Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rekan Kerja
Pagi-pagi Danica sudah bersiap ke kantor dengan setelan rapihnya, tak lupa ia terus melihat kertas catatan kecilnya dan sesekali sambil bergumam sesuatu tiap kali melihat catatan miliknya
"Brugh" masih sibuk melihat catatannya, tiba-tiba saja Danica menabrak sesuatu
"ah maaf" Danica membantu memunguti kertas-kertas yang berhamburan dari seseorang yang tidak sengaja ia tabrak "maaf sekali " ucap Danica menyerahkan kertas yang sudah susah payah ia kumpulkan
"hemmm" hanya jawaban singkat yang di berikan untuk Danica membuat Danica mendongak untuk melihat siapa yang ada di depannya
Sejenak Danica sempat terpaku melihat sosok pria yang terlihat begitu memukai tapi ia berusaha keras mengalihkan pikirannya "sekali lagi maafkan saya " ucap Danica yang tak begitu di hiraukan
Seolah tuli dan bisu, pria itu melangkah menjauh meninggalkan Danica dalam keheningan dan keterkejutan karena sikap cuek dari pria tak sengaja ia tabrak
"itu cowo bisu apa ya" Danica bertanya pada dirinya sendiri apa pria yang tidak sengaja ia tabrak bisu sampai tak mengeluarkan sepatah katapun untuk menanggapi permintaan maafnya
"sudahlah jangan ambil pusing Danica " Danica segera mengenyakan pikirannya mengenai pria yang baru ia temui dan kembali berkonsentrasi untuk menjalani tes dari atasannya
Sesampainya di kantor, Danica langsung menunggu Dody untuk mengetes dirinya agar ia bisa segera bekerja "pagi tuan" sapa Danica dengan ramah
"pagi" balas Dody dengan datar
"tunggu di ruang meeting saja, aku akan mengetesmu di sana" Dody menunjuk ke ruang rapat tak jauh dari tempatnya berdiri
"iya tuan " segera saja Danica berjalan ke arah ruang meeting untuk menunggu Doddy
Selama hampir satu jam Danica menjawab setiap pertanyaan yang di berikan Dody untuknya, dan cukup beruntung Danica bisa menjawab setiap pertanyaan Dody dengan baik
"saya cukup salut denganmu yang bisa menjawab setiap pertanyaan saya dengan baik, kalau begitu saya akan mulai memberikan pekerjaan untukmu, tapi ingat kamu masih dalam tahap pengawasan' ucap Dody dengan dingin
" baik tuan" balas Danica
Namun beberapa waktu Danica mulai mengerjakan tugasnya, tiba-tiba saja orang yang sempat mengantarkannya kemari datang lagi namun tidak sendirian, pria berbadan tambun itu datang dengan seorang wanita muda
"apa lagi ini" Dody yang melihat kedatangan penanggung jawab HRD langsung bersungut kesal sebab orang itu kembali membawa orang baru
"ini karyawan baru, dan kamu di minta melatihnya " balas pria yang bernama Dimas
"kenapa harus di kasih ke aku lagi sih Dimas, aku capek harus terus melatih pegawai baru, kenapa gak mau kasih ke tim 2 sih " protes Dody tak terima terus di limpahi tugas mendidik pegawai baru
"kalau mau protes, sono protes sama tuan Bara, aku sih ogah protes " balas Dimas dengan cuek
"hiss ngeselin " gerutu Dody yang tak begitu di pedulikan oleh Dimas
Dody melirik ke arah Danica "Danica, kasih berkas yang aku kasih ke kamu dan minta dia pelajari, aku ogah kasih dia kerjaan kalau dia gak bisa pelajarin apa yang aku mau" ucap Dody dengan ketus
"baik tuan " Danica segera memberikan satu tumpuk berkas yang sempat di minta Dody untuk di pelajari
"ini berkas yang kamu harus pelajari jika mau mendapat pekerjaan dari tuan Dody, jadi silahkan di baca " ucap Danica
Wanita itu memicingkan matanya tak percaya "apa gak salah, aku harus mempelajari hal sebanyak ini " tanya wanita itu tak percaya
"tentu saja" balas ke semua orang yang jadi rekan kerja wanita itu
"hah" makin menganga saja mulut wanita itu
Danica menyodorkan beberapa lembar kertas yang ia jadikan catatan kemarin "ini catatan yang aku buat untuk membantu mengingat tiap poin isi dari berkas itu dan urutannya, kali saja bisa membantu" Danica menunjuk ke arah tumpukan berkas yang ada di depan meja kerja wanita itu
"catatan kecil di sana juga belum aku lepas, mungkin sedikit bisa membantumu" ucap Danica dengan ramah
Namun bukan ucapan terima kasih yyang Danica dapat "sombong sekali kamu " sinis wanita itu
Ema yang jelas mendengar ucapan pekerja baru itu tentu merasa geram "hei, gak tahu terima kasih sekali kamu yah " sinis Ema
wanita itu menoleh ke arah Ema "loh kenapa aku harus berterima kasih, kan aku gak minta juga " balas wanita itu dengan sinis
"oh begitu " Ema yang kesal tentu tidak tinggal diam
Ema mengambil kasar catatan milik Danica yang ada di tangan wanita itu dan tak lupa, mengambil setiap catatan yang ada dalam berka, tanpa menyisakan satupun
"kita lihat saja nanti kapan kamu akan selesai mempelajari ini " Ema mendorong kembali berkas yang sudah ia lucuti catatan kecil Danica "belajar sendiri nona yang gak tahu terima kasih" ucap Ema dengan sinis
"Ema" tegur Danica
"biarin saja Danica, janga terlalu baik" balas Ema
"aku juga gak butuh kok, aku bisa belajar sendiri " ketus wanita itu
"namamu siapa sih, ngeselin banget" Ema berkacak pinggang ke arah wanita itu
Dan wanita itu menjawab "aku Safiya, kenapa masalah " balas wanita yang ternyata adalah Safiya
"namanya sih bagus, tapi akhlaknya minus " ketus Ema
Setelah beberapa hari mencoba akhirnya Safiya bisa lulus dari ujian yang di berikan Dody untuknya setelah seminggu mencoba, dan itu bukan hanya karena kerja keras Safiya seorang diri namun dengan bantuan catatan yang Safiya ambil dari meja kerja Ema, catatan milik Danica
Seminggu sudah Danica mendapatkan tugas dari Dody dan Danica bisa menjalaninya dengan baik, namun sayangnya ia yang masih dalam tahap mencoba beradaptasi dengan lingkungan kerja, kini Danica harus berbesar hati mendapati rekan baru yang sama sekali tidak masuk dalam pilihannya
"sekarang Safiya jadi partner kamu Danica, dia masih baru sama seperti kamu jadi kamu bisa bekerja sama dengannya " ucap Dody dengan datar
"tunggu dulu" Safiya melayangkan protes keras akan keputusan Dody "kenapa aku tidak bekerja dengan yang lebih senior, kalau kerja dengan masih baru, aku susah adaptasi dong" tanya Safiya dengan sinis
Dody menyipitkan matanya ke arah wanita yang menurutnya tidak tahu sopan santun "dengar Safiya, kamu ini masih baru, jangan sok mengatur ku kalau kerjaan kamu saja belum beres, kalau kamu gak suka dengan penempatan kerjaku silahkan saja lapor pada atasan, kita lihat apa mereka akan memecat ku" ucap Dody dengan sinis
"dan anda gak takut di pecat " tanya Safiya
"gak tuh, kalau di pecat ya sudah, Alhamdulillah malah" balas Dody dengan santai
"oh ya Danica" Dody menyerahkan satu map ke tangan Danica "tolong kasih ini ke tuan Bara, dan tolong jelaskan setiap isinya agar tuan Bara bisa menyampaikan pada tuan Lionel nanti" ucap Dody
dalam hati Danica berteriak girang karena mendapat kesempatan langka untuk bisa menemui Lionel "baik tuan, saya akan mengantarkan ini ke ruangan tuan Bara " balas Danica
"ya sudah gih cepat, keburu mereka keluar, biasanya mereka kan makan siang di luar" ucap Dody
"iya tuan" Buru-buru Danica melesat menuju ruangan Bara, asisten dari Lionel