NovelToon NovelToon
Sayangi Aku

Sayangi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Putri asli/palsu / Chicklit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: SunFlower

Sayangi aku.. Dua kata yang tidak bisa Aurora ucapkan selama ini.. Ia hanya memilih diam saat mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang- orang di sekitarnya bahkan keluarganya. Jika dulu dia selalu berfikir bahwa kedua orang tuanya itu sangat menyayangi dirinya karena mereka yang tidak pernah memarahi bahkan menuntut dirinya untuk melakukan apapun dan sangat berbanding terbalik dengan perlakuan ke dua orang tuanya pada kakak dan adiknya.. Tapi semakin dewasa Aurora menyadari bahwa selama ini ia salah.. Justru keluarganya itu sedang mengabaikan dirinya.. Keluarganya tidak peduli dengan apapun yang ia lakukan ...


INGAT !!! Ini hanya cerita fiksi dimana yang mungkin menjadi tidak mungkin dan yang tidak mungkin menjadi mungkin..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunFlower, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#6

Happy Reading...

.

.

.

"Sayang." Panggil Elina setelah membuka pintu kamar Rora.

"Tante."

"Kita sarapan dulu yuk.. Tante sudah memasak makanan favorit kamu." Ajak Elina.

"Maaf ya tante.. Rora hanya bisa merepotkan tante saja." Ucap Rora. Pasalnya selama tinggal disini Elina melarang Rora untuk melakukan apapun.

Elina mengusap kepala Rora lalu menyisihkan anak rambut Rora ke belakang telinganya. "Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Tanya Elina. "Kamu tidak pernah merepotkan tante, Tante sudah menganggap kamu seperti anak tante sendiri, jadi berhenti untuk meminta maaf."

Elina membawa Rora keluar dan berjalan menuju ruang makan. Ia mengambil sepiring nasi dan beberapa lauk favorit Rora lalu menaruhnya tepat di hadapan Rora. Disana hanya ada mereka bertiga. Selalu seperti itu. Setelah kejadian malam itu, sebelum mengajak Rora untuk makan Elina memang selalu menunggu yang lainnya untuk selesai makan terlebih dahulu karena ia tidak ingin kejadian waktu itu terulang kembali dimana keluarganya yang menghina Rora.

Elina bergegas berdiri dari duduknya saat mendengar derap langkah kaki menuruni tangga. "Kamu mau kemana? Kamu ikut papa dan mama pulang hari ini kan?" Tanya Elina pada Bara.

Bara menggelengkan kepalanya. "Bara besok saja ya.. Hari ini Bara masih ada janji untuk mengantar Aluna.." ucap Bara bertepatan denga Aluna yang memasuki rumah mereka.

"Ya sudah sih.. Terserah kamu." Ucap Elina.

"Ma.. Please.. Besok Bara pasti akan pulang." Ucap Bara sambil menarik tangan Elina yang akan beranjak pergi.

"Memangnya mama melarang kamu? Tidak kan.. " Jawab Elina acuh.

Bara menghela nafasnya. Ia tahu jika sedang dalam mode cuek seperti sekarang ini itu tandanya sang mama sedang marah kepada dirinya. "Baiklah Bara akan ikut mama pulang sekarang...."

"Tante..." Panggil seorang laki- laki sambil merentangkan kedua tangannya ke arah Elina.

"Dika." Elina tersenyum lalu menyambut pelukkan itu. "Kenapa baru datang di saat tante akan pulang?" Keluh Elina.

"Maaf.. Dika baru bisa mengambil cuti hari ini. Tante tidak lupa kan kalau keponakkan kesayangan tante ini sekarang sudah bekerja." Jawabnya sambil tersenyum yang membuat kedua matanya menghilang.

Suara tongkat mengalihkan atensi mereka semua. Dika tertegun saat mengetahui siapa yang sedang berjalan ke arah dirinya. Ia bergegas berjalan mendekat lalu memeluk tubuh Rora erat.

"Rora." panggil Dika lirih. Ia semakin mengeratkan pelukkannya. Tubuh Rora menegang saat mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar. Dika memberikan jarak lalu menakup wajah Rora. "Kamu kemana saja? Kenapa tiba- tiba menghilang? Kami semua mencari kamu."

Rora hanya terdiam. Rora kembali teringat saat- saat terakhir dirinya bertemu dengan sahabat- sahabatnya dulu. Pertemuan terakhir yang di akhiri dengan rasa kecewa. Tentu saja Rora kecewa. Bahkan rasa kecewa yang ia rasakan saat itu melebihi rasa kecewa saat dirinya menyadari bahwa keluarganya itu mengabaikan dirinya. Disaat sahabat- sahabatnya itu menjadi satu- satunya tempat untuk dirinya bisa mendapatkan kasih sayang, satu- satunya tempat dimana dirinya bisa bermanja, dan satu- satunya tempat dimana dirinya bisa menjadi dirinya sendiri tapi lagi- lagi dirinya salah. Ternyata semua sama saja. Tidak ada yang benar- benar menyayangi dirinya. Tidak ada yang benar- benar tulus dan peduli kepadanya.

FLASH BACK ON

Dika mendekati Rora lalu menggenggam tangannya dengan lembut, “Tidak bisakah kamu kembali bersikap seperti dulu?” tanya Dika memohon.

Rora memandang wajah Dika dan tersenyum remeh, “Seperti apa?” Tanya Rora.

“Rora yang dulu sangat ceria, nakal, usil dan menjadi sosok hangat di satu waktu.” Balas lyra yang langsung disetujui oleh yang lainnya.

“Lyra.” Panggil Dara dengan nada datar. “Kau tahu apa yang kuterima dengan bersikap demikian?” tanya Rora yang di jawab gelengan pelan oleh Lyra.

Rora menunjuk Arash. “Pergi. Kamu selalu saja menggangguku. Padahal aku hanya ingin meminta tolong. Lalu dia.” Ujar Rora menunjuk Andin. “Dia memintaku untuk menjadi dewasa karena aku sudah bukan anak- anak lagi. Dan dia.” Rora menunjuk Shasy. “Kami sudah dewasa dan bukan waktunya lagi untuk bermanja- manja.” Kali ini Rora menunjuk ke arah Galen. “Lalu dia, dia selalu memarahiku menyuruhku untuk berubah dan belajar untuk bersikap lebih dewasa.”

Rora kembali menatap tepat pada kedua mata Lyra. “Itu hanya sebagian. Apa kau masih ingin mendengarkan perkataan yang lainnya?” Tantang Rora. Sungguh dia tidak habis fikir dengan sikap teman- temannya sekarang. Entah apa yang membuat mereka berubah.

Mereka semua terdiam.

“Jadi apa kamu sedang balas dendam kepada kami sekarang?” Tanya Dika hati- hati.

Rora menatap sinis. “Oh ayolah Dika." Ucap Rora jengah. "Kuberi tahu kamu sesuatu, untuk orang yang bodoh akan memilih untuk balas dendam, orang tangguh akan memilih untuk memaafkan, sedangkan orang cerdas akan memilih untuk tidak akan peduli. Dari ketiga itu menurutmu aku akan memilih yang mana?” tanya Rora yang membuat Dika dan yang lainnya kembali terdiam.

“Tidak bisakah kamu memaafkan kami?” Tanya Galen penuh harap.

“Aku sudah memaafkan kalian, tapi jangan pernah memintaku untuk kembali seperti dulu. Jujur saja aku lebih suka hubungan kita saat ini. Aku hanya perlu fokus untuk diriku sendiri dan aku tidak perlu merasakan sakit hati setiap waktu.”

“Rora.” Panggil Lyra sendu.

“Berhenti menatapku seperti itu, aku bukan badut yang harus selalu mengikuti kemauan kalian. Aku bukan orang yang harus tertawa di saat ingin menangis. Aku bukan orang yang tegar di saat hatiku merasa sedih. Aku juga punya perasaan jangan selalu memintaku untuk ini itu semau kalian.” Rora beranjak pergi.

“Rora.” Kali ini Dika yang menahan Dara.

Dara menepis tangan Dika lalu pergi memasuki kamarnya lagi. Setelah hampir tiga puluh menit Rora keluar dari kamarnya sambil menggeret koper miliknya. Ia memutuskan untuk pulang lebih awal dari rencana.

"Kamu mau kemana?" Tanya Dika sambil berjalan menghampiri lalu menahan tangan Keyla yang akan menarik kembali kopernya.

“Lepas. Aku ingin sendirian. Kuharap kalian tidak mengganggu ku dan terima kasih karena sudah mengajakku untuk berlibur.” Ucap Dara lalu melanjutkan langkah kakinya meninggalkan sahabat- sahabatnya dengan rasa bersalah.

FLASH BACK OFF

Dika meraih tangan Rora lalu ia genggam. "Apa kamu masih marah kepada kami?" Tanya Dika. "Bahkan kamu sampai tidak kembali untuk masuk kuliah. Dan apa ini? Ada apa dengan kamu? Kenapa dengan mata kamu?" Tanya Dika saat menyadari bagaimana kondisi Rora sekarang.

Rora masih tetap memilih untuk diam.

"Kamu kenal Rora Dik?" Tanya Elina.

Dika menganggukkan kepalanya. "Rora teman kuliah Dika dulu tante.. Dia salah satu..."

"Tante.." Potong Rora sambil melepaskan tangannya dari genggaman Dika. "Rora izin ke kamar dulu mau melanjutkan berkemasnya." Pamit Rora lalu membalikkan badannya dan berjalan menuju kamar yang ia tempati tanpa menunggu jawaban dari Elina. Ia sudah tidak peduli jika di katakan tidak sopan oleh keluarga Elina dan Devano. Toh sedari awal memang tidak ada yang menyukai kehadirannya di rumah ini.

"Bagaimana mungkin gadis itu teman kuliah kamu Dik? Bukankah usianya dua tahun lebih muda dari kamu?" Tanya Daniah yang membuat atensi semua orang beralih menatap Dika.

"Dia punnya nama. Rora.. Namanya Rora kalau saja mbak lupa." Ucap Elina penuh penekanan.

"Bagaimana Rora bisa bersama tante?" Tanya Dika penasaran. Pasalnya sudah lama Dika dan teman- temannya mencari keberadaan Rora tapi tidak berhasil menemukannya.

"Kamu sendiri?" Elina balik bertanya. "Bagaimana kamu bisa kenal dengan Rora?"

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak...

1
🦁 R14n@
Typo kah koq ada mark dan haechan
🦁 R14n@
Bijaksana bener nih keluarga dika sdh tak melihat phisik dan status Rora, mereka terlalu menyayangi Rora
🦁 R14n@
Bisa juga km ya rora romantis wkwkkwkk
🦁 R14n@
Jgn berpaling dik, lbh baik bersahabat sm lyra pertahankan dan yakinkan lyra jgn sampai dia membenci rora
🦁 R14n@
Kan kan salah paham kan, Rora Rora km. Pantas utk dicintai
🦁 R14n@
Salah paham nih, jgn sampai ya thor ttp dika sm rora
🦁 R14n@
Akhirnya cinta dika tdk bertepuk sebelah tangan jgn pisahkan mereka thor ttp hubungannya aman Damai, bara buat menyesal dan kesakitan krn ulah pacarnya 🫢😃
🦁 R14n@
Sedih ikut berkaca kaca
🦁 R14n@
Salah lah moso km ga sadar awas km cemburu bila dika dekat sm Rora
🦁 R14n@
Knp yq mata Rora ternyata Rora sempat kuliah dan penglihatan bagus penasaran kelanjutannya
🦁 R14n@
Sedih smoga tante dan keluarganya baik sm Rora dan diperlakukan layak seperti anak tapi aku takut jadi beban gegara buta dan apa maksud dibalik dipilihnya Rora 🤔
🦁 R14n@: Semoga tidak ya
Suanti: jgn pula di jadi kan pengemis kasian kali
total 2 replies
guest1053527528
bikin penasaran Thor siapa ya kira2 semoga yg DTG bukan pencuri hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!