jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1 minta cerai
"aku minta cerai mas"ucap Dina kepada suaminya yang baru pulang kerja.
Deg.!
"Maksud kamu apa dek?"tanya Alvin sambil meletakkan tas kerjanya.
"Aku minta cerai mas,apa kamu tuli?"lagi lagi Dina membuat suaminya bingung, tanpa membuang waktu Alvin langsung mendekati Dina.
"coba kamu tenang dulu,apa masalahnya kenapa kmu minta cerai tiba tiba?"tanya Alvin dengan nada lembut membuat Dina menggeleng.
"Aku gak tahan hidup seperti ini terus mas,gali lubang tutup lubang.Gak ada peningkatan sama sekali dalam hidup kamu".
Dari awal kita nikah,aku coba sabar mungkin kamu lagi ngumpulin uang, nyatanya apa?sampai sekarang gak ada mas,aku capek!
Aku mau pulang, aku mau bebas banyak laki laki mapan diluar sana yang mau samaku. Aku menyesal tidak menuruti kata-kata orangtuaku dulu.
Andai aku nurut,pasti aku di nikahkan sama Deni si pengusaha tampan dan hidupku pasti sudah berlimpah harta, aku capek intinya aku mau cerai secepatnya.!"
Umpat Dina lagi-lagi Alvin menghela nafas panjang,dadaya terasa dihimpit batu besarkarena Dina selalu saja mengumpat dan tidak pernah sekalipun bersyukur atas apa yang ia berikan.
Deg!
"bagaimana dengan anak kita? Kamu tidak memikirkan bagaimana nasib si Guntur,?Dina coba kamu pikir lagi pernikahan itu bukan lelucon."Alvin berusaha memberi pengertian kepada Dina,tapi Dina enggan melihat Guntur.
"Aku gak mau tau mas itu urusan kamu,toh ayahnya kamu, yang buat dia juga kamu. tanggung jawab lah.!"nada Dina semakin naik.
Jleb.!
"Intinya, aku mau pergi malam ini.aku sudah muak dengan kehidupan yang monoton ini.terserah mas,kamu mau nikah aku setuju dan aku gak akan larang larang.
Tapi kamu harus ingat,gak ada lagi perempuan yang sesabar dan secantik aku,yang mau lelaki serabutan kayak kamu."ujar Dina terang-terangan, lalu mengemasi pakaiannya ke dalam tas.
Alvin hanya diam dan menunduk,Ia berusaha mencerna semua ucapan yang terlontar dari mulut istrinya tersebut.
Ia tidak menyangka Dina sanggup berkata seperti itu pada dirinya,memang Dina selalu mengeluh biasanya hanya dengan sindiran.
"Eugh...."tiba-tiba bayi mungil disampingnya itu menggeliat,membuat Alvin menoleh ke samping lalu ia menggendong Putranya.
"Dek kayaknya Guntur haus,tolong susui dia dulu."pinta Alvin Hanya itu yang bisa ia katakan kepada Dina yang sudah dibalut emosi.
Dina langsung menghilang nafas panjang.lalu memutar mata malas.berbeda dengan Alvin, ntah kenapa Ia benar-benar merasa lelaki paling hina di dunia ini,dibuat istrinya sendiri.
"Ingat Mas ini terakhir kalinya aku menyusuinya,Jadi sepanjang aku menyusui Pergilah beli susu yang murah-murah untuknya.
kamu sudah gajian kan.?"ucap Dina dengan nada merendahkan.Alvin hanya menggangguk,Iya tidak sanggup lagi berdebat dengan Dina.
fisiknya sudah lelah seharian bekerja,ditambah lagi dengan istrinya yang minta cerai tiba-tiba,membuat Alvin benar-benar pasrah.
"Aku titip Guntur dulu,Jangan pergi sebelum aku datang"ucap Alvin lembut."
"Ya."jawab Dina ketus.
Sepanjang jalan menuju mini market dekat rumahnya.
Alvin hanya bisa melamun memikirkan nasib anaknya ke depannya.sampai di dalam,Ia langsung mencari susu yang paling murah.sekalian ia membeli dot bayi kemudian ia membawanya ke kasir.
"berapa mbak".?tanya Alvin.
"50.000 pak."jawab Mbak kasir tersebut.
Alvin mengangguk lalu mengambil uang di sakunya,setelah selesai ia langsung pulang,karena takut Dina meninggalkan Guntur sendirian.
Ceklek!
"Assalamualaikum"ucap Alvin begitu Ia membuka pintu.matanya langsung celingak-celinguk mencari keberadaan Dina.
"dek."panggilnya,namun tidak ada sahutan sedikitpun.
Tidak sengaja matanya melihat kertas di dekat Guntur yang Sudah terlelap,Alvin mengambil kertas itu lalu membukanya.
"Aku pergi Mas,maaf gak bisa jadi istrimu lagi,Tolong lupakan aku,Karena bagaimanapun juga Aku tidak akan pernah kembali lagi ke rumah buluk itu.
Untuk Guntur sebisa mungkin jangan perkenalkan aku kepada dia,Bilang saja Ibunya sudah mati."Dina.
Jleb!
Tes!
Air mata Alvin menetes,ya dia menangis.harga dirinya benar-benar diinjak oleh Dina.
Dina yang dulu berjanji akan selalu setia apapun keadaannya,ternyata itu hanyalah omongan belaka.
Alvin menarik nafas dalam-dalam lalu meremas kertas tersebut.
"Ya Tuhan,Aku tahu engkau tidak akan menguji hambaMu melebihi kemampuannya,tapi rasanya sangat sulit menjalaninya,hiks.."
"aku banting tulang setiap hari untuk mencukupi Dina,Tapi tetap saja ia mengumpat.
Tidak pernah sekalipun Ia kasihan atau iba kepadaku,dan sekarang ia tega meninggalkan aku danjuga Guntur."gumam alvin bahunya mulai bergetar.
"Eugh.."
Guntur kembali menggeliat karena merasa terganggu dengan suara ayahnya tersebut.
Alvin menghapus air matanya,lalu ia menggendong bayinya.ditetapnya bagi itu lekat-lekat,detik kemudian ia tidak kuasa menahan tangisnya.
Di saat bayi pada umumnya disayang oleh kedua orang tuanya nggak ya dewasa,tapi tidak dengan bayinya,yang masih berumur 5 bulan sudah ditinggal ibunya.
"Nak...ayah janji akan bekerja keras untuk kamu. Ayah akan cukupi semua kebutuhan kamu.asal kamu janji jangan pernah malu punya ayah,kayak Ayah ini ya."ucap Alvin.
Tiba-tiba guntur tersenyum sambil menggenggam erat jari Alvin,membuat Alvin ikut tersenyum.
"jadilah penyemangat buat Ayah ya."lanjutnya.
*****
KeesoKan harinya Alvin berangkat kerja,yang biasanya ia berangkat sendiri.sekarang ia harus membawa bayinya ke tempat kerjanya.
Hampir 10 menit Iya menempuh perjalanan ke tempat kerja,menggunakan motor buruk peninggalan almarhum ayahnya.
"Alvin ngapain kamu gendong bayi begitu?kamu ke sini mau kerja atau mau jadi baby sister hahaha."ucap temannya Sambil tertawa.
Alvin hanya diam lalu meletakkan tas yang di bawanya.melihat itu Doni merasa aneh dengan temannya tersebut,Iya melihat raut wajah Alvin tidak bersemangat seperti biasanya.
"AL."
"Hum"
"ada masalah?."tanya Doni.Doni adalah teman dekat Alvin mulai ia ikut bekerja bangunan.
Alvin juga selalu curhat kepada Doni saat dia ada masalah dengan Dina.
"hu'um."dahem Alvin sambil mengikat kain panjang dari tiang ke tiang,membuat ayunan untuk putranya.
"masalah istrimu lagi.?"tebak Doni membuat Alvin berhenti lalu menoleh.
"Iya."
"Kenapa lagi dia?maki-maki kamu lagi?ngumpat lagi?
Gak ada habisnya deh tu cewek maunya apa sih.?"tanya Doni mulai kesal.sebenarnya doni kasian melihat Alvin yang terlalu baik pada Dina.
"dia pergi."jawab Alvin tanpa melihat Doni membuat Doni kaget.
"what?!pergi dari rumah maksudmu?ujar Doni yang dibalas dengan anggukan oleh Alvin.
"kok bisa?"tanya Doni lagi semakin penasaran.Alvin menghela nafas sejenak sejenak,lalu ia melihat Doni.
"Ya seperti biasa ia merasa kurang.mengumpat dan sekarang ia memilih pulang ke orang tuanya.
Dia Malu punya suami kayak aku,"jawab Alvin membuat Doni langsung mengeraskan rahangnya
"Bodoh!dari awal aku bilang dia itu bukan istri yang baik.
Dari awal kamu curhat,aku sudah curiga,Makanya aku bilang kamu harus tegas jangan lembek.tapi kamu malah alibi kasihan lah,inilah,itulah,makan tuh kasihan!.
Lihat sekarang dia pergi begitu saja,Padahal semua gaji kamu setiap kerja dia yang menguasai,Kamu yang bodoh sih,baik itu jadi suami."kesal Doni,Ingin rasanya ia bertemu langsung dengan Dina.
"Secantik apa sih istrimu itu,sesuka hati menghina orang!"umpat Doni.
"Sudahlah Don mungkin ini semua sudah takdir."ucap Alvin Tetap tenang,tapi tidak dengan Doni Iya bahkan masih beneran.
"takdir....takdir kamu yang terlalu lembek!"
Deg!