NovelToon NovelToon
MAFIA'S OBSESSION

MAFIA'S OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Mafia
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Kisah dewasa (mohon berhati-hati dalam membaca)
Areta dipaksa menjadi budak nafsu oleh mafia kejam dan dingin bernama Vincent untuk melunasi utang ayahnya yang menumpuk. Setelah sempat melarikan diri, Areta kembali tertangkap oleh Vincent, yang kemudian memaksanya menikah. Kehidupan pernikahan Areta jauh dari kata bahagia; ia harus menghadapi berbagai hinaan dan perlakuan buruk dari ibu serta adik Vincent.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Vincent memacu mobil sport hitamnya membelah jalanan setapak yang berdebu.

Ia mengabaikan guncangan keras saat suspensi mahalnya menghantam permukaan wilayah perbukitan yang sunyi.

Matanya yang tajam menyapu setiap sudut pemukiman kecil di depannya dengan intensitas seorang predator yang baru saja mengunci koordinat mangsanya.

Mobil itu berhenti dengan derit ban yang memekakkan telinga tepat di tengah desa, menebarkan awan debu ke udara.

Saat Vincent turun, aura kekuasaan yang pekat seketika mengubah ketenangan desa menjadi suasana yang mencekam.

Beberapa penduduk yang sedang beraktivitas membeku sambil menatap pria asing berjaket kulit mewah itu dengan tatapan ngeri.

Tanpa basa-basi, Vincent menunjukkan foto Areta pada kerumunan di dekat sumur desa.

"Di mana dia?"

Hening yang menyesakkan itu pecah saat Paman Tua melangkah maju dengan gemetar.

Ia mengenali gadis di foto itu dimana gadis pucat yang baru saja ia beri perlindungan.

"Dia di rumah saya, Tuan. Kamar belakang," jawabnya lirih.

Vincent mengikuti langkah Paman Tua menuju rumah kayu yang rapuh.

Sebelum masuk, ia melemparkan seikat uang tunai ke arah pria tua itu tanpa sedikit pun menoleh.

"Pergi. Jangan biarkan siapa pun mendekat," desisnya dingin.

Paman Tua menganggukkan kepalanya dan segera pergi dari sana.

Vincent masuk dengan langkah nyaris tanpa suara.

Di dalam gubuk yang remang-remang itu, ia menemukan Areta.

Istrinya itu meringkuk di atas ranjang sempit, tertidur dalam damai yang semu.

Vincent berlutut di sampingnya, jemarinya yang dingin mengelus pipi Areta dengan gerakan lembut namun mematikan.

"Kamu sungguh membuatku bekerja keras, Areta," bisiknya di telinga gadis itu.

Secepat kilat, Vincent mengeluarkan jarum suntik berisi penenang dosis tinggi dan menghujamkannya ke pangkal leher Areta.

Gadis itu hanya mengerang pendek sebelum tubuhnya benar-benar lunglai.

"Waktunya pulang, sayang," gumamnya dengan seringai mengerikan saat ia membopong tubuh tak berdaya itu menuju mobil.

Vincent segera melajukan mobilnya menuju ke rumah.

Perjalanan kembali ke neraka terasa singkat bagi Vincent, namun merupakan akhir dunia bagi Areta.

Saat efek penenang mulai memudar beberapa jam kemudian di rumah besar mereka, Areta terbangun dengan rasa mual dan sakit yang menghantam.

Ia mencoba bangkit, namun sebelum kakinya menyentuh lantai marmer, Vincent sudah menerjangnya.

"Lepaskan aku, Vin!" jerit Areta, memukul bahu tegap itu dengan sisa tenaganya.

Vincent justru menyeringai, menahan tubuh mungil Areta di bawah dominasi tubuhnya.

"Mau lari lagi? Mau mencari taksi di dalam kamar ini?"

"Aku menyerah! Aku mengaku kalah!" Areta terisak, hancur oleh kelelahan mental yang luar biasa.

"Aku janji tidak akan kabur lagi!"

Vincent menyeringai sambil menahan tubuh Areta di bawahnya.

Ia mencondongkan tubuhnya hingga napasnya menerpa wajah Areta.

"Aku tidak peduli, sayang. Pengakuanmu tidak bisa menghapus tindakanmu. Kamu sudah mempermalukanku di depan banyak orang. Hukuman harus tetap diberikan."

Tanpa menunggu balasan, Vincent meraih tepi gaun tidur sutra yang dikenakan Areta dan merobeknya dengan gerakan brutal dan cepat.

Kain sutra itu terbelah, meninggalkan tubuh Areta yang telanjang dan rentan.

Areta memejamkan mata, isak tangisnya tertahan di tenggorokan.

Vincent menatap tajam, menuntut, ia mengambil sehelai kain sutra yang sudah robek dan mendekatkannya ke wajah Areta.

"Tutup mulutmu," perintahnya dingin.

"Tutup mulutmu sendiri, Areta. Aku tidak ingin mendengar rengekanmu kali ini. Jika kamu tidak melakukannya, aku yang akan mengikatmu dengan rantai di tiang ranjang lagi."

Areta tahu betul ancaman Vincent bukanlah gertakan, menganggukkan kepalanya dengan lesu.

Dengan tangan gemetar, ia mengambil kain sutra robek itu dan membungkam mulutnya sendiri.

Mata Vincent memancarkan kepuasan atas penyerahan diri Areta.

Ia melucuti pakaiannya sendiri dengan cepat dan Vincent kembali melakukannya.

Ia mengangkat kaki Areta dan segera memosisikan dirinya.

"Mmmph!"

Suara Areta yang teredam di balik kain sutra yang menutup mulutnya.

Rasa sakit yang familiar itu kembali menyergapnya, namun kali ini bercampur dengan rasa putus asa yang dalam.

Di tengah kesunyian yang mencekam, hanya suara tubuh yang beradu dan erangan tertahan Vincent yang terdengar.

Ia mengklaim Areta dengan cepat dan menuntut, tanpa jeda, tanpa ampun, sebagai penegasan akhir atas kepemilikannya.

Penyiksaan fisik itu akhirnya berakhir. Vincent mencapai batasnya, dan dengan erangan dominasi, ia membuang tubuhnya di samping Areta.

Ia melepaskan kain sutra dari mulut Areta. Gadis itu terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat, matanya terpejam erat, air mata membasahi pipinya.

Vincent mencondongkan tubuhnya, mencium bibir Areta yang kelelahan.

Kemudian ia menarik tubuh Areta ke dalam pelukannya, memeluk erat "jaminan" yang sangat nakal itu, dan memejamkan matanya.

Kelelahan setelah pengejaran dan amarah yang meluap akhirnya membuatnya tertidur.

Keesokan paginya, matahari sudah meninggi. Vincent membuka matanya.

Ia melihat Areta yang masih tertidur pulas di pelukannya.

Wajahnya tampak pucat dan kelelahan, tetapi tidurnya kali ini terlihat dalam, mungkin karena efek gabungan trauma, kelelahan, dan penenang yang ia suntikkan.

Vincent menatapnya sejenak, lalu perlahan ia melepaskan pelukannya dan bangkit. Ia tidak membangunkannya.

Ia keluar dari kamar, menutup pintu dengan hati-hati. Di koridor, ia memanggil seorang pelayan wanita.

"Siapkan sarapan hangat. Jangan berisik. Nyonya Areta masih tidur. Aku ingin dia diantar ke kamar setelah dia bangun," perintah Vincent dengan nada tenang, kembali mengenakan topeng mafia yang dingin.

Pelayan itu mengangguk dan segera melaksanakan perintahnya.

Vincent berjalan ke ruang kerjanya. Pikirannya seharusnya fokus pada urusan bisnis dan bagaimana menutupi kekacauan di ballroom tadi malam. Namun pikirannya kembali melayang pada tubuh Areta di ranjang.

Ia menarik napas dalam dan meremas keningnya yang tidak fokus.

Bahkan setelah hukuman yang brutal, ia tidak merasa puas.

Ia meraih cangkir kopinya, tetapi matanya terpaku pada bayangan dirinya di jendela besar.

Ia merasakan sesuatu terhadap perlawanan Areta, penolakan, dan upaya pelariannya justru memicu hasratnya yang paling gelap.

Vincent menghela napas, rasa panas kembali menjalari tubuhnya.

Ia melihat senjatanya kembali bangun, hanya dengan memikirkan gadis itu.

"Areta, kenapa membuatku gila seperti ini," gumam Vincent, suaranya frustrasi.

Ia mengabaikan pekerjaan di mejanya. Vincent memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan segera mandi berharap air dingin bisa meredam obsesi dan amarahnya yang bercampur aduk pada istri sekaligus tawanannya itu.

Areta perlahan membuka matanya dan pandangannya yang masih berat langsung menangkap cahaya pagi yang lembut, tetapi indra penciumannya segera menangkap aroma yang lebih tajam.

Aroma maskulin dan segar yang berasal dari shower gel mahal. Vincent sudah selesai mandi.

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. Vincent keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, memperlihatkan tubuhnya yang atletis dan basah.

"Selamat pagi, sayang," sapa Vincent, suaranya tenang, seolah penyiksaan semalam tidak pernah terjadi.

Areta segera menarik selimut hingga menutupi lehernya.

Ia mencoba mundur, tetapi Vincent sudah tiba. Pria itu menyeringai dan dengan gerakan cepat, ia membuka selimut istrinya.

"Vincent, aku lelah," ucap Areta lirih, memohon tanpa daya.

Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuatnya tidak sanggup bergerak lagi.

Vincent menatapnya, matanya tajam dan penuh hasrat yang tidak mereda.

"Tapi aku tidak, sayang."

Tanpa menunggu Areta menjawab, Vincent membungkuk, membopong tubuh istrinya yang telanjang dan lemah itu ke dalam pelukannya.

"Vincent! Jangan!" Areta mencoba meronta, tetapi terlambat.

Vincent membawanya masuk ke kamar mandi, ke dalam bilik shower yang basah.

Ia menyalakan air hangat dan membiarkan air itu membasahi mereka berdua.

Di bawah curahan air hangat, Vincent kembali melakukannya.

Ia menahan tubuh Areta di dinding shower, mengangkat gadis itu, dan mengklaimnya sekali lagi dengan dominasi yang luar biasa.

Air hangat tidak mampu meredakan gairah liar Vincent, justru menambah intensitas.

"Vin!"

Teriakan Areta bercampur dengan suara air yang mengalir.

Ia memejamkan matanya, membiarkan rasa sakit dan kehinaan membanjirinya.

Vincent terus bergerak, cepat dan menuntut, tanpa peduli bahwa Areta hampir pingsan karena kelelahan.

Penyiksaan itu terus berlanjut di bawah shower, di tengah air, hingga Areta benar-benar tidak sanggup lagi berdiri.

Ketika akhirnya Vincent selesai dan mematikan air, ia membopong Areta keluar dari kamar mandi, ke ranjang, dan membalut tubuh gadis itu dengan handuk tebal.

Areta terbaring tak berdaya. Tubuhnya sakit di mana-mana.

Ia membuka matanya, menatap Vincent yang kini berdiri di samping ranjang, merapikan rambut basahnya.

"Kamu gila, Vin," ucap Areta, suaranya parau dan dipenuhi kebencian murni.

Ia hanya bisa mengucapkan dua kata itu, sebuah vonis untuk pria di depannya.

Vincent menoleh ke arah Areta dan tersenyum kecil.

"Tentu sayang dan kamu yang membuatku gila, Areta."

1
putrie_07
cinta gila😆😆😆😆
lanjut Thor💪😘
اختی وحی
ikut gemeter😄
اختی وحی
semangat thor,makin seru
my name is pho: terima kasih 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!