NovelToon NovelToon
Harta Karun Raja-Raja

Harta Karun Raja-Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Persahabatan / Penyelamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Berdasarkan peta kuno yang dicurinya. Ayu mengajak teman-temannya untuk berburu harta karun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Masuk

Ayu, Emil, Cindy dan Arya sudah sampai di stasiun kereta. Mereka hanya duduk-duduk menunggu tanpa melakukan apa-apa.

              Tidak membawa tiket. Tidak juga kunjung membelinya.

              Mereka tidak mengkhawatirkan kereta yang datang dan pergi. Karena memang mereka tidak akan berangkat naik kereta.

Stasiun kereta itu hanyalah sebagai tempat janjian untuk bertemu sekaligus menjadi alibi yang berurutan dengan kebohongan sebelumnya. Tujuannya jelas untuk mengelabui orang-orang terdekat mereka.

Seperti Cindy yang berangkat ke stasiun kereta diantar oleh pacarnya. Atau Emil, Ayu dan Arya yang tiba di stasiun diantar menggunakan mobil katering.

Setelah menunggu beberapa saat. Jono yang memang disengaja untuk datang ke stasiun kereta setengah jam lebih telat menelpon Ayu.

“Aku sudah stand by di depan”,

Jono sudah sampai di depan stasiun kereta.

Ayu, Emil, Cindy dan Arya berjalan ke luar untuk menemui Jono yang sudah menunggu mereka.

Jono membawa mobil yang ia pinjam dari kakak iparnya secara susah payah.

“Mobil aman Jon?”, tanya Emil.

“Tenang, aman”,

“Tidak dikembalikan selama seminggu juga tidak bakalan diminta”, jawab Jono dengan yakin.

Memang mobil yang dipinjam Jono ini adalah mobil yang sudah jarang dipakai karena kakak ipar Jono sudah punya yang baru. Harapannya kendaraan yang sudah berumur ini tidak membuat masalah ketika dibawa pergi jauh.

Kelima para pemburu harta karun pun berangkat ke tempat pertama.

Titik bulatan hitam yang pertama. Gerbang masuk atau jalan masuk ke tempat seperti yang digambarkan pada peta harta karun raja-raja. Di bawah tanah.

*

              Setelah cukup lama berkendara, kenapa belum sampai-sampai juga? Padahal hari sudah mulai malam.

              “Masih lama Mil?”,

              Tanya Ayu kepada Emil yang duduk di depan bersama Jono.

               “Sebentar lagi”,

              “Harusnya setelah kampung ini kita sampai”, jawab Emil.

              “Berhenti Jon”,

              “Coba aku tanya sama orang itu”, pinta Emil.

              Jono melaju pelan-pelan dan berhenti ketika mobil mereka berpapasan dengan seseorang yang baru saja pulang dari surau.

              “Permisi pak”,

              “Kalau mau ke situs candi benar lewat sini?”, tanya Emil.

              “Benar lewat sini lurus terus”,

              “Nanti kalau ketemu pohon beringin berarti kalian sudah sampai”, jawab orang tua itu.

              “Tapi kenapa kalian malam-malam berkunjung ke situs candi?”,

              “Masih muda pada mau aneh-aneh”, tanya bapak itu.

              “Bukan pak, kami mahasiswa mau melakukan survey penelitian”, Emil beralasan.

              Tempat pertama yang Ayu dan kawan-kawan datangi adalah sebuah situs candi yang sudah lama ditemukan. Lokasinya terletak di sebuah desa di daerah pelosok dekat dengan sebuah jalur pendakian.

              Mereka tidak tersesat. Tidak sampai berapa lama akhirnya mereka berhenti di dekat satu-satunya pohon beringin yang dimaksud.

              Dari sana mereka bisa melihat situs candi yang sepertinya sudah tidak terlalu dipedulikan lagi seperti bertahun-tahun yang lalu di awal bangunan peninggalan sejarah itu ditemukan.

              Bangunan candi itu tidak terlalu besar. Tingginya lebih kurang tiga meter. Luas permukimannya tidak sampai belasan meter.

              Pada zaman dahulu tempat ini dibangun untuk sebuah lelaku pengasingan. Seperti kegiatan bertapa, tirakat, olah batin dan yang sejenisnya.

              Rupa bangunan itu masih bagus. Masih tampak jelas relik-relik yang diceritakan melalui ukiran-ukiran bergambar di badan candi.

              Di pucuk atasnya terdapat sebuah simbol yang melambangkan salah satu dewa kepercayaan tertentu.

              Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya menikmatinya ketika mereka melihat candi itu dari jarak yang begitu dekat.

              Mereka bisa menyentuh relief-relief itu seolah-olah bisa merasakan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Jutaan tahun yang lalu.

              Tempat itu begitu sepi di malam hari. Sama sekali tidak ada orang yang mengawasi kecuali lampu penerangan yang sinarnya sudah tidak terlalu terang.

              Mungkin orang-orang di kampung ini sudah terlalu bosan dengan peninggalan sejarah. Apalagi yang diwariskan hanyalah sebuah cerita yang sudah tidak lagi mendatangkan keuntungan.

Yang tim pemburu harta karun temui justru hal-hal yang berbau absurd. Seperti sesembahan berupa makanan-makanan dan dupa yang dibakar di tempat tersebut.

              “Arya kamu kenapa?”,

              “Setelah turun dari mobil kamu diam saja”,

              “Di jalan tadi kamu cerewet betul”, tanya Cindy yang memperhatikan sikap adik Ayu itu tiba-tiba berubah.

              “Iya, tadi di dalam mobil kamu banyak tingkah”,

              “Kamu sakit?”, tambah Jono.

              “Di pohon beringin itu banyak mbak kunti nya”,

              Jawaban Arya membuat Jono dan Cindy tertegun.

              “Yang benar kamu?”,

              “Mau nakut-nakutin aku ya?”, kata Cindy.

              “Jangan bercanda yang seperti itu”, timpal Jono.

              Jawaban Arya membuat Jono dan Cindy tertegun. Tadi tidak dengan Ayu dan Emil yang sudah tahu kalau Arya memanglah seorang anak indigo.

              “Arya tidak bercanda Jon”, kata Ayu.

              “Lalu sekarang mereka masih berada di pohon itu?”, tanya Jono.

              “Masih sedikit”,

              “Yang lainnya sudah pada pindah di atas mobil”, jawaban Arya lebih menohok.

              Arya, anak kecil itu selain telah menjadi kejutan dengan ikut bergabung di dalam tim pencari harta karun ini. Anak itu juga mengejutkan Jono dan Cindy dengan kelebihannya yang mampu melihat makhluk-makhluk tak kasat mata.

              “Arya”,

              “Nanti kalau kamu lihat yang seperti itu lagi tidak usah dikasih tahu ya”,

              “Simpan saja di dalam hati”, pesan Jono yang jadi parno.

*

              Titik bulatan hitam yang pertama adalah situs candi yang sudah berada di depan mata. Sebuah gerbang masuk ke dunia bawah tanah tempat harta karun raja-raja berada.

              “Ayo kita masuk”, ajak Ayu.

              Ayu, Emil, Jono, Cindy dan Arya masuk ke dalam bangunan candi berpintu dua itu.

              Ketika mereka berada di dalam candi. Mereka diizinkan untuk masuk.

              Mereka terjatuh jauh ke dalam bumi.

Tanah bumi yang sebelumnya diam tiba-tiba menghisap mereka berlima.

              Layaknya meluncur di sebuah wahana terowongan yang jauh dan gelap.

Sesuai dengan kalimat yang ditulis menggunakan bahasa aksara kuno pada titik bulatan hitam yang pertama.

              Yang berbunyi;

              “NIAT DAN PENGETAHUAN”,

              Hanya orang-orang yang percaya dan mengetahui tempat itu sebagai gerbang masuk ke dunia bawah tanah letak harta karun raja-raja lah yang akan dipersilahkan untuk masuk.

              Jauh ke dalam bumi,

1
April Lia
wew mantap tuh harta Karun nya/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!