NovelToon NovelToon
Paman, Ayo Kita Menikah

Paman, Ayo Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: shafrilla

Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga untuk membantumu.

"Tuan Alan, nyonya Dorothy. Kalian di tangkap atas kasus penipuan." seorang polisi datang untuk menangkap Alan dan isterinya.

"Apa yang kalian katakan? Penipuan apa?" tanya Alan.

Polisi memberikan surat penangkapan kepada Alan mengenai penipuan dan percobaan penjualan wanita.

"Tidak! Kami tidak bisa di tangkap!" seru Alan dengan suara yang begitu keras. dia memberontak dia mencoba untuk melepaskan diri dari polisi.

Tiga polisi itu memborgol tangan Alan dan Dorothy. suara teriakan Dorothy terdengar begitu keras, dia tidak terima ketika dirinya langsung ditangkap oleh beberapa polisi yang datang ke rumah Sierra. "Kalian tidak bisa menangkap ku! aku tidak bersalah!" teriak Dorothy.

Sepasang suami istri itu dimasukkan ke dalam mobil polisi. "Dasar anak sialan! anak iblis! lihat saja aku pasti akan memberimu pelajaran!" teriak Dorothy dari dalam mobil polisi.

Sierra bernafas lega ketika paman dan bibinya itu sudah ditangkap oleh polisi.

"Sekarang kamu bisa bernafas lega, karena paman dan bibimu itu akan membusuk di penjara." ucap Xavier.

"Aku mau ke tempat pengacara." ucap Sierra.

Dia melangkah hendak meninggalkan Xavier.

"Berhenti, kamu mau kemana?" tanya Xavier ketika melihat Sierra masuk ke dalam rumahnya.

"Aku mau mengambil beberapa surat berharga aku mau ke tempat pengacaraku." jawab Sierra .

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun Xavier mengikuti Sierra, istri kecilnya itu benar-benar merepotkan dan tidak bisa diam sama sekali. ketika memasuki rumah yang tidak terlalu mewah namun terkesan sangat menyenangkan itu Xavier menatap bangunan yang interiornya sederhana namun terkesan begitu hangat.

Langkah kaki Xavier terhenti, dia melihat sebuah foto yang terlihat begitu imut dan manis, foto Sierra waktu kecil digendong oleh ayahnya. foto Sierra yang merangkul ayahnya terlihat menarik perhatian Xavier, tanpa sengaja tangannya terulur mengambil foto yang terpajang di meja ruang tamu, tak menunggu lama pria itu menoleh ke kanan dan ke kiri, tangannya begitu cepat, dia langsung mengambil dua foto yang terpampang di meja tersebut, mengambilnya kemudian memasukkan ke sakunya.

"Kalau sampai si sarang lebah tahu aku mengambil fotonya, bisa babak belur mukaku." ucap Xavier dalam hati dia kemudian berjalan menaiki anak tangga menuju lantai 2.

Sierra memasuki salah satu ruangan Xavier pun mengikutinya, ketika masuk ketua ke dalam ruangan itu beberapa foto keluarga Sierra menempel di ruangan itu beberapa foto Sierra bersama kedua almarhum ibunya. "jadi mereka orang tuamu?" tanya Xavier.

Sierra memberi balasan menganggukkan kepalanya, dia kemudian membungkuk membuka sebuah lemari. Di dalam lemari itu ada brankas yang tidak ada yang tahu, brankas tersembunyi yang tahu hanya Sierra dan ayahnya.

"Aku mau ke tempat pengacara dulu, paman." ucap Sierra Setelah mengambil beberapa surat-surat berharga.

"Aku akan mengantarmu." jawab Xavier.

Sierra menyipitkan kedua matanya, Dia seolah merespon dengan wajah yang sedikit terkejut. "Mau menolongku? tumben sekali?" tanyanya.

Xavier menghela nafas sedikit dalam kemudian menatap Sierra. "Ada harga yang harus kamu bayar untuk pertolonganku." jawab Xavier.

"Emang susah ya kalau jadi istri kontrakan gini, setiap kali bantu mau bayaran. Memangnya Paman mau potong uang sakuku ya?" tanya Sierra sembari melipat tangan di dada.

"Siapa bilang." jawab Xavier yang kemudian memalingkan wajahnya.

"Lalu?" tanya Sierra kembali.

"Ya pokoknya ada persyaratan yang harus kamu lakukan nanti." jawab Xavier.

"Apa yang harus aku lakukan? jangan-jangan nanti Paman mau membuang ku ke suatu tempat?" tanya Sierra dengan kedua mata menyipit seolah menyelidik.

"Lagian siapa yang mau membuang mu? enak aja dibuang, nanti kalau kamu aku buang si pria pelakor itu pasti langsung membuka kedua tangannya." gumam Xavier dalam hati sembari memalingkan wajahnya. Xavier menatap foto seorang gadis muda dipeluk oleh kedua orang tuanya, foto Sierra ketika dia lulus dari SMA. Tatapan mata Xavier begitu tajam menatap wajah Sierra yang benar-benar begitu imut dan membuat jantungnya berdebar begitu kencang.

"Dua foto ini bawa saja ke rumah." tiba-tiba Xavier mengatakan itu, hal itu membuat Sera sedikit terkejut.

"Buat apa bawa fotoku itu?* tanya Sierra sembari menunjuk foto yang ditunjuk oleh suaminya.

"Bawa saja, mungkin nanti kamu pulang dengan alasan kangen sama orang tuamu, jadi bawa saja kedua foto ini aku akan menelpon sopir untuk menjemput kita." jawab Xavier yang kemudian keluar dari ruangan itu dengan senyum yang tertahan.

"Itu pria aneh-aneh aja, ngapain juga nyuruh bawa foto segede ini, lagi pula menyuruh tapi tidak mau bantu." Sierra menggerutu. sesaat kemudian Xavier kembali masuk dan mengambil dua foto yang berukuran lumayan besar itu.

Setelah mengambil beberapa surat berharga Sierra kemudian mengunci pintu rumahnya, dia memberikan dua foto yang tadi diminta oleh Xavier. Sopir pribadi Xavier sudah datang ke rumah tersebut.

"Bawa foto ini pulang ke rumah." perintah Xavier yang kemudian menarik tangan Sierra dan membawanya ke rumah pengacara keluarga Sierra. "Katakan di mana tempatnya?" tanya Xavier.

Sierra memberikan lokasi rumah pengacara keluarganya, setelah sampai di rumah pengacara orang tuanya nampak pengacara itu sangat terkejut ketika Sierra datang bersama dengan seorang pria yang memang sangat terkenal dan sangat dikenal di dunia advokat.

"Bukankah anda tuan Xavier Lincoln?" tanya pengacara orang tua Sierra.

Xavier hanya menganggukkan kepalanya,

"Dia siapa, Sierra?" tanya pengacara.

"Dia waliku, paman." jawab Sierra singkat.

"Paman atau siapa kamu?" tanya pengacara kembali.

Sierra tidak menjawab, Dia dia berfikir mengenai nama yang pantas untuk Xavier.

Xavier kemudian menyahut. "Aku suaminya." jawab Xavier yang membuat Sierra langsung menoleh dengan dua bola mata melotot tidak percaya.

"Suami?" pengacara langsung terkejut setelah mendengar jawaban dari Xavier.

"Iya, aku suaminya." jawab Xavier kembali.

Sierra tidak menjawab namun dia terkejut sembari tersenyum canggung kepada pengacara. "Hehehe..," tawa Sierra yang membuat pengacara menatap tajam kepada pria yang ada di depannya itu. pria yang sangat terkenal kejam di dunia bisnis.

"Benarkah? benarkah dia suami dari Sierra?" ucap tak percaya pengacara yang terus memperhatikan Sierra yang tersenyum canggung kemudian Dia memalingkan wajahnya. "Apakah anda yakin Tuan Xavier?" tanya pengacara kembali.

Xavier kemudian menunjukkan beberapa dokumen pernikahannya dengan Sierra. pengacara kembali melihat Sierra seolah tidak percaya, gadis yang beberapa hari lagi baru berusia 18 tahun itu ternyata sudah menikah.

"Kamu istrinya, Sierra?" pengacara terus bertanya seolah tidak percaya.

Sierra menganggukkan kepalanya sembari tersenyum aneh. "Iya pengacara." jawab Sierra yang kemudian menatap tajam kepada Xavier.

Inilah langkah pertama yang diambil Xavier untuk memberikan label paten kepada Sierra. "Ternyata suaminya ya..," pengacara manggut-manggut, dia menatap Xavier kemudian menatap Sierra, setelah itu dia melihat beberapa foto dokumen pernikahan. "Aku benar-benar tidak percaya hal ini." ucapnya kembali. setelah itu Sierra diminta untuk tanda tangan pengalihan seluruh warisan milik kedua orang tuanya. Walaupun sebagian besar warisan itu sudah dihabiskan oleh Alan beserta keluarganya.

"Oh ya Tuan Xavier, tolong jaga Sierra." ucap pengacara.

Xavier tidak menjawab namun dia hanya mengangguk, tatapan matanya itu tajam seolah mempertegas kalau wanita yang ada di depannya itu akan dia lindungi.

"Tumben sekali Paman mengakui aku sebagai istrimu, padahal di perjanjian kita tidak ada yang boleh saling mengakui?" tanya Sierra.

Xavier menghela nafasnya berulang kali, setelah itu menatap Sierra. "Kalau aku tidak mengakui mu pasti kamu akan mencari pria pelakor itu." gumam Xavier dalam hati yang kemudian mengajak Sierra untuk segera pulang.

*Bersambung*

1
Zheyra
lanjut
Herlina Susanty
lanjut thor smgt 😍💪
Zheyra
Xavier jual mahal banget
Zheyra
lanjut
shafrilla
terima kasih kak.
Rahma Inayah
mampir Thor moga bgus ceritanya lnjutkn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!