Maxim yang memiliki putri angkat bernama Arabella yang sudah di asuh nya mulai dari 10 tahun lalu hingga kini Arebella telah lulus sekolah menengah atas malah jatuh cinta kepada kepada putri angkat nya sendiri bagaimana kisahnya yuk Ikuti jejak nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
"Sayang!!" Max yang baru tiba langsung dengan cepat memeluk istrinya dan mencium nya.
"Dasar nenek lampir! berani sekali kamu meneriaki mama ku" Ucap Arsen dengan lantang. Dirinya tidak terima jika ada yang berbuat jahat kepada mamanya.
"Mama baik-baik saja?" Khawatir Rayden lalu menatap tajam ke arah Renata yang berteriak Teriak seperti orang gila.
Terre tidak terima jika dirinya di katakan dengan nenek lampir. Berani sekali bocah ini mengatakan nya seperti itu?
"Dasar anak tidak tahu diri" Umpat Terre kepada Arsen dengan bersiap ingin menampar nya.
"Jangan pernah menyentuh putra ku" Ucap Max dengan tegas. Max menatap tajam ke arah Terre. Apa ibunya ini sudah gila atau bagaimana?
Terre langsung melototkan matanya tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh putra nya.
Seorang putra?
"Max, jangan katakan dia putra mu dengan wanita j4lang ini"
"Perhatikan perkataan anda" Sahut Rayden tidak terima.
"Bukan urusan Mommy"
Wajah Terre memanas mendengar nya dengan mengibas-ngibaskan tangan nya. Merasa putranya sudah gila.
"Ku harap Mommy tidak menyentuh istri ku dan juga anak-anak ku, atau aku tak segan-segan melakukan hal yang Mommy tidak duga duga selama ini" peringat Max dengan tegas.
Astaga apa tadi Istrinya...
"Aku tidak merestuinya Max." jawab Terre tidak terima.
"Aku tidak butuh restu kalian" Jawab Max dengan tak kalah lantang pula.
"Daddy..." panggil Bella dengan lirih.
"Jangan takut sayang, aku selalu ada untuk mu" Jawab Max dengan lembut.
Cup..
Terre sungguh tidak terima bahwa putranya menikahi Bella yang begitu dirinya benci. Bahkan langsung sudah punya anak. Oh astaga....
"Bawa dia pergi" titah Max.
Terre langsung mengumpat dengan kasar. Dengan cepat pula Rayden menutup telinga adiknya.
"Jangan takut sayang, aku disini." dengan lembut Max mengelus punggung istrinya.
"Tunggu semua di bawah" Max menatap tajam ke arah anak buahnya. Ini adalah sebuah kesalahan yang besar menurut nya.
Semua nya langsung ketakutan mendengar perkataan dari Max. Tapi tidak bisa membantah nya.
"Ohhhh kalian sudah pulang" Ucap Bella dengan normal. Padahal hatinya sedang tidak baik-baik saja akibat perkataan dari Terre. Ia tak mau memperlihatkan nya di depan anak-anak nya kalau dirinya memang sakit hati atas perkataan dari Terre.
Apalagi membawa orang tua di dalamnya.
"Mama yang baik-baik saja" lirih Rayden. Hatinya tidak terima. Pasti Mama mereka sedang tidak baik-baik saja keadaan nya.
"Mama baik-baik saja sayang. Tidak perlu ada yang di Khawatir kan. Banyak yang melindungi Mama disini" Jawab Bella tersenyum.
Max merasakan sakit melihat senyuman istrinya.
"Sayang maafkan aku, aku berjanji ini terakhir kalinya kau melihat dia di hadapan mu" Ucap Max.
Arsen langsung memeluk Bella begitu pun dengan Rayden.
"Mama jangan sedih, Arsen disini" Arsen adalah anak yang begitu pengertian. Dirinya tahu bahwa sang Mamak sedang tidak baik-baik saja.
"Mama tidak sedih, kan ada kalian di hidup mama" Jawab Bella dengan tersenyum.
"Kalian ganti baju dulu, habis kalian cerita kepada mama apa saja yang kalian lakukan di sekolah hari ini." sambung Bella lagi.
"Baik mama" Jawab Arsen dan Rayden.
Max juga langsung menarik tangan istrinya dengan lembut untuk segera ke kamar mereka.
Max juga langsung mendudukkan istrinya di sopa.
"Sayang aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Aku akan memberikan hukuman untuk nya" Max dengan perhatiannya memegang tangan Bella.
"Aku baik-baik saja Daddy." Bella dengan perlahan menyandarkan kepalanya ke dada suaminya. Max dengan lembut mengusap kepala istrinya.
Brakk...
"Arsen" Max langsung menatap tajam putranya.
"Maaf Dad, ganggang pintu nya terlalu tinggi sehingga Arsen dobrak saja" Jawab Arsen dengan menundukkan kepalanya.
"Ada apa nak?" tanya Bella menatap putranya yang berjalan menghampiri mereka.
"Aku ingin melihat mama" Arsen langsung memeluk sang mama yang mana membuat Max mendengus.
Max jadi bete karena waktu nya dengan sang istri harus terganggu dengan kehadiran putranya.
"Mama!" Panggil Rayden yang ikut bergabung juga.
"Ohhh astaga" Kesal Max. Mana kedua anaknya terlihat tengil lagi. Apalagi Rayden langsung duduk di antara dirinya dan Bella. Membuat Max terpaksa menyinggir.
"Mama tadi Arsen dapat nilai A sama guru Arsen ma" cerita Arsen dengan begitu antusias.
"Kau memang pintar Cil" Dengan sengaja Rayden bergelayut manja di lengan sang Mama lalu melirik ke arah sang Daddy yang terlihat begitu suram seperti awan mendung.
"Masyaallah sayang, itu sangat bagus" puji Bella dengan mengelus kepala Arsen.
Cup ..Arsen mengecup pipi sang mama. Rayden pun tidak mau kalah langsung mengecup pipi Bella.
Max langsung menahan nafas melihat nya. Oh my god, ini tidak bisa di biarkan...Max terima.
Rayden dan Arsen langsung tersenyum puas melihat wajah sang Daddy yang terlihat begitu marah.
"Nanti malam kita bobo bersama yah Ma. Mama di tengah. Aku dan Arsen di samping Mama"
"Tidak bisa!" Sahut Max dengan cepat. Max berdiri dengan menatap kedua putranya yang begitu menyebalkan.
"Kenapa Dad? Mama jangan terus tidur sama Daddy. Sekali-kali sama kami juga, iya kan bang"
Rayden langsung menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Boleh nak" Jawab Bella dengan tersenyum. Bella tahu kalau kedua putranya sedang menggoda Max.
"Apa?"
Apa-apaan kedua putranya ini hah? sangat menyebalkan.
"Tidak bisa, kamu jangan seperti itu sayang." Ucap Max tidak terima. Yang benar saja kalau istrinya tidur dengan kedua bocah ingusan ini.
"Aku juga rindu tidur bareng Arsen Dad" jawab Bella menatap suaminya dengan pandangan berharap.
Pandangan ini yang tidak bisa Max tolak. Tapi dirinya tidak bisa berjauhan dengan istrinya.
"Sayang, tapi aku tidak mau berjauhan dengan kamu." pasrah Max. Sungguh Max ingin membuang kedua putranya ke tong sampah.
"Malam ini saja Daddy, jadi itu tidak masalah"
Arsen dan Rayden tersenyum penuh kemenangan melihat wajah sang Daddy yang begitu pasrah.
Rayden langsung menjulurkan lidah nya.