“Karya ini merupakan karya jalur kreatif”
Dunia digemparkan oleh suatu kasus, munculnya serangan makhluk hidup dari luar ruang angkasa.
Proyek besar untuk mengatasi masalah itu pun dimulai, para pengusaha besar pun berebut untuk mendapatkan mega proyek itu demi keuntungan. Siapa sangka justru dua bocah laki laki kembar bernama Raja dan Asasta yang memenangkan mega proyek itu.
Akankah dua bocah itu berhasil menyelamatkan bumi dari serangan makhluk luar angkasa atau justru mereka celaka karena menjadi korban penculikan atau menjadi korban keganasan makluk luar angkasa itu, akankah bumi bisa diselamatkan?
Yukkk guys ikuti kisah Aja dan Ata....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6.
“Okey Bro, Aja dan Ata harus hati hati musuh bukan saja yang dari luar, tetapi para pengusaha yang ingin mendapatkan tender mega proyek itu juga sangat membahayakan.” Suara Bang Bule Vincent lagi lalu sambungan telepon pun diakhiri.
Vadeo tampak mengerutkan keningnya. Dia lalu memijit mijit keningnya. Rasanya dia memang tidak tega mendelegasikan tugas perusahaan pada kedua anak anaknya yang masih berusia delapan tahun. Tetapi kedua anak itu yang meminta saat tahu dirinya dan Edwind tidak bisa mendapatkan Visa. Sebab Aja dan Ata sedang sekolah di sana seperti Alexandria dulu dan tinggal di rumah Nyonya Lisbeth saudara mereka.
“Hmmm Alexa menghubungi Tante Lisbeth, coba aku hubungi Twins boy langsung. “ gumam Vadeo.
Vadeo lalu mengusap usap layar hand phone miliknya untuk menghubungi Ata.
Dan sesaat kemudian, di layar hand phone milik Vadeo tampak wajah imut nan tampan Ata yang sedang bergerak gerak mulutnya mengunyah pizza namun bibir tetap tertutup rapat.
“Hah? Kalian berdua masih makan jam berapa ini di sana? Kenapa masih jajan hah?” ucap Vadeo karena situasi gerai pizza tertangkap di layar hand phone miliknya.
Ata tampak masih diam karena masih mengunyah makanannya.
“Boys.. apa sudah ada pengumuman pemenang tender?” tanya Vadeo selanjutnya. Dan Ata pun hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
Sesaat kemudian
“Pengumuman akan dikirim lewat email Papa...” ucap Ata selanjutnya setelah menelan makanannya.
“Apa kalian tahu jika pimpinan panitia diculik? Uncle Vin baru saja mengabari Papa.” Ucap Vadeo dengan pelan tampak Ata mendengarkan dengan seksama dan berpikir pikir...
Dan sesaat kemudian...
“Boys.. Papa akan berusaha untuk menyusul kalian.”
“Tidak usah Papa, percayalah semua akan baik baik saja.” Ucap Ata akan tetapi tiba tiba ekspresi wajah Ata tampak tegang..
“Papa kita akhiri panggilan video nya ya.. bye.. bye.. Pa.. I miss you...” Ucap Ata dan panggilan video pun segera diputus oleh Ata.
Ata kini sama seperti Aja dan seluruh orang yang berada di gerai pizza itu. Perhatian mereka tertuju pada televisi yang tertempel di salah satu dinding yang sedang menyiarkan breaking news.
“Ayo kita segera pulang.” Ucap Oma Lisbeth dengan wajah panik nya dia pun segera bangkit berdiri sambil memegang tas tangannya. Sebab di siaran breaking news itu di jalan tidak jauh dari gedung PBB terjadi penembakan dan penculikan. Pengawal pimpinan panitia konferensi dan sopir dalam kondisi meregang nyawa, sedangkan pimpinan panitia konferensi tidak diketahui keberadaannya.
Aja dan Ata saling pandang.
“Hmmm mereka masih mau mengacaukan.” Gumam Aja..
“Tapi hari sudah malam Ja, kita tunggu saja esok hari. Kasihan Oma.” Gumam Ata lirih sambil masih menatap layar televisi di salah satu dinding gerai.
“Heiii ayo, nanti Mama kamu menelepon Oma lagi.” Teriak Nyonya Lisbeth yang sudah melangkah menuju ke pintu ke luar.
“Mari Tuan Kecil.” Ucap Sang pengawal. Aja dan Ata pun segera melangkah dengan cepat menyusul Sang Oma.
Sementara itu di salah satu ruang Mansion mewah milik Tuan Jack. Tuan Jack sedang marah marah pada Sang pengawalnya yang gagal membuat celaka Twins boy.
“Bodoh sekali kamu itu, pengawal tidak berguna! Sama anak kecil saja takut!” teriak Tuan Jack sambil mata melotot menatap Sang pengawalnya.
“Maaf Tuan, benar benar senjata api saya tiba tiba meleleh ujungnya saat dia lihat... seperti terbakar, dan langsung terjatuh karena tangan saya gemetaran. ” Ucap Sang pengawal ketakutan.
“Mana mungkin pistol terbakar saat dilihat. Pistol gantung kamu yang bisa terbakar di api dan jadi steak!” ucap Tuan Jack lalu menendang pistol gantung sang pengawal, sang pengawal pun mengaduh sambil memegang pistol gantung nya dengan kedua tangan nya. Meski pun sebenarnya sang pengawal bisa menghindar tendangan dari sang Tuan namun tidak dia lakukan sebab jika dilakukan sang Tuan akan marah besar.
Tiba tiba hand phone milik Tuan Jack di dalam saku jas nya berdering. Tuan Jack pun segera mengambil hand phone milik nya. Saat dilihat layar hand phone tertera nama kontak tenaga ahlinya, dia pun segera menggeser tombol hijau.
“Apa?” tanya Tuan Jack dengan nada dingin.
“Tuan dengar breaking news tidak? Pimpinan panitia diculik, pengawal dan sopir nya mungkin meninggal Tuan.” Suara seorang laki laki di balik hand phone milik Tuan Jack.
“Hah? Yang benar?” tanya Tuan Jack tampak kaget.
“Tuan bisa cek di siaran televisi atau media on line.” Suara di balik hand phone milik Tuan Jack.
“Hmmm siapa pelakunya? Kamu cari info, kalau sudah ketemu segera hubungi aku. Aku akan menawarkan kerja sama dengan dia.” Ucap Tuan Jack dengan sangat antusias.
“Siap Tuan.” Suara di balik hand phone milik Tuan Jack. Sambungan telepon pun segera terputus. Tuan Jack menaruh lagi hand phone ke dalam saku jas nya, sambil tersenyum licik.
Sedangkan di lain tempat di satu ruang yang penyinarannya hanya remang remang saja , terdengar suara...
BUGH
BUGH
BUGH
BUGH
“Ampun Tuan.... ampunnn...” suara seorang laki laki dengan pelan karena menahan rasa sakit.
“Aku akan membunuh kamu jika kamu tidak memberikan password email panitia konferensi.” Suara berat seorang laki laki.
“Benar Tuan saya tidak tahu password nya.” Suara laki laki yang baru saja mendapatkan hantaman itu yang tidak lain adalah pimpinan panitia konferensi.
“Bohong mana mungkin kamu pimpinan panitia tidak tahu password nya!” teriak suara berat laki laki yang mendapat tugas untuk mendapatkan pass word alamat email panitia konferensi sebab sudah dicoba untuk diretas tetap saja gagal tidak bisa dibuka sebab dilindungi dengan sangat aman.
“Benar Tuan, sekretaris panitia yang mengelola itu semua.” Suara pimpinan panitia konferensi itu.
“Sial!” suara berat laki laki itu lalu dia ke luar dari ruang remang remang itu, tidak lupa dia mengunci pintu.
Laki laki bersuara berat dengan tubuh tinggi kekar itu segera melangkah menuju ke suatu ruangan lainnya. Di ruangan itu tampak seorang laki laki paruh baya pemilik robot monster tadi.
“Tuan dia tidak tahu password nya, katanya sekretaris yang mengelola email.” Suara berat laki laki bertubuh kekar saat sudah menghadap laki laki paruh baya pemilik robot monster.
Laki laki paruh baya itu menoleh menatap seorang pemuda yang masih sibuk di depan layar lap top.
“John, kamu cari tahu siapa sekretarisnya!” perintah laki laki paruh baya itu.
“Siap Tuan.” Ucap pemuda yang dipanggil John itu, tampak jari jari tangannya sibuk di tuts tuts keyboard lap top.
Beberapa menit kemudian..
“Nona Elena.” Ucap John selanjutnya setelah menemukan nama sekretaris panitia konferensi. Foto Nona Elena pun terpampang di layar lap topnya.
“Ha... ha...ha... cepat culik dia! Aku yakin kunci semua dokumen penting ada padanya. Apalagi dia perempuan muda ha... ha... ha... itu bonus buatku... ha... ha... ha...” Suara laki laki paruh baya sambil tertawa terbahak bahak...
“Karya ini merupakan karya jalur kreatif “
