NovelToon NovelToon
Raja Terakhir

Raja Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dranyyx

Sang raja terakhir tiada, dan bayangan mulai merayap di antara manusia.
Ketika dunia runtuh, satu-satunya harapan tersisa hanyalah legenda yang tertulis di sebuah buku tua. Riski, pemuda yang mencari ibunya yang menghilang tanpa jejak, menemukan bahwa buku itu menyimpan kunci bukan hanya untuk keluarganya… tetapi juga untuk masa depan dunia.

Dalam perjalanannya, ia harus melewati misteri kuno, bayang-bayang kutukan, dan takhta yang menuntut pengorbanan jiwa.

Apakah ia akan menemukan ibunya… atau justru menjadi Raja Terakhir yang menanggung beban akhir zaman?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dranyyx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Eksekutor lapangan

Kejadian itu berlalu dengan sangat cepat. Riski menyembunyikan fakta tersembunyi tentang Amira.

"Rizal, Sinta, dan bela kalian pulang saja, sepertinya kalian kelelahan yah." Ucap Rizal yang sedang berada di samping Amira yang sedang terbaring lemas di ranjang.

"Iya, aku dan Sinta akan balik ke rumah dulu, bukannya kami tidak peduli dengan Amira. " Kata Rizal yang sedang berdiri di depan jendela loteng. " Iya Riski... aku cukup kelelahan sebenarnya." Sambung Sinta.

"Kamu Bela? Mau tunggu Amira? Atau kamu punya rencana lain." Riski memalingkan pandanganya ke arah Bela. Mata Bela terlihat bengkak karena menangis terus sedari tadi.

"Aku mau tunggu saja di sini." Jawab Bela.

"Baiklah. Emm Yakin? Kalau aku yang jaga kamu tidak percaya kah? Kamu juga terlihat capek. Sebaiknya jangan terlalu memaksakan kondisi Bela."

"Kalau kamu bilang begitu, aku izin pulang aja yah. Aku percaya kok sama kamu." Bela terlihat berkaca-kaca saat menatap Riski yang seolah memberi harapan.

Setelah percakapan yang cukup menguras waktu, mereka bertiga akhirnya pulang. Bunyi engsel pintu tua toko nenek Rita seolah mengantar kepergian mereka.

"Amira, aku tau kamu sudah sadar dari tadi. Bicaralah." Riski menatap ke arah Amira yang terbaring.

"Boleh juga... " Amira bangun dan duduk bersandar di Ranjang." Kenapa kamu tidak membeberkan tentang saya? kenapa kamu malah diam seolah tak ada hal yang terjadi."

Riski berdiri dan menatap ke arah jendela. Sembari memainkan kumis tipisnya. "Cukuo berani juga yah seorang penghianat untuk banyak bicara. Kamu masih di butuhkan untuk sarang informasi. Jika kamu macam-macam nyawamu itu bisa kupastikan tidak akan bertahan lama." Riski sejenak terdiam. "Apa yang kamu cari? Kenapa bisa tau tentang nenekku. Dan apa hubungan kalian dengan buku ini."

"Baiklah tuan cerewet. Demi menghargai Sikap baikmu ini, aku akan sedikit bicara." Amira menundukkan sejenak.

"Aku dari organisasi (.). Buku itu lebih dari sekedar buku tua yang termakan oleh waktu. Organisasi VIRUS mempercayai adanya kekuatan magis. Dan beberapa misteri lainnya yang mungkin tidak kamu duga sebelumnya."

"Hmm.. sungguh menarik. " Riski berjalan mendekati meja tua dan mengambil kotak kayu yang berisi buku itu.

"Untuk memuaskan rasa penasaran kita, aku akan membuka kotak ini dan melihat sebenarnya seunik apa isi di dalamnya. " Riski lalu membuka kotak itu.. crrkkk... Aroma debu seketika menyerbu keluar dari buku itu.

"Demi jiwaku yang berada di tangan Allah. Sungguh indah sekali buku ini."

"Bolehkah?" Amira terbata.

"Boleh saja. Tapi ingat, jikalau kamu masih ingin menghirup udara segar, lebih baik perbaiki tindakanmu. "Riski menatap tajam ke arah amira. Tatapan yang penuh dengan kewaspadaan yang terpancar dengan hebatnya.

"Ya ya ya... lakukanlah sesukamu."

Mereka kemudian membuka buku itu.

"SETIAP HUJAN TURUN, AKAN ADA YANG MATI"

Bab 1 :

Aku rita, buku ini aku susun tidak lebih karena aku menyadari hal aneh yang sudah lama tercium di dalam organisasi ini.

Mereka selalu membicarakan tentang HIDDEN WORLD. Entah apa yang mereka cari. Omong kosong yang mereka perbuat hanya menyebabkan banyak kematian. Setiap hujan ada yang mati. Mereka melakukan pembunuhan demi pembunuhan hanya untuk mencari artefak. Tidak ada belas kasihan ataupun iba kepada target mereka. Jika ada yang menemukan buku ini, cegah mereka.

"Benar-benar omong kosong." Kata Amira mengumpat.

"Hmmm menarik, hidden world? Untuk setan dan hantu saja aku hampir tak mempercayainya. Apalagi hal seperti ini. Yah kita sepemikiran. Ini benar-benar omong kosong. "

"Pada beberapa tahun kedepan, mereka akan mulai bergerak. Ada sebuah Buku tua di rumahku. Itu mereka mengincarnya. Cuma aku tidak tau kapan mereka akan menemukan buku itu. Aku tinggal dirumah dengan peninggalan ayahku. Dan rumah bergaya belanda itu menyimpan buku itu."

"Kebetulan? Sepertinya tidak." Riski terperanjat.

"Maksudmu apa Riski? Bicaralah sesuatu."

"Ahh tidak... Emm buku ini akan aku bawa pulang. Sebaiknya kamu pulang juga."

"Heii tidak bisa begitu. "

"Kamu masih di bawah pengawasanku yah.. tolong jangan macam-macam"

Tiba-tiba Timbul suara kegaduhan di bawah jendela loteng. Riski refleks menoleh. Terlihat dua orang pria yang bersetelan jas hitam dengan kacamata berkelahi dengan seekor anjing.

"Amira lihat itu, siapa mereka. " Riski menunjuk ke arah kedua pria itu.

"Ya tuhan, itu Secret Algojo." Wajah Amira terlihat pucat pasih. Tangannya gemetar menyaksikan pemandangan itu.

"Mereka datang untuk mengeksekusi agen yang gagal." Detak jantung amira berdegub kencang. Ia bak melihat hantu yang bergentayangan di luar.

Tak lama, kedua pria itu menyadari keberadaan Riski dan Amira.

"Aku punya rencana. " Riski berkata tanpa ragu dan cemas. Seolah rencana itu sudah matang meski baru terpikirkan olehnya.

"Apa? " Tangan Amira gemetaran, ia menarik-narik baju Riski tanla henti.

"Kita... " Riski menarik tangan Amira dengan kencang... "Lari.........!!! "

"Hah... kupikir apa, heii pelan-pelan tanganku sakit... " Amira kaget karena tarikan riski yang terlalu tiba-tiba.

Mereka dengan cepat menuruni tangga dan seketika keluar dari pintu depan. Riski lekas mengunci pintu toko dan mereka berdua berhamburan lari keluar.

Tak lama kemudian kedua pria itu menemukan posisi mereka. " Amira ikuti aku masuk ke lorong." Amira mendengar suara Riski dan mengikuti arahan itu.

Kedua pria itu tak sepatah kata, langsung menyerang Riski. Dalam aksi kejar-kejaran itu, kedua pria itu mengeluarkan pisau lipat. Pria agen A melempar pisau tapi Riski menghindar. Agen B melempar pisau lagi tapi hampir mengenai Amira.

Mereka sampai di ujung lorong. "Kelinci yang gagal ibarat hama yang harus di musnahkan." Kata pria Agen A dengan wajah yang terus menatap ke wajah Amira.

Amira dan Riski terjebak. Mereka tak punya pilihan lain selain melawan. Sekarang mereka saling berhadapan. Agen A dan B menyerang Riski terlebih dahulu. Tendangan kuat di lancarkan Agen A langsung ke titik vital Riski. Kakinya tepat menusuk masuk ke dada Riski. Riski masih bisa menangkis serangan itu. Tak di beri nafas, Agen B lanjut mengarahkan tendangan ke wajah Riski. Riski tak sempat mengelak. Tendangan itu masuk ke wajah Riski. Ia pun sedikit terpental ke tembok. "Akhhh ... Amira kamu masih bisa lari kan?" Riski menatap Amira. Wajah Amira ketakutan. Keringat mengucur deras dari pelipisnya. " A... Aku juga kuat Riski. Bisa melawan mereka." Tubuhnya gemetaran. Ia tak sanggup mengangkat kedua tangannya.

"Misi hari ini mudah seperti biasanya. Agen B kabari atasan, wanita ini sudah lenyap dari sistem." Kata Agen B memberikan perintah ke rekannya itu.

Agen B tanpa jawaban, ia berjalan pelan mengambil pisau yang ia lemparkan tadi." Tak akan ada rasa sakit, tenang saja." Ia berbalik kemudian ia berjalan perlahan ke arah Amira." Agen A pegang tangannya."

Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!