_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekertaris cantik
" Jadi kakak kamu sudah tidak marah lagi?" Luna menganggukkan kepala nya.
Saat ini mereka berada di depan gerbang sekolah, hari ini Luna akan dijemput supir sedang Jesika menunggu Taxi.
" Kak Al udah tau semuanya, itu berkat kak Sam cari tau lewat CCTV kafe itu" jawab luna. Jesika mengangguk paham
" Aku seneng dengernya, soalnya serem banget kalo kak Al lagi marah aku aja sampe jantungan kemarin " Luna tertawa mendengar ocehan sahabat nya itu
Tak lama mobil Yang ditunggu Luna datang, ia langsung berpamitan kepada sahabat nya itu dan langsung masuk ke mobil. Tak lupa seperti biasa ia melambaikan tangan kepada jesika.
Sore ini ia berencana untuk datang ke kantor kakak nya, dijalan ia melihat banyak jajanan dipinggir jalan ia minta supir untuk berhenti sebentar dan membeli banyak makanan dan minuman. Setelah itu lanjut perjalanan..
Sesampainya dikantor Alvaro Luna langsung masuk karena ia tadi juga sudah bilang kepada kakak nya itu, ia menaiki lift menuju lantai lima. Di depan ruang CEO ada ruangan kecil yang tidak kalah mewah dan Luna Melihat ada sosok wanita cantik dengan menggunakan pakaian formal.
" Selamat Sore mba" Sapa Luna, wanita tersebut langsung berdiri dan tersenyum sopan kepada Luna
" Sore kak, Ada yang bisa saya bantu?" Luna memperhatikan Wanita tersebut dari atas sampai bawah
_apa ini asisten baru nya kak Al. cantik_
Gumamnya.
" Kakak saya ada di dalam?" Wanita tersebut mengerutkan dahinya, seperti sedang mencerna ucapan Luna
" Ah maksud saya Kak Alvaro, saya adek nya" wanita tersebut mengangguk
" Iya kak, Pak Al di dalam silahkan masuk saja" Luna mengangguk, lalu melangkah kan kaki keruang CEO
Ceklek
Alvaro langsung menatap ke arah pintu, ia tersenyum ketika melihat Luna masuk.
" Selamat sore pak Alvaro.." lalu Luna tertawa begitupun Alvaro melihat tingkah adik nya itu.
" Kamu ini, kalo masuk ruangan itu salam" Luna langsung duduk di depan Kursi kebesaran Varo
" Tadi aku udah ngucapin selamat sore, sama aja dong" Alvaro melirik kantong plastik yang dibawa Luna
" itu apa dek?" luna meletakan kantung plastik tersebut keatas meja " ah iya aku bawa banyak jajan untuk kita"
Luna membuka semua jajanan hingga meja Alvaro penuh dengan jajanan itu, ia hanya bisa geleng geleng.
" Kakak mau? Aku mana mungkin bisa menghabiskan sebanyak ini" Alvaro mengangguk, ia mengambil salah satu jajanan yang ada dimeja dan membuka nya.
" enak kan kak? Aku tuh dulu sering banget beli jajanan kaya gini sama mama, kakak ingat kan?" Ia menganggukkan kepala dan tersenyum.
Kalo Luna sudah membahas soal orang tuanya vero tidak pernah menanggapinya ia takut nantinya Luna akan sedih
" enak dek, tapi ini kebanyakan kita engak sanggup menghabiskan nya mubazir lo" Luna terdiam sebentar
" Oh iya kak, tadi aku lihat ada cewe cantik di depan" Tiba tiba Alvaro tersedak
Uhuk
Uhuk
" Ih kakak ini gimana sih, ini minum" ia menyodorkan segelas air minum kepada Varo
Entah kenapa ia jadi tersedak hanya Gara gara mendengar Sebutan cewe cantik itu untuk sekertaris barunya, Luna sedikit mengerutkan Dahinya
" Itu sekertaris baru kakak, kamu udah lihat dia?" Luna mengangguk " cantik ya kak" Alvaro hampir tersedak lagi
" Oh iya kak, gimana kalo jajanan ini dikasih kan aja sama sekertaris kakak" Varo terdiam sejenak lalu, ia mengangguk
" Kamu Pilih dulu mana yang mau dimakan biar kakak panggilkan dia" Vera mengangguk
lalu dengan antusias nya ia memasukan banyak jajan ke kantong plastik yang akan diberikan ke sekertaris kakak nya itu. Alvaro juga lagsung menelfon sekertaris nya
Tok tok tok
" masuk " Pintu langsung dibuka, dengan langkah pelan sekertaris tersebut masuk
" permisi tuan ada yang bisa saya bantu?" Alvaro menggeleng, Dengan rasa gengsi yang amat tinggi ia seperti engan menatap sekertaris nya itu
Padahal diam diam ia melirik lirik sekertaris cantik tersebut.
" Maaf mba yang manggil mba kesini emang kak Al tapi aku yang mau bicara sama mba" Ucap Luna dengan sopan
" Oh iya kak, ada yang bisa saya bantu?" ia menatap Luna dengan senyuman indah nya.
" Jadi tadi aku pas jalan kesini beli jajanan banyak takut mubazir dan aku pengen berbagi sedikit sama mba. Mba mau?"
Sekertaris tersebut sempat ragu hendak mengambil nya ia melirik ke Alvaro namun ia seperti berpura pura sibuk. Luna menyadari kecanggungan itu
" engak apa apa mba kak Al bolehin aku kok ngasih ke mba, ini" Ia menyodorkan sekantong jajanan
" ini banyak sekali kak, tidak apa apa?" Luna mengangguk. " engak apa apa mba, justru aku seneng mba mau nerima"
Sekertaris tersebut tersenyum sangat ramah bahkan dari raut wajah nya terlihat sangat senang, namun Luna lebih fokus ke tatapan kakak nya kepada sekertaris nya itu _seperti ada yang aneh_ gumam nya
Sekertaris tersebut pun langsung keluar setelah berpamitan dengan Luna dan Alvaro namun tidak ditanggapi oleh sang empu.
" Ehem..kedip kak takut di colok setan matanya" Alvaro langsung terlihat gugup
" Cantik banget ya kak" Bisik Luna di telinga kakak nya " Luna engak sopan kamu kaya gitu" Luna hanya bisa menggeleng kan kepala nya
Ia memang suka sekali mengoda kakak nya, bahkan dulu kekasih Alvaro sangat begitu dekat dengan Luna karena sikap random nya. namun sudah lama tidak ada kabar lagi bahwa tuan muda Brahmana menjalin hubungan dengan wanita lagi setelah kejadian yang tak terduga tahun lalu.
Tiba tiba saja....
Ceklek
" Cewe lu Al?" Sembari menunjuk ke arah luar.
Luna dan Alvaro sedikit terkejut, namun sang empu datang datang langsung menuduh sembari tersenyum tanpa dosa, sontak langsung mendapat kan tatapan tajam dari Alvaro.
" Cantik tuh cewe Al" Alvaro tidak menjawab perkataan Samuel, iya yang datang adalah samuel ia melihat Sekertaris cantik itu keluar dari ruangan Alvaro
" Cantik kan kak mba nya, aku aja yang cewe suka lihat muka dia apalagi cowo" samuel langsung menatap Luna
" kamu juga cantik kok dek, cantik banget kaya princess" ucap samuel Luna hanya tersenyum
" Dia sekertaris gue, kenapa?" ujar Alvaro. Samuel mengangguk " kirain cewe lu" balas samuel
" Tau engak sih kak tadi kak Al natap dia sampe engak kedip loh, kayaknya kak Al naksir deh" Samuel langsung tertawa begitupun Luna
" gengsi Al? Kalo gitu buat gue aja lumayan cantik juga" Langsung dilempar berkas oleh Alvaro namun Samuel tetap saja tertawa
Samuel dan Alvaro menatap Luna yang sedang asik memakan jajanan nya, entah mengapa mereka tiba tiba kompak untuk menatap Luna. Sang empu yang ditatap tidak sadar namun sedetik kemudian ia mendongak kan kepala nya dan melihat kedua kakak nya sedang menatap dirinya
" kenapa kak, ada yang salah?" Alvaro langsung memalingkan wajah nya, sedang samuel tersenyum
" Cantik banget adek kakak, kakak baru sadar kalo kamu udah gede dek" Luna memonyongkan bibir nya
" Kakak kira aku masih bayi? Enak aja aku kan cewe cantik imut lucu iya kan kak" Samuel dan Alvaro mengangguk sembari tersenyum
" Tapi tetap saja dek, dimata kakak kamu tetaplah anak kecil" Ucap Alvaro namun tatapan nya menuju ke layar macbook
" Terserah kakak ajalah..oh ya kak sam nih aku punya jajanan banyak ambilah mau yang mana" Samuel melihat satu persatu jajanan tersebut
" Kamu ngapain beli jajan sebanyak ini dek, mau pesta?" Luna tertawa
" habis nya tadi aku binggung mau beli yang mana ya udah aku beli semua aja hehe.." Samuel langsung memakan salah satu jajanan Luna
Lama sudah mereka berada dikantor hingga jam sudah menunjukan pukul lima sore hari. Samuel kembali ke kantor nya dan Alvaro membereskan berkas berkas agar besok tidak bertebaran di meja. Setelah itu mereka pun pulang
Papa Mereka dulunya adalah seorang CEO perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Alvaro dan anak perusahaan ada diberbagai cabang di luar negri namun beliau juga memiliki salah satu anak cabang yang berada dikota ini yaitu yang saat ini dikelola oleh Samuel. letak nya tidak begitu jauh dari kantor cabang hanya dua kilometer saja.
Sehingga Samuel yang notabennya masih belajar tentang bisnis ia bisa bolak balik ke kantor cabang untuk belajar bersama karyawan lain dan juga Alvaro. Sebenarnya kantor yang saat ini dikelola Samuel itu adalah kantor peninggalan papa mereka untuk Alvaro namun karena musibah yang menimpa kedua orang tua mereka sehingga Alvaro diangkat menjadi CEO di perusahaan cabang