Reinkarnasi... Menjadi Semut?

Kebingungan melandanya.

Bagaimana mungkin ia bisa berada di luar angkasa?

Di sekelilingnya, hamparan luas bintang berkelip redup di tengah kegelapan tak berujung. Planet-planet mengorbit dengan keagungan yang tak terjangkau, dan nebula berwarna-warni menyebar seperti sapuan kuas di kanvas kosmik.

Lebih penting lagi—bagaimana ia bisa tetap hidup di tempat tanpa udara ini?

Ryzef mencoba menggerakkan tubuhnya. Tidak ada gravitasi. Ia benar-benar melayang, seperti seorang astronot yang terjebak dalam ruang hampa.

Namun, sebelum ia sempat memahami situasinya, sebuah suara muncul di dalam kepalanya—tenang, tetapi memiliki nada jahil yang sudah ia kenali.

[Selamat datang di fase evolusi. Jangan panik, ini hanya ilusi.]

Pemandu.

Ryzef menghela napas—atau setidaknya mencoba. "Jadi ini bagian dari proses evolusi? Jika ini hanya ilusi, berarti pemandangan luar angkasa ini hanyalah pengalaman buatan yang diberikan oleh sistem."

Tapi... untuk apa?

"Kenapa aku ada di sini?" tanyanya dalam hati.

Pemandu terkekeh, suara ringannya beresonansi di pikirannya.

[Kau akan segera mengerti. Sekarang, bersiaplah untuk melihat apa yang akan terjadi setelah kau berevolusi.]

Sebelum Ryzef sempat membalas, semuanya mulai berubah.

Bintang-bintang di sekelilingnya berputar cepat, langit gelap berubah menjadi kabut keemasan yang bersinar lembut, dan tiba-tiba—tubuhnya terasa ditarik oleh sesuatu yang kuat.

Tarikan itu semakin intens. Ia tak bisa melawan. Seolah ada kekuatan tak terlihat yang menariknya ke dalam pusaran cahaya.

Dunia menghilang dalam kilatan emas.

Lalu, kegelapan menyelimuti kesadarannya sekali lagi.

"Ryzef... Bangun!"

Sebuah suara perempuan terdengar samar.

Tubuhnya terasa seperti diguncangkan seseorang.

Perlahan, matanya terbuka. Cahaya temaram dari obor-obor kecil menerangi dinding tanah di sekelilingnya. Aroma lembap khas sarang semut memenuhi indra penciumannya.

Dan di hadapannya—seekor semut hitam besar dengan tatapan tajam.

Ratu semut.

Matanya yang biru bersinar menatapnya dengan ekspresi penuh perhatian. Tampaknya ia menunggu keberhasilan evolusi Ryzef.

"Syukurlah kau sudah bangun..." katanya, suara lembutnya terdengar penuh kelegaan. "Apa kau merasakan sesuatu yang berbeda?"

Ryzef mengerjapkan mata beberapa kali sebelum perlahan bangkit.

Saat berdiri, tubuhnya terasa ringan—bahkan lebih ringan daripada sebelumnya.

Dan ada sesuatu yang aneh.

Rahangnya terasa berbeda. Ada sensasi tajam dan rasa asam yang kuat di sana.

Ia tak tahu apa tepatnya yang berubah, tetapi instingnya mengatakan bahwa ini adalah hasil dari evolusi.

*Ding!

Tiba-tiba, sebuah window sistem muncul di hadapannya.

[Congratulations]

[Evolution Success]

Setelah dua notifikasi pertama, sebuah jendela baru muncul dengan informasi lebih lanjut.

Kali ini, daftar keahlian baru yang ia dapatkan setelah evolusi terpampang jelas di depannya.

Dan saat melihatnya, mata Ryzef sedikit melebar.

...----------------...

...----------------...

Ryzef menatap window sistem yang masih melayang di hadapannya.

Matanya terpaku pada barisan teks yang baru saja muncul.

“Apa-apaan ini?”

Ryzef merasa keningnya berkerut. Sensasi asam yang ia rasakan di rahangnya ternyata berasal dari kemampuannya yang baru—Poison. Ia bisa merasakan bahwa kini setiap gigitannya mengandung racun.

Namun yang lebih membingungkan adalah kemampuan aktif misterius itu.

"???"

Deskripsinya sama sekali tidak membantu. Kalimatnya terdengar ambigu dan menyeramkan.

“Mereka tak tahu? Haha... Ha..”

Siapa ‘mereka’? Kenapa terdengar seolah seseorang sedang bermain teka-teki dengannya?

Tanpa berpikir lama, Ryzef langsung memberi tahu Ratu Semut tentang hal ini.

Mendengar laporannya, sang ratu sempat mengerutkan alis dan berpikir sejenak.

"Kemampuan yang bahkan sistem pun tidak bisa menjelaskan secara langsung?" gumamnya. "Ini pertama kalinya aku mendengar hal seperti ini..."

Ekspresi ratu semut tampak serius. Tetapi, tanpa menyinggung lebih jauh tentang hal itu, ia segera memberi tugas baru kepada Ryzef.

"Lupakan itu untuk sementara. Aku butuh bantuanmu."

"Bantuan?" Ryzef menegakkan tubuhnya.

"Ya. Hari ini perang sedang memanas. Aku ingin kau turun ke medan pertempuran."

Ryzef terdiam sejenak, tetapi kemudian mengangguk.

Mengikuti perintah ratu semut, Ryzef segera bergegas keluar dari sarang.

Saat melangkah ke luar, ia merasakan sesuatu yang familiar—sebuah aliran mana yang membimbingnya ke satu arah tertentu.

"Arus panduan? Apa ini yang dimaksud oleh ratu?" gumamnya.

Ia mengenali sensasi ini. Ini sama seperti saat ia pertama kali menemukan secuil roti.

Arus panduan ini merupakan sihir khusus yang digunakan oleh para ‘Commander Ant’ untuk memandu semut lain menuju lokasi makanan atau pertempuran.

Tanpa kesulitan, Ryzef membiarkan tubuhnya mengikuti aliran itu.

Begitu sampai di medan perang, kekacauan sudah terjadi di mana-mana.

Semut merah dan semut hitam bertarung sengit, saling menggigit dan menyerang dengan berbagai taktik. Tanah bergetar oleh ribuan kaki yang berlarian, dan suara gemeretak rahang memenuhi udara.

Namun sebelum sempat menyadari situasi seutuhnya—

BUGH!

"Aduh!"

Ryzef tanpa sengaja menabrak sesuatu yang keras.

Saat melihat ke depan, ia menyadari tubuhnya baru saja menghantam seekor semut merah bertubuh besar.

Semut itu terpental ke belakang, berguling di tanah, lalu tak bergerak sama sekali.

Ryzef ternganga.

[Level Up!]

"Eh...? Aku naik level di tengah-tengah kebingungan begini?"

Ia menoleh ke sekeliling, memastikan bahwa yang ia tabrak tadi benar-benar kalah hanya karena bertabrakan dengannya.

Namun sebelum sempat berpikir lebih jauh, sebuah suara nyaring bergema di area pertempuran.

"Pasukan penyerang! Segera mundur dan atur ulang formasi!!"

Mata Ryzef melebar.

Suara itu... terdengar lembut dan menggemaskan.

Suara yang sama dengan suara semut pekerja yang pernah membuatnya tersipu malu.

Saat Ryzef masih tenggelam dalam pikirannya, seekor semut merah tiba-tiba melompat ke arahnya!

Dengan refleks, ia menghindar ke samping.

Namun, semut merah lainnya juga datang dari arah berlawanan.

"Sial! Aku dikepung!"

Tak punya banyak pilihan, Ryzef langsung menunduk dan menerjang ke depan, menggigit semut merah yang berada di hadapannya.

*CRACK!

Taringnya menancap ke tubuh lawan, dan seketika ia merasakan cairan asam mengalir dari rahangnya.

Semut merah itu bergetar—tubuhnya perlahan melemah, lalu akhirnya jatuh tak bergerak.

Racun berhasil bekerja.

Tapi pertempuran belum selesai.

Semut merah lainnya mencoba menyerang dari samping, tetapi Ryzef segera melempar tubuh lawannya yang sudah tak berdaya ke arahnya!

"Rasakan ini!!"

BUGH!

Serangan itu sukses membuat semut merah terpental.

Namun, semakin banyak semut merah mulai mengelilinginya.

Ryzef mulai merasa terdesak.

...~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~...