NovelToon NovelToon
Sweet Like Sugar

Sweet Like Sugar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu Mang

Cerita ini hanya karanganku saja, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya, mohon permaklumkannya🙏.


Kehidupanku berubah saat ku lulus SMA, orang tuaku tiba-tiba memaksaku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun dariku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pernikahan ini merupakan sebuah pernikahan bisnis yang digunakan sebagai simbol kesepakatan merger antara kedua pihak keluarga. Suamiku selalu bersikap dingin kepadaku dan itu sudah berlalu selama 2 tahun setelah menikah. Tapi sikapnya tiba-tiba berubah hangat setelah melihatku jatuh menabrak meja! Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?




Makasih bagi yang udah mau mampir🙌, aku masih baru jadi mohon bimbingannya.... Jangan lupa like kalau suka, beri kritik dan saran juga ya guys ❤️ love buat kalian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 Kesalahpahaman

Saat sarapan pagi bersama Renji di meja makan, melihat makanan yang begitu banyak dagingnya itu membuatku tidak selera.

Lagian sekarang masih terlalu pagi untuk sarapan berat, seharusnya sekarang aku masih terlelap dalam mimpi yang indah.

Renji yang melihatku tidak menyentuh makanan sedikitpun terlihat memotongkan daging dan kemudian berniat menyuapiku.

"Makanlah" katanya sambil mendekatkan garpu yang berisi daging ke mulutku.

Aku mendorong tangannya dan menggelengkan kepala.

"Kenapa tidak makan?" tanyanya.

"Aku belum lapar" sahutku.

"Oh begitu" jawabnya, yang kemudian fokus menikmati makanannya sendiri, sambil sesekali dia mencoba membuatku tergoda, tapi itu sama sekali tidak mempan.

Malahan hal itu membuatku semakin tidak berselera untuk makan.

Renji menggeleng-gelengkan kepalanya seakan mengatakan kalau makanan itu sangat luar biasa enaknya.

HOEK!

Tiba-tiba perutku mual, aku menutup mulutku dan segera bangun dari kursi di meja makan.

Renji, Paman Jin, dan para pelayan panik saat melihatku mau muntah di meja makan.

"Ja-jangan di sini! Cepatlah ke toilet!" kata Renji panik.

Dengan cepat aku berlari ke toilet, Renji juga mengikutiku dari belakang

"Astaga, ada apa dengannya?" kata Renji sambil berjalan mengikutiku.

Di toilet, aku benar-benar hanya memuntahkan air yang ku minum barusan.

Kepalaku pusing dan rasanya sangat tidak nyaman.

3 Minggu sudah berlalu sejak kejadian malam panas bersama suamiku itu.

Aku sudah mulai merasa tidak enak badan sejak beberapa hari yang lalu, aku tidak tau kenapa tapi aku tidak memberitahukan hal ini kepadanya. Aku takut nanti dia malah menjadi khawatir kepadaku.

TOK-TOK!

Suara ketukan pintu toilet dari luar.

"Yona, sayang! Kau baik-baik saja? Apa kau butuh sesuatu?" teriak Renji dari balik pintu.

...----------------...

Setelah selesai aku keluar, terlihat suamiku berdiri di depan sambil berpangku tangan. Dia memapahku kembali ke sofa depan di ruang tamu.

Renji memeriksa dahiku dan menyuruh pelayan mengambilkan minyak kayu putih untuk memijat keningku. Aku merasa sedikit lebih lega saat pelayan mulai memijat kening dan kepalaku.

Renji duduk di atas meja tepat di hadapanku, tangannya mulai mengelus-elus rambutku dengan tatapan yang hangat dan penuh perhatian.

"Sebenarnya kamu kenapa sayang? Kalau kamu tidak enak badan, kenapa tidak bilang padaku? Kan kita jadi bisa segera ke dokter dan kamu bisa cepat sembuh" katanya dengan lembut.

Aku menggelengkan kepala

"Aku juga tidak tau, tiba-tiba saja tadi aku mual saat sarapan. Aku tidak bermaksud membuatmu menjadi tidak berselera" sahutku.

"Nyonya, bagaimana dengan air hangat?" tanya Paman Jin menawarkan.

"Ya, mohon bantuannya Paman" jawab Renji.

"Baik" Paman Jin kemudian mulai memanaskan air ke dapur.

Suamiku masih berada di dekatku sambil memijat-mijat tanganku.

Suasana sepi, tidak ada yang berbicara sampai suatu saat Renji tiba-tiba berdiri excited dengan senyum lebar di bibirnya.

"Sayang! Jangan-jangan kalau kamu sekarang sedang... Ahh! Kita harus ke dokter sekarang! Bersiaplah!" katanya.

"Ngga mau, aku baik-baik saja kok. Kenapa harus ke dokter? Palingan besok sudah sembuh tuh" jawabku menolak.

"Apa yang kau katakan? Pokoknya kita harus ke dokter sekarang. Suri, Hilda! Kalian bantu istriku bersiap untuk pergi ke dokter." suruh Renji ke para pelayan.

"Baik Tuan. Mari nyonya!" sahut kedua pelayan di rumah itu dan kemudian membawaku ke kamar untuk bersiap mengganti pakaian.

"Memangnya seberapa khawatir dia denganku? Kenapa dia begitu bersemangat untuk mengantarku pergi ke dokter?" tanyaku dalam hati.

...****************...

Setelah semua persiapan sudah selesai, akhirnya aku dan Renji pergi ke dokter.

Di dalam perjalanan, hati suamiku itu terlihat sangat bahagia. Dia bahkan bersiul-siul dan menghidupkan musik DJ di mobil.

Aku tidak tau dia kenapa, tapi aku tidak bisa menghentikan kebahagiaan nya ini dengan mengajukan pertanyaan yang mungkin saja bisa menyinggung perasaannya.

...----------------...

Setelah mobil berhenti di depan rumah sakit, kami berjalan masuk dan melakukan registrasi data. Saat duduk mengantri untuk di panggil masuk, Renji mengelus-elus perutku, aku terkejut akan hal itu.

"Jangan-jangan dia berfikir kalau aku sedang hamil?" begitu pikirku.

"Re-Ren! Aku tau kamu sangat berharap untuk segera mempunyai seorang anak. Tapi aku tidak hamil!" begitu bisikku ke telinga suamiku yang sedang salah paham itu.

Dia menatap tajam ke arahku

"Bagaimana kamu bisa menyimpulkannya dengan begitu cepat? Bukankah dari ciri-ciri nya saja aku sudah tau kalau itu tanda-tanda adanya kehamilan!" begitu kata Renji dengan bebal.

Aku terdiam dan tak harus menjelaskan bagaimana lagi, dia terlihat sangat bergembira dan tidak mempercayai apapun yang ku katakan padanya.

...----------------...

Tak lama kemudian, datang seorang ibu-ibu yang sedang hamil duduk di sampingku. Seperti nya ibu itu sedang melakukan cek rutin untuk kandungannya yang terlihat besar.

Renji menatap perempuan hamil itu, dia mencoba mengajaknya bicara.

"Wahh selamat ya buk, perutnya bundar sekali apakah bayi laki-laki?" kata Renji nyeletuk.

Ibu itu tersenyum yang kemudian melihatku "Apa kalian pasutri baru?"tanya ibu itu.

"Benar! Kami baru saja menjalani pernikahan" sahut Renji.

"Ah apa yang dia katakan? Bukankah kita sudah menikah selama 3 tahun sekarang?" begitu pikirku di dalam hati, tapi aku tetap diam dan hanya tersenyum.

"Astaga, kalian terlihat seperti pasangan yang sangat bahagia. Semoga segera di berikan rezeki dengan lahirnya seorang anak di antara kalian berdua. Ini kehamilan keduaku, anak pertamaku sudah mulai bersekolah dasar. Dia sangat bersemangat ingin melihat adiknya lahir hahaha. Tapi aku belum tau dia laki-laki atau perempuan, karena terlepas dari apapun jenis kelaminnya, kami akan selalu menyambutnya" cerita ibu itu membuat hatiku menjadi tenang.

Kata-katanya sama seperti yang dikatakan ibuku, bayi laki-laki ataupun perempuan mereka semua merupakan sebuah anugerah dari Tuhan yang di titipkan kepada suatu keluarga.

Jadi, apapun jenis kelamin anak kita nanti, kita tidak boleh mendeskriminasinya dan membeda-bedakan anak perempuan dan laki-laki karena mereka semua itu sama.

...----------------...

Tidak kerasa waktu sudah cukup lama berjalan, dan sekarang merupakan giliranku untuk di periksa.

"Baik, dengan ibu Yona Hirahara ya? Dan yang di samping anda ini adalah suami?" tanya dokter kepada Renji, Renji mengiyakan kata pak dokter dan kemudian Pak dokter mulai memeriksaku.

"Jadi apa saja keluhannya ibu?" tanya dokternya.

"Biar saya saja yang jawab dok!" sahut Renji bersemangat.

"Wah-wah sepertinya anda sangat memperhatikan istri anda, silakan katakan apa saja keluhan yang di alami oleh istri anda" kata si dokter.

"Jadi istri saya akhir-akhir tidak enak badan dok. Selain itu dia juga sering marah-marah kepada saya, bukankah dia sedikit moody-an? Bahkan tadi saat sarapan, istri saya mual-mual dan kemudian muntah-muntah" jelas Renji menggebu-gebu.

"Itu terlalu di lebih-lebihkan, aku tidak pernah marah-marah kepadanya. kapan aku melakukannya?" tanyaku dalam hati sambil menatap ke arah Renji.

"Hahaha ternyata anda sangat bersemangat ya" puji si dokter.

"Jadi bagaimana dengan kandungan istri saya? Apakah anak saya sehat?" tanya Renji.

Si Dokter mengernyit heran mendengar pertanyaan nya. Astaga, aku sangat malu dengan tindakannya itu.

1
🎀
👋👋
🎀
bye bye Yona dan Renji 👋👋
Day
Ini beneran ending? siapa nama anaknya?
OkitaNiken: Iya udah aku ending-in biar cepet
total 1 replies
🎀
walah, pdhal udah suudzon dia sengaja bawa shima 😁
OkitaNiken: Semoga aja, doain dong
🎀: ya kan baru aja, coba nunggu sampai kontrak baru byk pembacanya
total 7 replies
🎀
dih sok tau
🎀
kasian deh lo shima
🎀
bukannya sadar diri malah ngelunjak
🎀: wkwk kalau ga gitu susah sadar 😅
OkitaNiken: Wkwkk nanti bakal di marahi ayahnya, lalu dia pergi kok
total 2 replies
🎀
sayang hubungan mereka kandas
🎀
kok caca malah selingkuh sih? padahal reymon secinta itu sama dia
🎀: biarpun pengangguran kalau uang lancar mah aman aja ya 😂😂
OkitaNiken: Alasannya banyak, karena Reymon itu pengangguran juga
total 4 replies
🎀
knp tuh reymon sama caca
🎀
😅😅
🎀
hehhhh, apanya yg lucu! 🤦🏻‍♀️
🎀
gpp yuden, suaminya ga ada kbar kok
Fitria Ragiel
ah kelihatan nya renji selingkuh..ah semoga saja..biar Yona sama yuden..
OkitaNiken: wkwkk ngga kok, kan Yona cuma mimpi
total 1 replies
🎀
semangat thor, udah aku kirimkan /Rose/ untukmuu
Day
Cih pakek pura-pura kerasukan segala, kalau sang* bilang aja sang*
Tugek Shinta P
Ih jijik, pantes aja Gio ga pernah punya pacar. Orang kelakuannya aja kek setan
🎀
Waduh, Yona dalam bahaya 😲😲
🎀
Renji kalo ngilang gitu entar beneran ada yang ngambil si yona
Day
Sekarang masih belum, siapa tau nanti dia beneran jadi pelakor
OkitaNiken: kamu benar wkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!