Nafkah Batin Sang Ibu Mertua

Hanna terus menggoda Andre yang sudah kehilangan mood,ingin sekali dia menghajar istrinya yang sudah berani membuat perasaanya benar-benar kesal.

"Sudah lah sayang,masak hannya karena wanita bodoh itu kamu harus begitu marah,kamu tidak menghargai aku disini,kamu tahu aku sampai membohongi papamu agar aku bisa menemui kamu karena aku sudah tidak bisa menahan kerinduan ini." Ucap Hanna sambil menciumi kekasih gelap nya itu.

Andre memang benar-benar berubah semenjak kedatangan ibu tirinya sekaligus pacarnya,dia lelaki yang begitu pintar menyembunyikan kebohongannya selama ini kepada Tasya yang sangat polos yang mempercayai setiap omongannya.

Andre mulai membalas pelukan ibunya,dia mengangkat tubuh Hanna dan membawanya ke dalam kamar di sana mereka menghabiskan malam yang begitu panas.

Seperti biasa Andre begitu hebat memuaskan kekasihnya,Hanna sampai tidak bisa berkata-kata bahkan dia mampu mengimbangi nafsu kekasihnya itu.

"Sayang kamu memang pria yang sangat hebat,aku sangat menciantai kamu,seandainya papamu sudah mati mungkin kita setiap malam bisa menikmati kebahagiaan ini." Ucap Hanna dengan senyum yang sangat puas.

Keringat membasahi tubuhnya,dia memeluk Andre yang berada di sampingnya,dia sedang menghisap sebatang rokok.Andre mengambil ponselnya untuk melihat jam sekarang ternyata sudah hampir subuh.

"Aku kembali ke kamar,nanti wanita bodoh itu kembali mencurigai ku." Ucap Andre yang di balas senyum pahit dari pacarnya.

"Kapan sih kamu cerai darinya? kamu tidak tau betapa cemburunya aku disaat kalian tidur berduaan, dan aku rasa kamu sangat menikmati malam bersamanya selama ini." Ucap Hanna dengan wajah masam yang membuat Andre tersenyum.

"Hmm dia memang masih gadis polos saat menikah dengan ku,dan bahkan dia sangat penurut,hanya itu yang bisa dia lakukan sebagai seorang istri,kehebatan mu di ranjang tak bisa dia imbangi dia tidak pernah membuatku puas selama ini." Jawab Andre jujur.

Sementara itu Tasya kembali terbangun tepat pada jam tiga pagi,lagi-lagi dia kaget melihat suaminya yang tidak ada disampingnya.Dia berusaha untuk memulihkan kesadarannya lalu beranjak dari tempat tidurnya.

Bagaimana bisa dia tidak curiga semenjak ibunya datang mengunjungi mereka setiap malam dia tidak pernah melihat suaminya itu,sementara selama ini suaminya selalu menempel di sampingnya.

Tasya membuka pintu kamarnya,suasana di luar cukup gelap membuatnya merinding lalu menghidupkan lampu.

"Mas...Mas..." Tasya memanggil suaminya,dia belum ada rasa curiga kepada mereka berdua kalau keduanya tidur di kamar yang sama.Sementara itu Andre yang mendengar suara istrinya dia langsung masuk ke kamar mandi dan sembunyi disana.

Hanna pura-pura keluar dari dalam kamar lalu menegur Tasya yang memanggilnya sudah subuh.

"Apa kamu tidak bisa diam,kenapa kamu ribut di subuh-subuh begini? dasar orang gila tiap hari selalu membuatku marah,mungkin saja suami mu sedang di kamar mandi." Ucapnya penuh emosi lalu menutup pintu dengan kasar seakan menunjukkan kalau dia sedang marah besar.

Tasya menarik napas berat,belom sempat dia menjawab ucapan ibunya dia sudah masuk kembali ke dalam kamar.Tasya kembali mematikan lampu dan masuk ke dalam kamarnya.

"Berat sekali memang cobaan ini,aku tidak menyangka mas Andre semudah itu berubah padahal selama ini dia begitu mencintai ku." Ucapnya dalam hati lalu kembali menutup tubuhnya dengan selimut.

🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺🌺