Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.
Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.
"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trovan 6
Kai dan Asdeath saling bertatap-tatapan, kemudian Kai segera bergerak terlebih dahulu dengan mengaktifkan "Shadow Curtain".
Sebuah tirai bayangan tebal diciptakan untuk menghalangi pandangan Asdeath, dengan cepat Kai melompat ke udara dan mengaktifkan "Shadow Blade".
Kai menciptakan sepuluh pisau bayangan dan mengarahkannya kearah Asdeath.
Namun, Asdeath hanya sedikit tersenyum dan bergumam "Skillnya banyak juga, menarik".
Asdeath mengangkat tusuk satenya, energi aneh melapisi tusuk sate tersebut. Asdeath dengan lihai menangkis setiap pisau bayangan yang datang dengan mudah bahkan tidak merusak tusuk sate kayu yang ia gunakan.
"Ctang!!" bunyi Asdeath yang menangkis serangan Kai.
Suara bising yang mereka buat dimalam hari terdengar oleh Lira. "Pertempuran?"pikir Lira.
"Suara pedang?"pikirnya mendengar suara benturan pedang dan segera bergegas keluar dari tenda.
Kai tidak menyerah dan terjun mendekat kearah Asdeath, "Shadow Strike" Kai menebas Asdeath dengan belatinya yang diperkuat.
"Energy Stab" serangan Kai terhenti dengan sebuah tusukan ringan dari tusuk sate, dan bahkan membuat Kai terpental mundur.
Kai melompat mundur.
Kai menggertakkan giginya dan meraih delapan belati yang ada di pinggangnya.
Kai melempar semuanya keudara, "Shadow Dagger" setiap belati mengeluarkan 10 belati bayangan dan kedelapan belati tersebut dilempar oleh Kai kearah Asdeath.
Menciptakan total 88 belati menghujani Asdeath. "Ghost" gumam Asdeath dan dirinya kemudian memudar lagi, belati belati tersebut menembus Asdeath selayaknya menembus udara, tidak memberikan dampak apapun pada Asdeath.
Dengan sisa dua belati tepat dikedua tangan Kai, Kai tidak ingin memberikan Asdeath waktu untuk istirahat, ia segera menggunakan "Shadow Chain" untuk mengikat pergelangan kaki Asdeath. Kali ini, Asdeath berhasil diikat menggunakan shadow chain.
"Hah!! berhasil juga"ucap Kai
"Pastinya dibalik kemampuan menghilang yang hebat itu, pasti ada batasannya kan?"
"Entah kemampuanmu itu menguras banyak energi, atau memiliki jeda penggunaan, ataupun sebagainya, tapi itu pasti ada kekurangannya kan"seringai Kai
"Mana mungkin ada skill yang perfect"gumam Kai
"haha sekarang, coba saja gunakan kemampuanmu itu lagi dan pastinya dirimu perlahan akan kehabisan energi"ejek Kai
"Oh atau kamj. bisa terima saja serangan dariku"tegas Kai sebelum kemudian melesat maju.
"Kukira kamu hanya fanatik belati yang tidak tau cara berpikir, tapi ternyata otak mu dipakai juga ya"gumam Asdeath.
Kai segera menggunakan "Shadow Dance" untuk meningkatkan kecepatan gerakan.
Serangan belati Kai terlihat mengalir seperti air dibawah cahaya bulan, gerakannya cepat seperti bayangan.
Kai tiba didepan Asdeath dan hendak menebas dadanya, tetapi saat belatinya hampir mengenai dada Asdeath. Asdeath bergumam "Explode" mengaktifkan ledakan energi kuat dari tubuhnya, memaksakan Kai untuk terpental mundur.
"Khh, apa-apaan itu?"ucap Kai
"Trik macam apa lagi itu"pikir Kai
"Oh itu namanya pelepasan energi dalam, tertarik mempelajarinya?"ucap Asdeath dengan rantai bayangan yang sudah hancur akibat ledakan energinya.
"Kalau tertarik, kamu harus memanggilku guru dulu kan"ucapnya menyeringai.
Asdeath kemudian menggunakan kemampuannya lagi untuk menghilang dari pandangan Kai.
Asdeath kembali muncul di belakang Kai dan dengan santai menepuk pundak Kai, "Dirimu itu lambat."
Kai terkejut "kemampuan itu lagi? apakah kemampuan itu tidak ada batasannya?" pikir Kai.
Kai segera menggunakan "Shadow Blink" untuk menjauh dari Asdeath.
Kai mencoba trik lain, ia menggunakan "Shadow Cage" dan menciptakan kurungan bayangan yang kuat untuk menahan Asdeath.
Namun, Asdeath memfokuskan energi dalamnya pada tusuk sate di tangannya.
Dan dalam sekali tusukan, kurungan bayangan itu hancur seketika.
Kai benar-benar terkejut dan terdiam, masih bingung bagaimana mungkin sebuah tusuk sate bisa menghasilkan serangan destruktif sebesar itu.
Melihat Kai yang terkejut dan lengah, kesempatan itu digunakan oleh Asdeath.
Memanfaatkan kemampuannya, Asdeath kembali menghilang dari pandangan Kai.
Asdeath seketima muncul dibelakang Kai dalam waktu sepersekian detik dengan tusuk sate yang sudah berada disamping leher Kai.
"Sekarang kamu harus memanggilku guru bukan?"
Kai menggertakkan giginya "Aku belum kalah" ia mencoba satu serangan terakhir, Kai mengaktifkan "Shadow Blink" untuk melepaskan diri dan muncul dari belakang bayangan Asdeath, "Shadow Execution" Kai mengayunkan belatinya dengan sekuat tenaga menyerang membabi buta kearah Asdeath.
"Mudah ditebak"gumam Asdeath mengaktifkan skill "Eagle Aye", mata ungunya bercahaya dan ia dapat melihat setiap tebasan dari Kai dengan jelas.
Dengan satu gerakan ringan, ia menangkap pergelangan tangan Kai di udara dengan presisi, lalu memutarkan tubuhnya dengan kecepatan tinggi, melempar Kai jatuh ke tanah.
"Bugh!"
Kai tersungkur, napasnya memburu. Ia mencoba bangkit, tapi tubuhnya sudah kelelahan.
Asap dari keributan yang mereka timbulkan berpencar kemana-mana.
"Kai? Asdeath?"teriak Lira datang menghampiri dan berusaha mendekat
Kai lelah dan terengah-engah.
"Pacarmu?"tanya Asdeath, "Oh bukan, ia seniorku"balas Kai.
"Apa yang kalian lakukan tengah malam begini?!"ucap Lira mendekat
"Uh.. Nona, kami hanya sparing ringan"ucap Asdeath
"Sparing ringan matamu, lihat sekarang Kai terluka"ucap Lira kesal
"Tenang saja, kita benar-benar hanya sparing ringan kok" ucap Kai.
Lira terlihat kesal dan segera mencubit telinga Kai, "Sparing? tidakkah kamu mengerti kata istirahat? besok kita ada misi dan kamu menghabiskan energi mu malam ini?"tegas Lira memarahi Kai.
"Aduh-aduh, maaf ga lagi, ga lagi"ucap Kai sedikit kesakitan.
"Hump, terserahlah"ucap Lira beranjak pergi memasuki tenda setelah memastikan kondisi Kai yang baik-baik saja.
"Wah senang ya rasanya memiliki seseorang yang perhatian"ucap Asdeath
"Ya setidaknya mungkin aku lebih unggul dibidang ini (asmara) dari pada dirimu kepala tengkorak"ucap Kai.
"Baiklah-baiklah, mari segera membahas evaluasi untukmu"ucap Asdeath
Asdeath menghela nafas sebelum berbicara.
"Pertama, serangan dan inisiasimu bagus tetapi tetap saja terlalu kaku"
"Kamu terlalu banyak berpikir dalam bertarung, ada kalanya kita harus fokus untuk membaca gerakan lawan bukan memikirkan langkah apa yang harus kulakukan selanjutnya."
"Penggunaan skill klonmu terlalu berantakan, setiap klon menyerang dengan serangan yang sama, itu ide buruk!"
"Tapi terlepas dari semua itu, yang paling penting adalah gerakanmu yang sangat kaku, mungkin kamu harus belajar teknik belati resmi dan tidak hanya belajar sendiri"
"Atau selamanya kemampuanmu akan terhenti disini"saran Asdeath.
"Sighhh.... bukankah kau bilang kau akan menjadi guruku? kalau begitu ajari aku"ucap Kai.
Asdeath menyeringai, "Baik bangunlah, aku akan mengajarimu setidaknya agar kemampuan belatimu tidak terlalu kaku.
Malam itu dihabiskan oleh Kai dan Asdeath, dimana Asdeath mengevaluasi kekurangan pada teknik Kai dan memberikannya beberapa masukan dilain sisi Kael menghabiskan sepanjang malam untuk bermeditasi ditendanya. ia bermeditasi dan memakan sisa jantung mutasi yang ia miliki, Kael berusaha mengembangkan dirinya dan berusaha untuk tidak tertinggal jauh.
Didalam kamar Wirn
Wirn membuka sebuah kertas dari kantongnya dan memeriksa nya, dikertas tersebut terdapat sebuah list nama seperti Cure Potion, Mana Potion, Yin Yang Herb, dan banyak list lainnya. list ini semuanya dicoret dengan tinta merah, menyisakan satu satunya tulisan tanpa tinta merah, yakni "Radiant Fruit", Wirn menggenggam kertas tersebut dan memasukkannya kembali ke kantong. "Aku harus mendapatkannya bagaimanapun caranya"gumam Wirn.