NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Terpaksa Menjadi Sugar Baby Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

'Apa dia bilang? Dia ingin aku jadi Sugar Baby?.' Gumam Sheilla Allenna Arexa

"Maaf?!." Sheilla mengernyitkan dahinya, bingung sekaligus tak mengerti. "Mengapa aku harus menjadi Sugar Baby mu?." Tanyanya dengan nada bicaranya yang sedikit keras.

Sean memijat rahang tegasnya sembari tetap menatap ke arah Sheilla dengan seringain kecil di bibir pria itu.

"Bagaimana menurutmu?." Tanya Sean pada Sheilla. "Apa kamu tidak tau apa kegunaan Sugar Baby dalam konteks ini? Sudah ku jelaskan dan bukankah kamu sudah dewasa?."

Kemarahan melonjak dalam diri Sheilla dan wajahnya memerah karena begitu marah.

"Sudah ku bilang, AKU BUKAN P--"

**

Sheilla Allenna Arexa adalah gadis biasa yang mendapati jika dirinya tiba-tiba terjerat dengan seorang bos mafia yang kejam karena hutang dari sepupunya sebesar 5 juta Dollar. Untuk menyelamatkan keluarganya dan juga membalas budi mereka karena telah merawatnya, Sheilla terpaksa menyetujui kontrak menjadi budak dengan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

    Senyum Sean membuat Sheilla waspada. Ia mengambil langkah mundur dan menyipitkan matanya menatap pria pemilik tubuh atletis dengan wajah tampannya yang di pahat begitu sempurna.

    Dan raut wajah waspada yang  tunjukan seperti anak kucing yang ketakutan di mata Sean, seakan itu dapat menggodanya, membuat pria itu ingin memilikinya.

    "Kamu bersikeras bahwa sepupu mu tidak berhutang padaku, kan? Jadi, bagaimana kalau aku membuktikan bahwa dia benar-benar berhutang?." Sean mengernyitkan dahinya.

    Sean Vincent Smith adalah mafia yang terkenal kejam. Sheilla sangat bodoh telah bertaruh dengan orang seperti Sean yang sudah jelas akan menang dan gadis itu tidak mau mengakuinya!

    "Aku gadis baik! Jadi, aku pasti akan menjauhi perjudian. Begitu pula dengan sepupu ku." Sheilla memutar matanya, menolak mentah-mentah pernyataan Sean.

    "Aku rasa kamu menyadari kalau dirimu salah dan itulah mengapa kamu tidak berani bertaruh." Sean menatap Sheilla, tatapan matanya penuh dengan ejekan.

    "Aku bukan orang seperti itu!." Sheilla mendengus. "Aku hanya khawatir kalau kamu tidak akan menepati janjimu kalau kamu kalah! Aku orang yang berakal sehat dan aku berpegang teguh pada logika."

    "Memakai logika? Itu juga bisa." Sean duduk tegak, kedua tangannya berada di atas meja dengan ekspresi negosiasi yang serius. "Jadi, wajar saja kalau melunasi hutang, kan?."

     "Tentu saja." Sheilla menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, tanpa berkedip. "Tapi itu dengan asumsi bahwa keluarga ku memang berhutang padamu."

    "Masuk akal." Sean menganggukkan kepalanya dengan serius. "Lalu, dengan dasar ini, kalau keluarga mu tidak bisa membayar hutangnya padaku dan terus menerus menundanya, apa yang harus aku lakukan?."

    "Kamu bisa melaporkannya pada polisi." Sheilla mengigit bibir bawahnya..

    "Nona Sheilla Allenna Arexa , biar aku jelaskan. Pertama-tama, aku tidak ingin polisi menangkap kalian. Itu terlalu kejam untuk kalian. Kedua, aku tetap tidak bisa mendapatkan kembali uang ku kalau melakukan itu. Menurutmu, apa masuk akal bagiku untuk memanggil polisi?." Kata Sean dengan santai, jelas ia sudah menyiapkan tindakan pencegahan sebelumnya. Sheilla tidak mempercayai penjelasannya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak memutar matanya.

    'Aku tidak naif!.'

    "Baiklah, kamu boleh meminta bayaran dengan sopan. Tapi, kamu tidak boleh memukul orang dan menculik orang yang tidak bersalah ke ruang bawah tanah club ini lagi!." Sheilla melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat seakan ia lupa jika sedang bernegosiasi dengan pria paling berkuasa di kota ini.

    "Orang yang tidak bersalah? Maksudmu anak kucing kecil yang sudah mencakar dan memukul anak buahku, mengaku-ngaku sebagai wanita ku dan berteriak padaku di dalam ruangan ku?."

    Sheilla terdiam, matanya membulat dan tubuhnya membeku saat mendengar perkataan Sean.

    "Apakah hutangnya masih di pertanyaankan?." Tanya dengan suara yang pelan, hampir seperti sedang berbisik.

    Sean tertawa terbahak-bahak, hal itu membuat wajah Sheilla tiba-tiba memerah sampai di ujung telinganya.

    "Kamu seorang Mafia dan kamu pasti punya banyak teman. Sedangkan kami hanya orang biasa, tidak akan bisa melarikan diri. Kalau kamu memastikan bahwa sepupu ku benar-benar berhutang padamu, kami pasti akan membayarnya. Tapi..."

    Sean mendengarkan dengan tenang perkataan Sheilla. Kemudian ia tiba-tiba mendengar nada bicara Sheilla berubah.

    'Bagus! Kelicikan anak kucing ini akan mengambil kesempatan untuk bernegosiasi.' Batin Sean.

    "Tapi, kalau kami tidak punya hutang. Lalu karena anak buah mu sudah masuk ke rumah orang tanpa alasan, merusak rumah orang dan menculik ku ke sini. Apakah kita juga harus membicarakan soal ganti rugi, baik ganti rugi materiil maupun ganti rugi moril?." Sambung Sheilla.

    Suara desisan menarik perhatian Sheilla, ia menoleh dan mendapati Alex yang sedang berlutut di pojok ruangan, menatapnya dengan ekspresi ngeri. Sheilla mendapati Alex menatapnya dengan raut wajah yang tidak dapat dipercaya.

   Karena tatapan Alex, Sheilla menyadari bahwa ini bukanlah ruang debat seperti di sekolah, bukan tempat dimana dirinya dapat membicarakan keinginannya dengan bebas. Ia saat ini sedang bernegosiasi dengan seorang bos Mafia. 'Astaga! Aku pasti sudah gila! Kenapa aku berani sekali mengatakan itu?!.' Kutuk Sheilla dalam benaknya, mengedikkan bahunya.

    Jantungnya berdebar kencang.

    Melihat ketakutan Sheilla, Sean menganggukkan kepalanya dengan puas. Dia sudah lama tidak bertemu dengan orang yang berani bernegosiasi dengannya. Perasaannya mengembangkan ketertarikan bermain dengan gadis itu.

    "Aku setuju. Kalau ternyata sepupumu tidak berhutang apa pun padaku. Aku bisa mengganti rugi, baik secara moral maupun materi. Tapi..."

    Sheilla merasa kesal mendengar Sean yang meniru cara bicaranya, tetapi ia harus menunjukkan ekspresi serius di wajahnya.

"Tapi apa?." Tanya Sheilla dengan sabar.

    "Tapi, kalau sepupu mu benar-benar berhutang pada kami, kamu harus membayarnya dengan bunganya. Anak buahku sudah lalai karena menculik mu, jadi aku memutuskan untuk membuat pengecualian dan memberi keluargamu syarat pembayaran utang yang wajar."

    Sean beranjak dari tempat duduknya dan Sheilla langsung mundur beberapa langkah, seolah-olah ia akan di makan oleh pria di depannya jika dia mendekatinya.

    "Pengecualian seperti apa?."

    "Kalau memang punya hutang dan sudah jatuh tempo berkali-kali, maka kamu harus melunasinya, bukan?." Sean berjalan perlahan ke arah Sheilla, membuat gadis itu terus berjalan mundur hingga punggungnya menabrak dinding dengan pelan.

    Jarak di antara mereka berdua begitu dekat hingga Sheilla dapat dengan jelas mencium aroma samar parfum di tubuh pria itu.

    "Ya..." Gumam Sheilla, berusaha menahan diri untuk tidak menghirup aroma maskulin Sean dalam-dalam.

    "Aku tidak pernah mengizinkan siapa pun berhutang padaku. Tapi, sebagai kompensasi, aku bisa mengizinkan kamu membayar kembali dalam bentuk agunan rumah tangga." Sean menjelaskan dengan perlahan. Sheilla memutar bola matanya dan mulai memikirkannya dengan saksama.

    "Lagi pula, tidak ada barang berharga di rumah itu. Perabotan lama sudah dihancurkan oleh anak buahmu hari ini. Satu-satunya barang yang berharga adalah TV lama yang sinyalnya tidak bagus saat hujan." Sheilla tidak dapat memikirkan hal lain di rumah pamannya yang bisa di jual dengan harga tinggi. Sementara, mengenai warisan orang tuanya, jika sepupunya benar-benar berhutang, Sheilla telah berencana untuk menggunakan warisan itu untuk melunasi hutang sepupunya.

    Setelah memikirkannya, Sheilla merasa tidak akan menderita kerugian, jadi dia dengan senang hati setuju. "Agunan rumah tangga? Aku setuju."

    Sean menyeringai. "Kita sepakat!." Jawabnya, Sean terlihat tenang.

Namun, Diego yang sudah lama mengikuti Sean sebagai orang kepercayaannya, terlalu akrab dengan ekspresi Sean saat ini.

    Selama Bosnya itu menunjukkan ekspresi ini, tidak ada yang bisa lolos darinya. Jadi Diego tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Sheilla dengan simpatik. 'Gadis malang itu tidak menyadari bahwa dia sudah jatuh ke dalam perangkap serigala.' Batin Diego, menyeringai kecil.

    ***

    Tak lama kemudian, keluarga paman Sheilla di bawa ke ruangan VIP yang berada di lantai dua. Sementara, sepupunya diikat dan ditekan ke lantai.

    "Kau berhutang pada kami 3 juta dollar dan sudah jatuh tempo selama 3 bulan, kapan kau bisa membayarnya?."

    Mendengar perkataan Diego, Sheilla mengernyitkan dahinya. 'Bagaimana dia bisa mendesak sepupu ku untuk membayar kembali uangnya sekarang? Bukankah itu sebuah konfrontasi?.'

    "Tolong, tolong beri saya waktu satu bulan lagi. Tidak, seminggu lagi. Saya pasti akan membayar, beserta bunganya."

    Saat Mark— Sepupu Sheilla berhenti berbicara, wajah Sheilla berubah pucat dan ia juga menahan rasa malu. 'Apakah Mark benar-benar berhutang 3 juta dollar pada Sean?.'

    Semua reaksi Sheilla yang terbentuk tak luput dari perhatian Sean. Pria itu menyingkirkan keinginannya untuk tertawa puas, lalu buka suara dengan suara rendahnya. "Kalau tidak membayar hutang mu. Apakah kau masih ingin menundanya? Apa kau tidak menganggap serius ancaman ku?."

    Mendengar suara Sean yang menakutkan, membuat semua orang di ruangan itu tidak dapat menahan ketakutan mereka. Sementara Mark begitu gugup hingga tidak dapat berbicara. Ia hampir mengompol karena takut.

    Sheilla memperhatikan ekspresi sepupunya yang tak terbantahkan, giginya bergemetaran.

Tetapi ketika Sheilla menoleh dan melihatnya Paman dan bibinya yang juga gemetar, ia tak kuasa menahan diri untuk merasa iba dan kasihan.

    Sekalipun sepupunya itu seorang bajingan, paman dan bibinya telah membawanya kembali dari panti asuhan setahun yang lalu dan membiarkannya tinggal di rumah mereka.

    'Baiklah, ini bukan masalah besar. Lupakan warisan 5 juta. Aku bisa bekerja. Biarkan aku membantu sepupuku melewati kesulitannya terlebih dahulu.' Batin Sheilla. Ia menarik napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya buka suara. "Aku punya cara, aku bisa menggunakan warisan yang ditinggalkan orang tuaku untuk membayar hutang sepupuku--"

    "Tidak ada warisan yang tersisa, Alea." Bibi Sheilla— Marta telah menyela perkataan Sheilla sebelum gadis itu sempat menyelesaikan perkataanya. Terlihat juga Marta mulai menangis di tengah-tengah perkataannya.

    Mendengar perkataan dan Bibinya yang menangis, membuat Sheilla kebingungan. Apa maksudnya tidak ada warisan? Bukankah selama ini warisan orang tuanya selalu disimpan dengan bantuan paman dan bibinya untuk diwariskan kepadanya saat ia dewasa? Kalau warisan sebesar itu hilang, ke mana perginya?

    "Bibi, apa maksud mu? Ayahku meninggalkan warisan sebesar 5 juta dolar, mengapa kita tiba-tiba kehilangan warisan itu?." Tanya Sheilla.

"Tidak terjadi apa-apa, kenapa kamu banyak sekali pertanyaannya?." Bentak paman Sheilla tiba-tiba dan dia terlihat kesal.

Melihat reaksi Paman dan Bibi Sheilla, Sean langsung mengerti situasinya. Pemandangan seperti ini sangat umum dan para penjudi seperti paman Sheilla tidak akan pernah menyerah.

    Jika menang, mereka akan terus berjudi, dan jika kalah, mereka akan terus berjudi. Rupanya, apa yang disebut sebagai warisan untuk Sheilla telah disalahgunakan oleh keluarga pamannya. Dan melihat penampilan Mark, dia pasti seorang berandalan.

    Sean berhasil meminjami Mark 3 juta dollar hutang judi, yang menunjukkan bahwa bawahannya mengira jika Mark bisa membayarnya kembali. Itu juga berarti Mark mungkin memiliki lebih banyak utang judi sebelumnya dan berhasil melunasi nya.

    Jika tidak, anak buah Sean tidak akan berani meminjamkan 3 juta dollar lagi kepada orang miskin.

    Karena hutang pertama sudah di bayar lunas, anak buah Sean berani meminjamkan uang lagi pada Mark untuk berjudi lagi.

    Sean mengalihkan tatapannya ke arah Diego. Lalu Diego yang mengerti segera menganggukkan kepalanya dan buka suara.

    "Mark Eleseo Maxime, selain memiliki hutang judi sebesar 3 juta dollar. Dia juga pernah berhutang 5 juta dollar pada kami setahun yang lalu. Tapi hutang 5 juta dollar itu sudah di lunasi. Jadi, kami meminjamkan uang lagi sebesar 3 juta dollar." Kata Diego menjelaskan.

    Suaranya terdengar ringan. Namun menusuk hati Sheilla dengan keras.

    'Setahun yang lalu. Apakah itu hari ketika paman menjemputku dari panti asuhan?.' Tanya Sheilla pada dirinya sendiri.

    Panti asuhan itu menetapkan bahwa anak-anak di bawah usia 18 tahun akan diadopsi atau dijemput oleh kerabat. Atau mereka hanya dapat menunggu hingga berusia 18 tahun sebelum meninggalkan panti asuhan. Sheilla pernah bersyukur atas kedatangan pamannya dan karena telah menyelamatkannya dari neraka itu. Namun, kini tampaknya apa yang disebut kasih sayang keluarga itu palsu. Mendapatkan warisan Sheilla sebesar 5 juta dollar adalah satu-satunya tujuan mereka.

    "Kenapa paman melakukan ini?." Tanya Sheilla, air matanya yang tidak dapat di bendung lagi menetes di kedua pipinya.

     

    Meskipun perlakuan paman dan bibinya kepadanya tidak terlalu baik, mereka tetap kerabat satu-satunya milik Sheilla di dunia ini karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Mengapa mereka melakukan ini? Mengapa mereka tidak bisa mengatakan yang sebenarnya kepadanya secara langsung?

    Melihat air  Sheilla, entah mengapa Sean merasa sedikit cemas. Ia telah melihat lebih banyak tragedi kejam, tetapi air mata gadis kecil di hadapannnya tiba-tiba menyentuh hatinya.

    "Tidak ada alasan, Paman hanya--"

    "Cukup! Kau harus diam jika tidak ada hal baik yang bisa kau katakan dengan mulutmu yang kotor itu." Bentak Sean. Ia tidak yakin apakah pria sedingin itu akan terus mengatakan sesuatu yang menyakitkan. Jelas bahwa Sheilla tidak tahan dengan kata-katanya yang menjijikkan.

   

1
Siti Aishah
good
Mimik Pribadi
Ayo donk thor,smangat up nya,aku tunggu kelanjutan nya,,,,☺️🤗
Mimik Pribadi
Hahaaa,,,Begitulah rasanya cinta Sean,untung yng kamu mkn es cream, jdi tidak seburuk kata perumpamaan yng mengatakan klo sdh cinta, tahi ayam pun serasa coklat Sean 🤣🤣🤣
Mimik Pribadi
Menarik,,,,aku suka ❤️
Jenny
baru nemu ceritamu kak, nyimak dulu yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!