NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Tamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5: Secret

Di dalam ruangan gelap yang hanya diterangi satu lampu gantung di tengah, Lorenzo duduk di atas kursi kayu cokelat. Ia tidak terikat, namun kehadirannya tetap terasa seperti seorang tawanan. Mengelilinginya berdiri empat orang. Tiga pria berwajah dingin dan satu wanita: Liliana.

"Aneh... rasanya seperti sedang duduk di ruang interogasi," pikirnya dengan tenang.

Pria di hadapan sebelah kanan menjentikkan jempol dan telunjuknya. Seketika, lampu ruangan menyala terang, menyingkap setiap sudut yang tadinya terbungkus gelap. Namun, yang benar-benar mengejutkan Lorenzo bukanlah cahaya itu, melainkan suara tepuk tangan yang pecah perlahan prok... prok... prok... prokk... dari keempat orang yang mengelilinginya.

Dengan senyum tipis, Lorenzo sempat memejamkan mata sejenak sebelum melirik ke segala arah. Dalam hatinya ia berucap, “Hmm... bukankah ini sedikit berlebihan? Yah, biarlah. Untuk sekarang, aku ikuti saja permainan mereka.”

Tanpa banyak pikir, ia pun ikut bertepuk tangan sambil memasang senyum lebar, seakan menyesuaikan diri dengan suasana. Hanya Liliana yang tetap berbeda. Wajahnya tak bergeming, dingin dan datar, sama seperti sebelumnya.

3 hari yang lalu sebelum disambut oleh anggota D.A.E.

"Sebelum kita lanjut... mau ku ceritakan sedikit kisah tentang Widlie?" tanyanya padanya dengan nada menggoda.

Itu tawaran yang mustahil ditolak. Sebuah kesempatan untuk mengenal lebih jauh sosok yang kini ia tinggali. Maka tentu saja, jawabannya hanya satu. “Silakan.”

Ia mengangguk pelan sebelum mulai bercerita. “Widlie Martin adalah..."

“Seorang pria yang bekerja di pemerintahan. Tapi mungkin... sebaiknya kita mulai dari sudut pandang orang-orang Amerika tentang apa itu pemerintahan. Bagi mereka, pemerintahan identik dengan para pejabat di atas sana yang menyebalkan, jauh dari rakyat. Begitu menyebalkan hingga banyak yang enggan tunduk pada pemerintah. Sebaliknya, kebanyakan orang lebih memilih patuh pada sesuatu yang mereka anggap lebih nyata: Law, atau hukum.”

“Hukum, di mata orang Amerika, adalah sesuatu yang mereka junjung dan jalani dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa saja bentuk hukum itu di dunia mereka? Sederhananya, ada dua: Yes dan No. Apa bedanya? ‘Yes’ bisa dimaknai sebagai mereka yang memilih hidup damai, menghindari permusuhan. Sedangkan ‘No’ adalah kebalikannya. Orang-orang yang menolak kedamaian dan justru senang memelihara konflik.”

“Lalu, bagaimana perbandingan antara ‘Yes’ dan ‘No’? Di Amerika, hanya sekitar 30% penduduk yang berada di pihak ‘Yes’, sedangkan sisanya... sekitar 70%... lebih condong ke... ‘No’. Pada awalnya, peran pemerintahan adalah mencoba menyeimbangkan hal itu, menjadikannya seimbang: 50 banding 50.”

“Namun, hal itu banyak ditentang oleh pihak hukum sendiri. Alasannya sederhana: biarkan saja kelompok ‘No’ dengan jalannya, dan biarkan kelompok ‘Yes’ dengan pilihannya. Singkatnya, terserah mereka. Tapi, di mata pemerintahan, ‘penyamarataan’ punya arti berbeda: semua orang dianggap sama, dan semua harus melaksanakan apa pun sesuai perintah mereka.”

“Karena pemerintahan tak pernah benar-benar dianggap, mereka pun geram. Lalu, lahirlah apa yang disebut sebagai ‘senjata pemerintahan’. Seperti yang sudah ku sebutkan sebelumnya, senjata ini terdiri dari sepuluh orang: sembilan subjek normal dan satu subjek abnormal.”

“Apa bedanya? Subjek normal melaksanakan semua yang diperintahkan pemerintahan. Mereka bebas berkeliaran ke mana saja, asalkan setiap tugas yang diberikan diselesaikan. Sedangkan subjek abnormal... ia memilih jalannya sendiri, hidup bebas, di luar kendali pemerintahan.”

“Hidup bebas di mana? Tidak ada yang tahu. Bahkan sang ilmuwan pencipta dari sepuluh anak yang dijadikan alat pemerintahan, tidak pernah mengetahui di mana keberadaan satu anak ini.”

“Lalu, apa tugas para abnormal? Sederhana: mengumpulkan sebanyak mungkin anggota, lalu menjadikan mereka sama seperti sang pemimpin, dan seterusnya. Karena itu, jangan heran bila pada akhirnya ada begitu banyak ‘senjata pemerintahan’ yang tersebar di dunia ini.”

Saat ia hendak melanjutkan penjelasannya, Lorenzo tiba-tiba memotong. “Tunggu... tunggu!! Jumlahnya sebanyak itu?! Apakah di Jepang juga ada ‘senjata pemerintahan’? Orang-orang yang membunuhku!”

“Mungkin saja. Tapi, ciri-ciri mereka seperti apa? Kau berhadapan dengan yang benar-benar berbahaya... atau hanya yang biasa saja?”

Ia langsung menjawab pertanyaan itu. “Aku hanya melihat enam orang berpakaian serba hitam.”

Liliana sempat menundukkan kepala, tubuhnya bergetar kecil sebelum cepat-cepat kembali tenang seperti semula. “Serba hitam, ya... rupanya itu yang paling berbahaya.”

“Mereka... yang paling berbahaya!”

“Intinya... dengarkan dulu ceritaku sampai habis. Mengerti!”

“Ya, tentu saja. Silakan lanjutkan!”

Setelah dipersilakan melanjutkan cerita tentang pemerintahan dan Widlie Martin, ia baru saja hendak membuka mulut ketika tiba-tiba Lorenzo memotongnya. “AAA!!!” teriaknya lantang, cukup keras hingga membuat semua orang di Starbucks itu menoleh memperhatikan.

“Kenapa?” tanyanya santai, dengan ekspresi yang tak berubah sedikit pun.

Ia sempat berdiri, membuat orang-orang sekitar mulai berbisik-bisik. Malu diperhatikan, ia akhirnya memilih duduk kembali. “Ekhm... umur Widlie Martin adalah 25 tahun.”

Titik hitam kecil tampak di mata masing-masing, lalu Liliana segera menanggapi informasi yang baru saja ia berikan. “Itu juga sudah aku tahu. Kau tidak tahu hanya karena kau lupa, bukan?”

Lorenzo menunduk, lalu mengangguk kecil. “I-Iya... ka-kalau begitu... la-lanjutkan saja ce-ceritamu ini.”

Liliana menghela napas sejenak sebelum melanjutkan. “Baiklah, tinggalkan dulu soal tugas para senjata pemerintahan yang kanibal. Sekarang, ku jelaskan singkat tentang Widlie. Jadi, Widlie itu...”

“Dulu, saat usianya baru 23 tahun, ia bekerja sebagai seorang Secret detective.”

Ketika Lorenzo hendak membuka mulut untuk bertanya, Liliana segera memotongnya dan melanjutkan cerita.

“Secret detective adalah detektif yang bekerja untuk pemerintahan dengan tugas sederhana namun kejam: mencari target yang harus dibunuh oleh para senjata pemerintahan. Selain itu, ia juga bertugas memberi perintah kepada mereka untuk menyingkirkan siapa pun yang keluar dari jalur pemerintahan, mengganggu stabilitas, atau dianggap sebagai ancaman dalam bentuk apa pun.”

“Lalu, apa yang terjadi bila Widlie Martin memutuskan keluar dari posisinya? Jawabannya jelas: ia akan diburu oleh senjata pemerintahan. Karena mereka tak ingin terlalu mencolok atau diketahui banyak orang, cara-cara licik pun digunakan. Mulai dari menyeret korban ke tempat sepi, memaksa anggota keluarganya sendiri untuk melakukannya dengan imbalan maut, hingga berbagai metode kotor lainnya.”

“Hal yang harus kau ketahui tentang Widlie Martin adalah... ia hanya bekerja selama satu tahun di pemerintahan, namun dalam waktu singkat itu, ia menemukan satu rahasia yang bahkan kami sendiri tak pernah tahu.”

“Apa rahasia itu? Tidak ada yang tahu. Tapi, ia pernah mengucapkan satu kata... ‘Back To First’. Entah apa artinya, aku sendiri pun tidak mengerti. Kini pertanyaan terbesarnya adalah: apakah Widlie benar-benar mati, lalu kau... Lorenzo... hidup kembali di dalam tubuhnya? Atau... apakah sebenarnya terjadi sebuah kebalikan? Jadi, apa pendapatmu tentang dirimu yang kembali hidup ini, Lorenzo Irsyadul?”

Pertanyaan-pertanyaan itu ia jawab satu per satu. “Pertama, jika memang jiwa kami saling berpindah, hanya jiwa, tanpa bahasa, tanpa ingatan, maka kemungkinan terbesar adalah... tubuhku yang mati kini ia tinggali. Sedangkan keberadaan ku saat ini sebenarnya berada di alam baka.”

“Kedua, aku memang tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Tapi ada satu hal yang pasti harus kulakukan sekarang: memburu keenam orang brengsek itu, satu per satu... dan membalaskan kematian ibuku.”

Liliana segera memotong ucapannya dan langsung bertanya, “Ibumu, ya? Bisa kau ceritakan singkat tentang itu, Lorenzo Irsyadul?”

Lorenzo menundukkan kepala sejenak, lalu mengangkatnya kembali. “Sebelum ku ceritakan, sepertinya lebih baik kalau ku jawab dulu semua pertanyaanmu. Kau dan aku... kita sama-sama masih punya banyak pertanyaan untuk ke depannya.”

“Kau benar. Kalau begitu, lanjutkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kuberikan padamu!” perintahnya.

Lorenzo mengangguk kecil, lalu mengubah ekspresinya menjadi serius sebelum melanjutkan jawabannya. “Ketiga, kebalikan... tentu saja. Dan tentang aku yang hidup kembali... kurasa... ini adalah sebuah harapan.”

“Harapan?!” serunya, nyaris tak percaya.

Ia yang kebingungan segera mendapat penjelasan lebih lanjut. “Harapan yang ku maksud adalah kemungkinan bahwa Widlie Martin pernah melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui, hingga menghasilkan keadaan seperti ini. Mungkin saja ia tersadar... lalu memutuskan untuk membunuh para senjata pemerintahan. Entah benar atau tidak, aku tidak bisa memberimu informasi lebih jauh mengenai hal itu.”

“Begitu, ya... Kalau begitu, bisakah kau ceritakan padaku tentang ibumu?” pintanya padanya.

Lorenzo mengangguk pelan, lalu menjawab permintaan itu. “Sekitar tiga atau empat hari yang lalu...”

Bersambung...

1
Jihan Hwang
yuk saling dukung
Kaginobi: siap. makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
Semangat dek
Abu Yub
Benar benar seperti
Abu Yub
mampir thor/Pray/
Kaginobi: terimakasih sudah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
kok ingin mati
Kaginobi: Ada alasannya. alasannya nanti diberitahu di beberapa chapter selanjutnya.
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir, jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku"
fjshn
dia tau tapi aku gak tau wee
Kaginobi: Bisa gitu ya.
total 1 replies
fjshn
mamahnya oon gila sihh
Kaginobi: iya. oon dan gila
total 1 replies
fjshn
maksudnya gimana? menciptakan tapi menghentikan?
Kaginobi: Jadi senjata pemerintahan tuh kan diciptakan oleh ilmuwan jahat, yang berarti tugas D.A.E. yang melawan pemerintahan adalah menghentikan senjata-senjata pemerintahan yang diciptakan oleh si ilmuwan.
total 1 replies
fjshn
binggung aja udah ngelag banget serius
Kaginobi: nanti juga paham.
total 1 replies
fjshn
pengen cakap kotor Sumpill😭
Kaginobi: silakan saja
total 1 replies
fjshn
ngeri yaa
Kaginobi: Iya. ngeri banget
total 1 replies
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!