Dina, Syifa dan Juned mereka bertiga adalah anak Sania dari Sofwan. setelah mengalami pahit dan manisnya kehidupan, hidup mereka kembali diuji.
Setelah Sofwan bapak mereka meninggal dunia, menyusul lagi ibunda tercinta pergi menghadap yang kuasa. Dina sebagai anak sulung harus berjuang untuk adik-adiknya.
Mampukah mereka bertiga melewati semua cobaan yang kelak akan dilewati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senajudifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Teror Sang Mantan
Maya langsung terdiam mendengar perkataan suaminya itu begitu juga dengan Cecilia. Mereka berdua auto kenal mental mendengar perkataan Niko barusan sementara Juma hanya bisa terdiam mendengar perkataan ayahnya.
"Dasar om kamu itu, memang begitu pembawaannya jutek banget dan suka ceplas ceplos!!" Kata Maya rada kesal pada suaminya.
"Sebenarnya sejauh apa sih hubungan om Niko dan Dina itu, tan??" Kata Cecilia seolah ingin tau sendiri dari mulut Maya.
"Dina itu anak tunangan om Niko!! Mereka hampir menikah saat tante kembali hadir dalam hidup om Niko membawa Juma!!" Jelas Maya.
"Oh pantas sepertinya om Niko sayang banget sama Dina ya tan??" Kata Cecilia.
"Sebenarnya tante benci sama keluarga mereka terlebih dua anak kembar putra dari saudara kembar Niko, mereka mengganggu saja tetapi tante bisa apa?? Rumah ini milik ayah mereka!!" Kata Maya Geram.
"Kenapa nggak tante cubit aja??" Kata Cecilia memberi saran.
"Kamu mau membuat tante masuk ke jurang permasalahan?? Mereka berdua sangat disayangi oleh ayah Jonathan kakek mereka juga Niko dan Juma sangat menyayangi mereka." Kata Maya.
**************
"Tangkis dan balas Juned....menghindar melulu!!" Teriak aki Ibud.
Serangan tongkat dibarengi pukulan aki ibud terus menerus mencecar kemanapun Juned pergi.
"Ayo bang...malas banget lho bang Juned ini!!" Teriak Syifa dari pinggir area.
PLAAKKK...
"Wadawwww...sakit ki pantat Juned!!" Teriak Juned saat tongkat rotan aki Ibud memukul keras pan*tatnya.
"Itu baru pan*tatmu Juned, jika kamu tidak mau membalas dan terus menghindar maka aki akan menghajar bagian tubuhmu yang lain!!" Kata kakek Ibud.
"Ayo semangat bang!!" Teriak Syifa dari pinggir arena.
"Din...Dina!!" Teriak om Johan.
Dina yang sedang sibuk dan fokus melatih tendangan yang baru diajarkan oleh aki Ibud menoleh!!"
"Ada apa om??" Tanya Dina.
"Temani om kerumah sakit, tadi dokter menelpon tante Della kondisinya memburuk!!" Kata Johan panik.
"Oke...oke om!!" Teriak Dina menyudahi latihannya.
"Ki, Juned, Syifa...Dina tinggal dulu ya!!" Kata Dina dengan cepat berlari masuk kerumah.
Tak lama dia sudah rapi dan langsung naik ke mobil Johan.
"Kok bisa sih om, kan semalam keadaan tante sudah baik-baik aja sehabis melahirkan kenapa sekarang kok kritis??" Tanya Dina.
"Om juga nggak tau Din, tadi pagi juga kondisinya nggak apa-apa, kenapa sekarang jadi memburuk?? Om baru sampai di halaman saat dokter menelpon om agar kembali kerumah sakit lagi." Jelas Johan.
"Tenang om...om Johan jangan panik dulu!!" Kata Dina berusaha menenangkan suami dari tante nya itu.
Mereka tiba di rumah sakit bertepatan saat tante Della dipindahkan keruangan ICU.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan istri saya dokter? Padahal tadi pagi waktu saya tinggalkan untuk pulang kerumah sebentar, keadaannya masih baik-baik saja." Kata Johan.
"Sepertinya ibu Della seperti dalam ketakutan yang teramat sangat!! Lalu ibu Della langsung kejang-kejang...untung bayi bapak dan ibu masih berada di ruangan bayi!!" Kata dokter yang menangani Della.
"Dalam keadaan ketakutan? Dokter, bisakah saya melihat cctv yang menghadap ke kamar istri saya?" Tanya om Johan.
Dina juga penasaran. Apa yang membuat Della begitu ketakutan sehingga tante nya itu langsung drop fisiknya.
Akhirnya dokter mengajak mereka keruangan cctv yang kebetulan posisinya menghadap kearah kamar tante Della.
Nampak di situ Johan sedang keluar dari ruangan istrinya sambil membawa ari-ari yang sudah dimasukan kedalam kendi untuk ditanam nanti di rumah juga beberapa potong pakaian kotor untuk dicuci.
Kurang lebih lima belas menit dari keluarnya Johan, nampak dua orang memakai masker dan berkaca mata masuk kedalam kamar rawat Della.
Sepertinya mereka lelaki dan wanita tetapi wajahnya sulit dilihat karena tertutup masker dan kaca mata.
Tidak sampai sepuluh menit mereka keluar lagi dan sekitar sepuluh menit kemudian tampak berbondong-bondong dokter dan perawat masuk keruangan Della setengah berlari.
Rupanya Della sempat menekan bel sebelum kondisinya benar-benar memburuk.
"Kami pikir mereka adalah kenalan ibu Della jadi perawat yang berjaga mempersilakan saja mereka masuk ke ruangan ibu Della." Kata dokter tersebut.
Mereka berdua hanya bisa menunggu keadaan Della pulih, walaupun sekarang tubuhnya sudah tidak kejang-kejang lagi.
"Sepertinya kita tidak boleh meninggalkan tante sendirian lagi om, jika sudah begini Dina jadi teringat saat seseorang dulu hendak mencoba membunuh bunda saat kami tidak ada berjaga di sana!!" Kata Dina.
Dokter yang menangani Della keluar.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter??" Tanya om Johan.
"Alhamdulillah sudah membaik kembali tetapi harus tetap tinggal di ruangan ICU agar kami bisa tetap memantau keadaan ibu Dellla!!" Kata dokter tersebut.
Sebaiknya om pulang dan mandi dulu serta beristirahat dulu biar Dina berjaga di sini, nanti saat om balik bawa Syifa dan Juned kemari ya om!!" Kata Dina.
"Tapi kasihan kamu ditinggal sendiri di sini Dina??" Kata om Johan.
"Nggak apa-apa om, besok kan sekolah juga libur!!" Kata Dina.
Akhirnya dengan berat hati Johan meninggalkan Dina dan berjanji akan secepatnya kembali kerumah sakit.
***************
"Bagus Via, kita buat mantan istriku itu selalu hidup tertekan dan dalam ketakutan...aku benar-benar dendam padanya!!" Kata Bram.
Iya, dua orang yang dilihat mereka di cctv tadi memang Bram dan Via adanya, keduanya masuk selang lima belas menit kepergian Johan dari ruangan Della.
***Flashback on***
Siang itu tampak seorang wanita cantik tengah merah padam wajahnya.
Dia baru saja pulang dari mengurus pekerjaannya di luar kota menuju ke rumah tetapi alangkah kagetnya dia rumah yang dia tempati sudah dijual oleh suaminya pada orang lain.
Pembeli tersebut mengatakan rumah itu sudah dijual Bram padanya untuk membayar hutang judinya.
Dengan geram dia pergi ketempat suaminya sering berkumpul bersama teman-temannya.
"Mana Bram??" Tanya Della pada salah seorang penghuni tempat bilyar itu.
Mereka hanya saling pandang tak ada yang berani angkat bicara.
"Ahmad??" Teriak Della pada lelaki muda yang sedang dia tanyai itu.
"A...anu mbak Della, mas Bram sedang pergi keluar tidak ada di sini!!" Kata Ahmad tergagap.
"Ouh...kamu mau membohongi saya ya Ahmad, saya tau kamu yang ikut membantu Bram menjual rumah saya, ya kan?? Kamu mau nama kamu saya seret ke polisi??" Teriak Della.
"Ti...tidak mbak...baiklah akan saya beri tahu tapi jangan bilang saya yang kasih tau keberadaan mas Bram ya!!" Kata Ahmad.
"Mas Bram sedang pergi bersama Livia ke rumahnya di puncak, sudah dua hari ini!!" Kata Ahmad terbata-bata.
Tanpa banyak kata lagi Della bergegas pergi menyusul suami dan sahabatnya itu.
"Kurang ajar kamu mas Bram...Livia...kalian rupanya ada main di belakangku ya?? Jjka benar jangan harap kalian bisa lolos dariku!!" Geram Della.
"Kamu ya Livia...kamu sahabat baik yang kupunya ternyata kamu tak lebih dari seorang pelakor sialan!!" Umpat Della drmgan geramnya.
Della melajukan mobilnya menuju puncak seperti orang kesetanan.
Dia tiba di sebuah villa di puncak milik Livia.
"Sepi...jangan-jangan Ahmad berbohong kepadaku!!" Gumam Della sambil mengintip ke dalam dari balik lubang di pintu pagar.
"Tapi?? Itu mobil Livia, berarti mereka ada di sana!!" Desis Della.
"Sebaiknya aku masuk secara diam-diam agar mereka tidak bisa lari dan mengelak dariku!!" Gumam Della lagi.
Della mendorong pintu pagar yang ternyata tidak dikunci oleh pemiliknya.
Dengan mengendap Della masuk kedalam villa.
Sunyi...
Della mengedarkan pandangan matanya sampai telinganya mendengar suara erangan demi erangan bersahutan dari dalam sebuah kamar di lantai dua.
*
*
***Bersambung...
Mohon dukungannya selalu ya reader, like, komen, vote, favorit dan rate nya ya😊😊🙏🙏