa yakin, aku tidak ingin setelah kejadian ini Ibu menyebarkan fitnah tentang sekolah kami yang tidak bisa menjaga anak didiklah, padahal kita di sini sudah menjaga sepenuh hati," sahut Kepala sekolah itu yang tahu akan dampaknya.
"Tidak Bu, setelah kejadian ini aku janji tidak akan menyeret sekolah dalam masalah pribadi saya, saya hanya ingin tahu saja selama di sekolah anakku berhubungan dengan siapa saja, perubahan itu sangat cepat, dan tiba-tiba dia menjadi murung, kalau anda tidak percaya coba tanyakan saja kepada Miss Agnes," jelas Alma yang berusaha untuk meyakinkan.
Meskipun sedikit pelik dan kesulitan, entah dengan cara apa akhirnya Alma mampu merayu kepsek tersebut untuk mengijinkan dirinya melihat CCTV sekolah.
Saat ini Alma mulai di bawa ke ruang pemantauan CCTV, seorang penjaga sekolah atau satpam mulai membantunya untuk mencari data rekaman tadi pagi, dan terlihat jelas pagi itu seorang wanita paruh baya tengah masuk dan menemui Zaidan yang sedang berjalan di halaman sekolah.
Alma menutup mulutnya ketika wanita paruh baya itu mulai membalikkan tubuhnya setelah berbicara panjang kali lebar dengan Zaidan.
"Astaga! Pak, itu ....," kata kata Alma tercekat.
"Pak tolong Copas video ini dan kirimkan langsung ke nomor handphone ku," pinta Alma.
Beberapa menit kemudian Alma sudah mengantongi bukti tersebut, dan dengan yang bersamaan notifikasi sebuah pesan masuk juga, ternyata dari Aldi dan setelah Alma buka sebuah rekaman yang ia inginkan yang akan di tunjukkan kepada anaknya.
"Yes akhirnya aku mendapatkan sebuah bukti-bukti itu," ucap Alma dengan semangat.
Bersambung. ..
semoga suka ya kak...