Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik,tapi juga game ini memberikan akses kesempatan bagi para player untuk bermain secara realtime!
Soul-verse Beast,game yg berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali,mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz,mendapatkan keberuntungan itu!
perjalanan dimulai apa saja yang akan mereka lakukan disana? dan apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan panjang
...----------------...
...(Langit cerah dengan matahari terik, dan langit biru perlahan mengikuti arah langkah tim Kage no Hikari. Jalanan tanah dikelilingi ladang hijau dan pepohonan dari kejauhan sesekali mengayun lembut disapu angin.)...
(Wazeng membuka Peta Tab Hologram): “...Kita sudah dekat dengan Liria. Kalau jalan terus begini, paling lambat sore sudah sampai.”
(Vogaz mengamati cahaya di peta): “Lihat ini. Tiga cahaya emas di dalam lingkup kota Liria. Satu di hutan barat... satu di dekat pegunungan selatan... dan satu lagi... di sungai kering arah timur.”
Wazeng: "Itulah alasanku memilih Liria sebagai kota pertama yg akan kita kunjungi, terdapat 3 cahaya emas, juga Liria adalah kota yang paling dekat dari kota Ravathen"
(Eimi berjalan lebih cepat disamping Wazeng): "Liria? Sepertinya aku dan kamu pernah datang kesini kan? Sewaktu misi rank-E mengantarkan dokumen rahasia"
(Wazeng mengangguk) : "Benar, dan sekarang kita datang sebagai petualang yg akan menginap dan tidak hanya numpang lewat"
Hazuki: "Tapi, kata NPC kemarin tidak selamanya beast itu ada pada lokasi yg di tandai..."
Vogaz: "Yah, namanya juga menjelajah...kalaupun tidak ada beast pada lokasi lokasi yg di tandai, setidaknya kita tetap bisa farming dari monster kecil atau paling tidak kita mendapatkan pengalaman dari perjalanan kita"
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...(Langit sore menyinari perjalanan mereka yg kini telah tiba tepat di depan gerbang kota Liria. Kota itu tidak sebesar Ravathen, tapi tetap ramai. Para petualang dan pedagang berlalu lalang.)...
(Hazuki merenggangkan badan, melihat sekeliling): “mmmhhhm~....Suasananya beda banget dari Ravathen. Lebih sejuk dan tenang.”
(Eimi tertawa pelan): “Dan gak banyak yang teriak-teriak kayak NPC penjual di Ravathen.”
Wazeng: "Apapun itu, kita perlu mencari penginapan..."
...----------------...
...(Mereka terus berjalan menyusuri jalanan kota Liria, aroma wangi daging panggang tercium dari jalanan.)...
(Eimi mencolek Wazeng dari belakang): "Zeng...lapaaarr~"
(Wazeng menoleh dengan tawa kecil): "Iya, tapi setelah kita menaruh barang barang di penginapan, di penginapan juga pasti menyediakan makan malam."
...----------------...
...(Mereka terus berjalan dan tiba di penginapan yg berada di tengah kota, setelah masuk aroma roti panggang dan teh tercium membuat keempatnya ngiler.)...
(NPC Resepsionis, seorang wanita muda menyambut keempat petualang itu.)
NPC Resepsionis: “Selamat datang di Moon-leaf Hearth! Maaf, tapi saat ini hanya sisa tersedia 2 kamar medium”
Wazeng: "Ya, kami ambil itu. Kami akan menginap dalam waktu lama"
(NPC mengambil kunci dari lacinya): "Baik, ini kuncinya, kamar kalian berada di lantai 3 kamar D dan E. Selamat beristirahat!"
(Wazeng mengambilnya dan mereka menuju tangga)
(Eimi dengan nafas terengah engah): "Zeng~... Masukin ransel aku ke kamar dooong... Lantai 3 jauh bangeeett."
(Wazeng menoleh): "huuft...yaudaah."
(Ia mengambil tas Eimi dan melangkah ke atas)
(Melihat itu, Vogaz dan Hazuki saling mengangguk dan menyerahkan ransel mereka pada Wazeng.)
Vogaz dan Hazuki: "uhuk...uhuk.."
(Wazeng menoleh): "Gak, kalian bawa sendiri."
(Wazeng, Vogaz, Hazuki naik ke lantai 3 menuju kamar masing masing Hazuki ke 3-D, Wazeng dan Vogaz di 3-E.)
...----------------...
...(Setelah meletakkan barang barang, mereka turun kembali menemui Eimi, di area makan.)...
(Suasana ruang makan hangat dengan cahaya oranye lembut dari perapian. Aroma teh dan roti panggang memenuhi udara.)
(Eimi sudah duduk manis di meja, sambil melambai): "Zeeeengg, disiniii"
(Mereka duduk di kursi masing masing dan menikmati makan malam...Mereka tertawa kecil. Di malam pertama mereka di kota Liria, tidak ada monster, tidak ada tekanan. Hanya suasana hangat dan makanan hangat.)
...----------------...
...----------------...
...(Keesokan paginya Cahaya matahari menyusup melalui jendela kamar penginapan lantai 3.)...
(Di kamar 3-E, Vogaz duduk di pinggir kasur, mengikat sarung tangannya): “Jadi... hari ini kita nyari beast pertama?”
(Wazeng berdiri di dekat jendela, matanya menatap peta tab hologram): “Yap. Lokasi pertama di hutan barat.”
(Di kamar 3-D, Hazuki mengikat rambutnya dan memasukkan rambutnya ke armor bagian belakang)
"Sip, kau gimana Eimi?" (Hazuki menoleh ke arah belakang)
(Eimi selesai memakai sepatu) : "Siap kak"
...----------------...
(Keempat anggota tim Kage no Hikari berkumpul di depan penginapan Moon-leaf Hearth. Langit cerah, angin sejuk bertiup. Burung-burung beterbangan di atas gerbang kota.)
(Wazeng membuka tab hologram dan memperlihatkan peta): “Hutan barat, kira-kira 30 menit dari sini. Kita tidak tahu bentuk atau sifat beast-nya... tapi peta ini tidak menunjukkan tanda bahaya. Hanya tanda emas.”
Hazuki: “Jadi... kalau mereka gak muncul… artinya kita belum pantas.”
(Wazeng menatap jauh): “Maka dari itu, ayo kita pastikan kita layak.”
...----------------...
...----------------...
...(Mereka mulai berjalan di jalanan tanah berkelok yang dikelilingi ladang dan bukit rendah. Hutan perlahan mulai terlihat di kejauhan: lebat, hijau tua, dan tenang. Jalan mulai menyempit dan terlindungi bayangan pepohonan besar.)...
(Vogaz berjalan di samping Hazuki): “Kau sadar gak... ini pertama kalinya kita semua keluar kota untuk tujuan pribadi, bukan misi guild.”
(Hazuki menatap ke langit): “Rasanya... lebih ringan. Tapi juga lebih penting."
(Eimi berjalan di samping Wazeng): “Zeng, kau pikir... beast pertama yang muncul akan cocok dengan siapa?”
(Wazeng menatap ke depan, matanya tajam namun tenang): “...Mungkin bukan soal siapa yang cocok. Tapi siapa yang siap."
...----------------...
...----------------...
...(Kabut tipis yg menyelimuti sebuah reruntuhan kuno perlahan menghilang, menunjukkan wujud asli dari gerbang reruntuhan itu, akar pepohonan menyelimuti seluruh pinggiran reruntuhan.)...
(Wazeng membuka peta tab hologram): "inilah tempatnya, dungeon yg berpotensi adanya beast didalam..."
(Eimi gemetar, mendekat pada Wazeng): "Auranya... Terasa mengerikan."
(Vogaz berjalan perlahan sambil memakai maskernya, ia menyentuh gerbang dan memasukan bayangan hitam utk mengecek bagian dalamnya)
(Vogaz berfokus, bayangannya berjalan jalan menyusuri lorong panjang, tak ada apapun di dalam, hanya satu lorong utama dan gerbang besar lainnya,mungkin itu ruangan boss)
(Vogaz menarik bayangannya kembali): "Tak ada apapun, hanya lorong panjang yg menuju gerbang besar"
Wazeng: "Nama dungeonnya tidak ditampilkan kecuali kita masuk, sungguh aneh.. Bahkan ukiran level tak ada... Jelas ini sangat aneh.."
(Hazuki mengabaikan kata Wazeng, ia berjalan ke arah Vogaz dan menepuk bahunya): "Wow, apa itu tadi? Kenapa tidak kau gunakan selama penjelajahan dungeon?"
(Vogaz menoleh, sambil merapikan sarung tangannya): "Hmm?...aku baru mempelajarinya dalam perjalanan."
Vogaz: "Jadi gimana? Mau masuk dan mencoba keberuntungan atau pergi begitu saja?"
"Kita masuk." (Kata Wazeng dengan tegas)
(Eimi,Hazuki,Vogaz):
"Baik,yap,SHAP"
...----------------...
...(Mereka menyentuh gerbang secara bersamaan dan pintu gerbang turun seperti dilahap oleh tanah, obor yg tertancap pada lorong tembok dungeon menyala membawa mereka pada 1 pintu gerbang)...
...----------------...
...----------------...
...----------------...