azalea steffani leandra seorang anak tunggal kaya raya ,ceria dan juga manja dipertemukan dengan seorang pria yang sifatnya berbanding terbalik dengannya dan ternyata pria itu adalah pengasuhnya ketika ibunya tidak ada dirumah (bodyguard)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayel_zaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SASARAN
Dipelajaran terakhir lea dan teman-temannya berkumpul dimeja lea, disaat jamkos seperti ini alangkah baiknya jika mereka bergosip.
" okeh gue ngerti, jadi murid barunya ada 2 "
" yang satu ganteng namanya zer-"
" zergan " timpal lea.
" hah zergan.. yang satu lagi sijelek namanya..." laura menggantung ucapannya karna tidak mengetahui nama murid baru yang satunya lagi.
" siapa ?" tanya flo menunggu kelanjutan dari ucapan laura, laura beralih menatap lea meminta jawaban.
" gue juga gak tau, kemarin lupa nanyak " jawab lea.
" ha... intinya itulah "
" akhir-akhir ini banyak murid baru ya " viona membuka suara yang juga disetujui oleh mereka semua.
" tapi gua denger-denger nih, sijelek itu pamannya si victor bjir " laura memberi tahu gosip-gosip yang lagi menyebar disekolah kepada teman-temannya.
" seriuss?!! " tanya viona tak percaya, pasalnya keluarga victor termasuk salah satu keluara ternama dikota ini, dia juga salah satu murid ambis disekolah walau tingkahnya seperti berandalan tapi begitu-begitu dia punya banyak prestasi yang dicapainya sendiri.
itulah yang membuat mereka sedikit tak percaya pada perkataan flo, bagaimana bisa si jelek yang seperti kampunyan itu pamannya victor.
" apa gak malu tuh si victor punya paman yang gembel kayak gitu." mulut laura mulai beraksi
plakk..
viona menampar mulut viona yang berbicara sembarang.
" ntar kedengeran orang lain goblok " laura hanya memanyunkan bibirnya.
Sedangkan dikelas gavin, hampir rata-rata semua siswa dikelas itu tertidur, hanya tersisa beberapa orang termasuk gavin dan zergan. bukannya tidak ada guru hanya saja gurunya seperti lansia, membuat mereka semua ngantuk mendengar penjelasan kakek itu.
gavin yang duduk dibangku belakang dapat melihat semua yang dilakukan siswa dan siswi yang ada didalam kelas terutama zerga,
ntah kenapa gavin merasa sedikit aneh dengannya, membuatnya semakin ingin mencari tahu sesuatu tentang zerga. semakin dilihat membuat gavin semakin ingin tahu, sepertinya dia memiliki banyak rahasia juga terlihat misterius semenjak pertama kali dia menjadi murid baru disekolah ini.
Jam pelajaran terakhir akhirnya selesai juga, para siswa mulai meninggalkan kelas.
" mau kemana?" flo bertanya kepada lea yang mulai berjalan pergi meninggalkan mereka.
" mau kekelas gavin dulu " jawabnya.
" oh yaudah hati-hati, kita duluan" ucap laura
" bye bestiee " flo melambaikan tangan kelea sebelum pergi.
lea mulai berjalan menuju kelas gavin, ditengah jalan tak sengaja dia berpapasan dengan seseorang yang baru saja keluar dari kelas gavin.
mata lea tak sengaja bertatapan dengan mata cowok itu tapi lea seperti tidak bisa mengalihkan pandangannya, cowok itu tersenyum kemudian pergi meninggalkan lea yang masih terpaku melihat senyuman cowok itu, tak tahu karna senang atau takut.
" heh.." seseorang menepuk bahunya membuat lea terlonjak kaget.
" ngagetin aja lu " lea menampar lengan gavin.
" kenapa lu diem aja tadi?" tanya gavin heran.
" em... gak papa " jawab lea tapi matanya kembali melihat punggung cowok itu yang menjauh, gavin segera mengikuti arah pandang lea.
" liatin dia sampai segitunya," gavin geleng-geleng melihat lea yang sepertinya tergila-gila pada zergan.
" enggak, tadi gua rada kaget aja liat dia " lea mencoba menjelaskan apa yang terjadi kepada gavin.
" yaudah yuk pulang," gavin mengajak lea sambil menggandeng tangannya membuat lea terkejut, dia memegang jantungnya yang tiba-tiba berdebar tak beraturan.
" ngapain gua deg-deg an anjirr " batin lea
mereka berdua mulai berjalan keparkiran, ditengah jalan lea tak sengaja melihat murid baru yang pernah dia selamatkan sebelumnya kini ditintas kembali.
lea menggenggam tangan gavin mengajaknya pergi mengikutinya." mau kemana ? " tanya gavin.
" udah ikut aja " lea mengajak gavin untuk ikut bersamanya.
" HEH... PADA NGAPAIN LAGI LOO??, MAU BULLY ANAK BARU? "
mereka yang mendengar teriakan lea langsung menoleh, lea terkejut melihat orang yang membuli murid itu ternyata victor!, kenapa victor bully pamannya sendri? pertanyaan itu terus terpikir dikepalanya.
"emang apa hubungannya sama lo?, gak usah ikut campur deh lea, lo gak tau apa-apa tentang masalah kami" victor meminta lea untuk pergi.
" justru karna masalah itu diselesaikan baik-baik, bukan malah begini,lagian kan dia paman lo, setidaknya hargai! " lea tak takut justru dia ingin memberikan keadilan.
" paman?? cuihhh!!, mana punya gue paman gembel kayak gini " victor meludai sepatu murid baru itu yang sama sekali tidak dianggap keluarga oleh victor.
" yaudah mending lo pergi." ucap lea menyuruh agar mereka semua pergi.
" emang lo siapa ngatur-ngatur gue " jawab victor tak mau kalah.
" mau pergi sendiri apa gue yang seret kalian pergi" ucap gavin dingin, victor terdiam setelah menatap sorot mata gavin yang begitu menyeramkan seakan-akan siap memangsanya.
" ayok pergi " victor menyuruh semua orang-orangnya pergi dengan wajahnya yang menjengkelkan itu.
lea menatap gavin terkagum-kagum, tak pernah sebelumnya dia melihat sisi gavin yang seperti ini.
" kamu udah berkali-kali menolongku, terima kasih banyak " ucap cowok itu, tak sengaja matanya melihat tangan lea dan gavin yang saling bergandengan.
" k-kalian pacaran? " tanya cowok itu membuat lea melepaskan gandengan tangan nya.
" hhh, enggak kok kita cuma teman" jawab lea meluruskan.
" oh.. aku kira kalian pacaran soalnya keliatan cocok" jawab cowok itu tersenyum, berbeda dengan gavin yang menatap nya begitu tajam.
" oh ya aku lupa nanya, nama kamu siapa?" tanya lea.
" kamu bisa panggil aku alvin " jawabnya.
" oh oke, kita pergi duluan yah " lea pamit.
cowok itu masih setia melihat lea yang sudah mulai jauh dari pandangan " lea..." .
Setelah sampai dirumah lea, mereka berdua berjalan masuk. tapi panggilan telfon dari ponselnya gavin membuatnya berhenti.
" gue angkat telefon dulu " ucap cowok itu kemudian berjalan agak jauh dari lea.
" rumah sakit? " tanya gavin kepada orang disebrang sana.
" iya, saya segera kesana."
gavin berjalan mendekat ke lea.
" maaf, tapi gue gak bisa nemenin lo ngerjain tugas " ucap gavin.
" kenapa? " tanya lea.
" mama gue masuk rumah sakit, jadi gue harus pergi kesana "
lea yang mendengar alasan itu tentu tak busa berkata apa-apa
" yaudah gak papa, ntar aku kerumah flo sama teman- teman buat kerjain tugas "
" sampaikan salam aku yah buat mama kamu, semoga cepat sembuh " ucap lea.
gavin tersenyum mendengar ucapan lea. " yaudah gue pergi ya " gavin segera memasuki mobil kemudian pergi meninggalkan lea.
" hati-hati.."
" pasti orang tua gavin bangga sama dia, masih seumuran sama gue tapi udah bisa cari nafkah dari sekarang, juga harus nanggung semua biaya pengobatan mamanya yang gak murah, ntar gua bilangin mama deh biar gajinya ditambah."
lea begitu terpukau melihat kegigihan gavin.
Kini lea dan teman-temannya sudah berada dirumah flo, mereka sudah membuat janji untuk mengerjakan tugas bersama.
"AKHIRNYA SELESAI JUGA..." viona begitu tersiksa dengan tugas yang menyebalkan ini.
" gue langsung pulang nih gak bisa lama-lama, soalnya papa gue mau pergi " ucap laura.
" gue juga karna gue capekk " viona juga begitu.
" gue.. gak ada orang dirumah jadi juga mau pulang cepat" lea juga memberikan pendapat yang sama.
" yaudah hati-hati " flo menemani temannya pergi hingga didepan gerbang.
" lo sama siapa le " tanya laura.
" gue nanti naik taksi " jawab lea, dia tidak ingin merepotkan gavin hanya untuk ini.
" bareng gue aja le " tawar viona tapi ditolak oleh lea yang merasa tak enak karna sudah malam sedangkan rumah nya lumayan jauh dari sini, dia tidak ingin merepotkan temannya.
" oh yaudah kita pergi ya "
" iya hati-hati"
lea merasa tak ada satu pun taksi yang lewat didekat rumah flo membuat nya lea harus berjalan kehalte bus yang ada didekat jalan persimpangan itu.
sudah lama lea menunggu tapi sama sekali tak ada yang lewat, ditambah jalanan yang mulai begitu sunyi hingga tidak orang satu pun kecuali dirinya.
dari kejauhan terlihat samar-samar seseorang yang berdiri didekat tiang lampu, lea akhirnya merasa tak secemas yang sebelumnya.
tapi.... lea merasa seperti ada yang salah dengan orang itu, dia terlihat seperti memakai topeng dan memegang sesuatu yang terlihat seperti benda tajam, semakin dekat dia berjalan kearah lea semakin tidak enak perasaannya.
tidak ingin menambah beban pikiran, kini lea memutuskan untuk tidak melihat tapi siapa sangka bahwa orang itu kini sudah berada disampingnya.
" hai cantik kita ketemu lagi "